BUMI YANG SUNYI


BUMI YANG SUNYI
SH: Hab 2:1-20

Menanti. Mungkin itulah yang menjadi pekerjaan manusia seumur hidupnya. Habakuk berdiam diri. Surga sunyi, bumi pun sunyi. Ia hanya bisa melihat, memperhatikan, menanti datangnya pencerahan. Tuhan pun angkat bicara. Suatu kepastian tiba: orang benar akan hidup oleh iman. Kebenaran itu bukan sekadar satu pemahaman, namun tindakan, kebergantungan penuh kepada Allah. Orang-orang tertindas memang lemah, mereka tidak berdaya. Namun, kala mereka beriman kepada Allah, maka kehidupan yang benar semacam itu akan menyelamatkan mereka – Allah siap sedia menjaga.Kesunyian dibalas oleh Allah dengan nyanyian-nyanyian, lima kutukan bagi Babel. Pertama, celaka bagi mereka yang meraup harta orang secara tak jujur (ayat 6-8). Para penjarah ini tak kenal belas kasih, kadang menyita harta milik seorang yang berhutang secara prematur begitu saja tanpa peri kemanusiaan lagi. Peringatan telah datang kepada mereka bahwa sisa-sisa korban yang tak berdaya akan bangkit dan menjadi pemenang. Kejahatan akan dibalaskan.
Kedua, celaka bagi mereka yang melakukan eksploitasi untuk kepentingan dirinya atau kepentingan dinastinya (ayat 9-11). Orang-orang semacam ini membahayakan hidup orang lain. Ketidakadilan menempel pada diri mereka, bahkan batu-batu rumah pun meminta kebenaran! Ketiga, ada pula orang-orang yang menyebarkan kekerasan (ayat 12-14). Kecelakaan juga akan menimpa mereka. Sebaliknya, pengetahuan akan kemuliaan Allah terpatri akan memenuhi bumi. Pengetahuan ini bukan teoretis sifatnya, namun aktual secara penuh dalam segala keadaan nyata. Kehidupan sepenuhnya akan memancarkan sifat-sifat kemuliaan Allah yang kudus dan adil. Kedamaian akan bertakhta. Keempat, kutuk akan datang kepada mereka yang meninggikan diri dengan mempermalukan orang lain (ayat 15-17). Terakhir, para penyembah berhala akan mendapatkan celaka. Mereka bicara kepada berhala-berhala yang bisu. Sebaliknya, seluruh bumi seharusnya diam. Allah telah berbicara!
Renungkan:
Allah ada di surga, dan kita di bumi. Dalam keheningan dan kesunyian batinlah suara Ilahi datang menyapa kita.

PENDALAMAN AYAT AYAT
Full Life: Hab 2:2-20 – TULISKANLAH PENGLIHATAN ITU.
Nas : Hab 2:2-20
Dalam pasal Hab 2:1-20 Allah menjawab pertanyaan Habakuk mengenai kekuasaan jahat di dunia dan kemungkinan kemusnahan orang benar. Tuhan menyatakan bahwa akan tiba saatnya semua orang jahat akan dibinasakan dan orang yang tidak ikut digoncang hanyalah orang yang benar, mereka yang berhubungan dengan Allah oleh iman mereka

Full Life: Hab 2:6-20 – CELAKALAH ORANG.
Nas : Hab 2:6-20
Ayat-ayat ini mengucapkan kutukan-kutukan hukuman atas mereka yang “tidak lurus hatinya” (ayat Hab 2:4). Orang semacam ini akan dihukum karena merampas milik orang (ayat Hab 2:6-8), ketidakadilan (ayat Hab 2:9-11), kekerasan dan tindak pidana (ayat Hab 2:12-14), kebejatan (ayat Hab 2:15-17), dan penyembahan berhala (ayat Hab 2:18-20).

Jerusalem: Hab 2:6 – peribahasa
Ibraninya masyal, bdk Sir 39:2+. Amsal macam itu ialah sebuah sajak pendek pengejek yang memakai kiasan

Jerusalem: Hab 2:6 – nyanyian olok-olok
Ini menterjemahkan kata Ibrani melisah, artinya: teka-teki yang perlu diterangkan. Kelima kutuk berikut termasuk jenis sastera masyal dan melisah. Kutuk-kutuk itu berupa nubuat yang dengan bahasa kiasan melontarkan ancaman

Jerusalem: Hab 2:6 – Celakalah….
Bdk Wah 8:13. Kutuk pertama ini, Hab 2:6-8 mengenai keserakahan penjajah. Pikiran nabi terungkap dengan sebuah perumpamaan yang agak kabur. Orang Kasdim yang merampas milik orang lain akan menjadi berhutang kepada orang lain itu. Begitu orang Kasdim pada gilirannya menjadi umpan bangsa-bangsa yang telah dirampasinya dahulu dan yang sekarang menjadi berpiutang terhadap orang Kasdim.

SUMBER:
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=35&chapter=2&verse=6