GEORGE MULLER


George Müller
1805-1898

1.Pada zaman George Muller , pada abad ke-19, persoalan anak-anak yatim piatu merupakan masalah sosial yang serius di Inggris. Müller memulai karyanya pada April 1836, pada usianya yang ke-30. Layak ditorehkan dengan tinta emas, selama hidupnya, Müller mendirikan 117 sekolah yang mendidik lebih dari 120.000 anak muda dan yatim piatu. Dan ia tidak menganggap semua ini luar biasa, tetapi semua itu karena ia menerapkan prinsip-prinsip Alkitab. Ia menjadi gembala di Bethesda Chapel di Bristol. Gereja itu memunyai sekitar 2.000 jemaat saat dia meninggal.

2.Müller lahir pada 27 September 1805 di Kroppenstedt, sebuah desa dekat Halberstadt di Kerajaan Prussia (sekarang Jerman). Pada masa mudanya, ia dikenal sebagai anak nakal, suka pesta pora, mabuk-mabukan, berjudi, mencuri, dan menipu. Ketika ibunya sedang dalam perjuangan antara hidup dan mati, Müller — saat itu 14 tahun — sedang bermain kartu sambil bermabuk-mabukan bersama teman-temannya. Dalam bukunya, “Kisah tentang karya Allah dalam kehidupan George Müller”, ia menggambarkan hidupnya sebelum bertobat sebagai “cabul dan jahat”.
Pertobatan Müller terjadi saat ia berusia 20 tahun, sewaktu ia masih kuliah di Universitas Halle. Di Halle, ia belajar teologi di bawah bimbingan Friedrich Tholuck, dan lulus dengan prestasi yang baik dan pada kemudian hari sanggup berkhotbah dalam tujuh bahasa. Ia juga mengerti dua atau tiga bahasa Timur. Empat tahun setelah pertobatannya, ketika ia berada di Devon selama musim panas tahun 1829, ia bertemu dengan beberapa pendiri gerakan Brethren. Pertemuan inilah yang membawanya pada “pertobatan kedua” yang mengubah pandangan hidupnya. Untuk itu ia bersaksi:
“Aku menjadi percaya kepada Tuhan Yesus pada permulaan November 1825. Selama 4 tahun pertama, sebagai orang Kristen baru aku lemah dalam berbagai hal, namun pada bulan Juli 1829, aku merasakan perubahan total dalam hatiku. Aku menyerahkan seluruh hidupku kepada Tuhan. Kehormatan, kesenangan, uang, kekuatan fisik, kekuatan mental, semuanya kupersembahkan kepada Yesus dan aku menjadi pecinta firman Tuhan. Tuhan menjadi segala-galanya bagiku.”

3.Tahun 1830, Müller muda menikahi Mary Groves dan sekaligus meninggalkan harta duniawi; ia bergantung penuh kepada Tuhan untuk setiap kebutuhannya. Ia menjadi pendeta di suatu gereja kecil di Teignmouth, Inggris dan tidak digaji. Pada tahun 1832, ia pindah ke Bristol, Inggris, untuk menggembalakan gereja lain. Di sinilah pelayanan Müller yang kemudian dikenal di seluruh dunia sebagai “Bapa Yatim Piatu”. Pelayanan Müller dan istrinya bagi para yatim piatu dimulai tahun 1836 dengan memakai rumah mereka sendiri di Bristol untuk menghidupi 30 anak perempuan. Tidak lama setelah itu, ia membangun tiga rumah untuk menampung 130 anak-anak. Pada tahun 1845, seiring pertumbuhan pelayanannya, Müller “memimpikan” untuk membangun suatu gedung terpisah yang dapat menampung 300 anak. Baru pada tahun 1849, gedung itu menjadi kenyataan. Di Ashley Down, Bristol, itulah impiannya terwujud. Pada tahun 1870, ia sudah memiliki lima gedung yang menampung lebih dari 2.000 anak.
Untuk semuanya ini, Müller tidak pernah minta bantuan keuangan kepada siapa pun, juga tidak pernah berhutang, padahal lima gedung itu memerlukan biaya sebesar 100.000 poundsterling. Dan itu tidak mudah, bahkan sering kali ia menerima donasi makanan hanya beberapa jam sebelum waktu makan anak-anak. Hal ini semakin menguatkan imannya. Setiap selesai sarapan pagi, selalu ada pembacaan Alkitab dan doa, dan setiap anak diberikan sebuah Alkitab ketika meninggalkan rumah yatim itu. Müller benar-benar mengandalkan iman dan doa.

4.Pada tahun 1871, sebuah artikel di harian “The Times” memuat bahwa sejak 1836, sebanyak 23.000 anak telah dididik di sekolah itu dan ribuan lain telah disekolahkan di sekolah lain. Artikel itu juga menyatakan sebanyak 64.000 Alkitab, 85.000 tulisan, serta 29.000.000 buku rohani telah diterbitkan dan didistribusikan. Selain itu, Müller juga ikut membiayai 150 misionaris.

5.Pada tahun 1875, pada usia 70 tahun, Müller memulai perjalanan misinya. Selama 17 tahun, ia telah berkhotbah di Amerika, India, Australia, Jepang, Tiongkok, dan kurang lebih empat puluh negara lainnya. Ia telah menempuh perjalanan sejauh 200.000 mil (300.000 km) — sebuah prestasi yang luar biasa pada waktu itu. Kemampuan bahasa membuatnya dapat berkhotbah dalam bahasa Inggris, Perancis, Jerman, dan khotbahnya telah diterjemahkan ke lebih dari dua belas bahasa lain. Pada 1892, ia kembali ke Inggris dan ia meninggal pada 10 Maret 1898.

6.Müller adalah salah satu tokoh dengan iman yang patut diteladani. Iman yang betul-betul bergantung sepenuhnya pada Tuhan sebagai sumber kehidupan manusia. Iman yang berdampak besar, tak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi dunia sekitarnya. Inilah iman yang berdampak pada dunia sampai hari ini.
Dan yang luar biasa, semua itu masih berdampak sampai hari ini. Yayasan George Müller menerima dana dari segala penjuru dunia hampir setiap hari dengan cara yang sama, dengan doa, tanpa mengadakan acara penggalangan dana.
Sumber: http://biokristi.sabda.org/riwayat_hidup_george_m_ller_1805_1898

Lagu – Hatiku Percaya