APA KATA TEOLOG : KITAB HENOCH

*Kitab Henoch* telah menjadi subjek diskusi di kalangan teolog Kristen selama berabad-abad. Meskipun beberapa tradisi Kristen, seperti Gereja Ortodoks Ethiopia, menerima Kitab Henoch sebagai kanonik, sebagian besar tradisi Kristen lainnya tidak memasukkannya dalam Alkitab. Berikut adalah beberapa pandangan kritis dari para teolog Kristen terhadap Kitab Henoch:

### 1. **Status Kanonikal**

– Salah satu kritik utama terhadap Kitab Henoch adalah status kanoniknya. Sebagian besar tradisi Kristen, termasuk Katolik, Ortodoks Timur, dan Protestan, tidak menganggap Kitab Henoch sebagai bagian dari kanon Kitab Suci. Ini disebabkan oleh fakta bahwa Kitab Henoch tidak diakui oleh otoritas Yahudi atau gereja-gereja awal sebagai teks yang diilhami secara ilahi.

### 2. **Asal Usul yang Tidak Jelas**

– Para teolog sering mengkritik asal usul Kitab Henoch yang tidak jelas. Teks ini diyakini ditulis oleh berbagai penulis pada periode yang berbeda-beda antara abad ke-3 SM hingga abad ke-1 M. Karena teks ini berasal dari banyak sumber yang berbeda dan ditulis dalam berbagai konteks historis, keaslian dan otoritasnya sering dipertanyakan.

### 3. **Ketidaksesuaian dengan Ajaran Alkitab**

– Beberapa konsep dan cerita dalam Kitab Henoch dianggap bertentangan dengan ajaran Alkitab yang diakui. Misalnya, kisah para “pengawas” (malaikat yang jatuh) dan pernikahan mereka dengan manusia dianggap tidak sejalan dengan pemahaman Kristen tradisional tentang sifat malaikat dan dosa. Juga, beberapa interpretasi eskatologis dalam Kitab Henoch dianggap terlalu spekulatif dan tidak didukung oleh Kitab Suci yang diakui.

### 4. **Pengaruh terhadap Literatur Apokrif dan Gnostik**

– Kitab Henoch telah berpengaruh terhadap literatur apokrif lainnya dan bahkan beberapa teks Gnostik. Beberapa teolog Kristen mengkritik teks ini karena dianggap memberikan landasan bagi ajaran-ajaran yang dianggap sesat oleh gereja. Misalnya, konsep-konsep esoterik dan mistik dalam Kitab Henoch kadang-kadang diadopsi oleh kelompok-kelompok Gnostik, yang ajarannya ditolak oleh gereja ortodoks.

### 5. **Kekhawatiran tentang Pengajaran Doktrinal**

– Beberapa teolog khawatir bahwa ajaran-ajaran dalam Kitab Henoch dapat menyebabkan kebingungan doktrinal di antara umat Kristen. Misalnya, fokus pada malaikat, setan, dan visi apokaliptik yang kompleks dapat mengalihkan perhatian dari ajaran inti tentang keselamatan, Kristus, dan Injil.

### 6. **Penafsiran yang Sulit**

– Kitab Henoch mengandung banyak bagian yang sulit ditafsirkan dan penuh dengan simbolisme yang kompleks. Para teolog sering mengkritik kitab ini karena sulit untuk ditafsirkan dalam konteks teologi Kristen yang lebih luas. Hal ini membuatnya kurang berguna sebagai sumber ajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan gereja.

### 7. **Tidak Diakui oleh Yesus dan Rasul-Rasul**

– Kritik lain adalah bahwa Yesus dan para rasul tidak pernah secara eksplisit merujuk pada Kitab Henoch sebagai teks otoritatif dalam pengajaran mereka. Sementara beberapa elemen dari Kitab Henoch mungkin tercermin dalam literatur Perjanjian Baru (seperti dalam surat Yudas), tidak ada bukti bahwa kitab ini dianggap setara dengan Kitab Suci oleh para pemimpin gereja awal.

### Kesimpulan

Secara keseluruhan, meskipun Kitab Henoch memiliki nilai historis dan budaya yang signifikan, banyak teolog Kristen mempertahankan pandangan kritis terhadapnya karena ketidakjelasan asal usulnya, status kanonik yang diperdebatkan, dan potensinya untuk memperkenalkan ajaran yang tidak sesuai dengan teologi Kristen ortodoks.

Ref.:Kitab Henokh

Kitab Henokh – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas