PEKAN SUCI -MENJELANG JUM’AT AGUNG
HAMBA TUHAN YANG MENDERITA
YESAYA 53
https://id.wikipedia.org/wiki/Hamba_yang_Menderita
Hamba yang Menderita adalah suatu tema nyanyian atau sajak yang ditemukan dalam Kitab Yesaya. Ada 4 nyanyian (atau sajak) tentang Hamba Yahweh yang Menderita (bahasa Inggris: suffering servant of YHWH) di antara pasal 42 sampai 53 Kitab Yesaya. Allah memanggil hamba-Nya ini untuk memimpin bangsa-bangsa, tetapi dia disiksa dengan kejam. Hamba ini mengorbankan dirinya, menerima hukuman yang seharusnya untuk orang lain, dan akhirnya, dia diberi pahala. Keempat bagian itu adalah: Yesaya 42:1-9 ; Yesaya 49:1-12; Yesaya 50:4-9; Yesaya 52-53
Tradisi Yahudi : Interpretasi Yahudi terutama dari abad pertengahan Masehi menganggap “Hamba” ini sebagai metafora untuk bangsa Yahudi.
Tradisi Kristen: Orang-orang Kristen menganggap “Hamba yang Menderita” ini merupakan gambaran atau nubuat yang digenapi dalam diri Yesus Kristus.
Nyanyian keempat: Yesaya 53
Nyanyian ke-4 , dari Yesaya 52:13 sampai Yesaya 53:12, berisi kesengsaraan yang dialami “hamba yang menderita”. Identitas hamba ini dapat dideduksi dari pilihan kata penulisnya, apakah ini berkaitan dengan seseorang atau kelompok orang tertentu.
Ada yang beranggapan “hamba” ini adalah seseorang, dan mengusulkan nama-nama tokoh dalam sejarah Israel.[9] Hamba ini menanggung hukuman untuk orang lain dan akhirnya dia diberi kedudukan tinggi.
Di pihak lain, ada yang menggangap “hamba” ini adalah kelompok orang, khususnya bangsa Israel. Mereka telah menderita hampir 2000 tahun pembuangan, pogroms, hutang darah, penyiksaan oleh Hitler dan Nazi, serta terus menderita demi orang-orang lain (Yesaya 53:7,11-12).
Pilihan kata-kata penulis “kita”, “mereka”, dapat dianggap “hamba” ini berhubungan dengan sekelompok orang. Di awal pasal, “kita” berkonotasi negatif: “kita” tidak menghargainya, tidak senang melihatnya, tidak menarik bagi “kita”. Namun dengan kematian “hamba” ini, setelah ayat 4, “hamba” menanggung dosa “kita”, kelemahan “kita”, dan oleh bilur-bilurnya “kita” disembuhkan. Setelah kematiannya, “hamba” ini dimuliakan oleh Allah. Dengan pilihan kata-kata mengenai penderitaan yang dialami, para pengikut Yesus Kristus percaya bahwa nyanyian/sajak ini merujuk kepada kesengsaraan yang dialami Yesus sebagai Mesias, Juruselamat untuk orang-orang lain. Ini masih termasuk ke dalam “Tradisi Yahudi bahwa hamba ini diidentifikasikan dengan figur Mesias yang dinantikan.”
Yes 52:13–53:12 – PENDALAMAN TEKS
Nyanyian Hamba Tuhan yang menderita ini bisa dibagi menjadi lima bagian.
Pertama: 52:13-15. Bagian pendahuluan ini menyimpulkan bahwa hamba Allah ini harus mengalami direndahkan dan dihina sebelum ia ditinggikan dan dimuliakan.
Kedua: 53:1-3. Hamba Allah ini sejak awal pelayanannya sudah menderita penolakan yang dahsyat dari orang-orang yang dilayaninya.
Ketiga: 53:4-6. Orang-orang itu menyangka dia jahat dan berdosa sehingga ia menderita dihukum Allah, padahal dosa-dosa merekalah yang dipikulnya. Keempat: 53:7-9. Demi menyelamatkan orang-orang itu, ia tidak memberontak ketika ia diperlakukan seperti penjahat. Kematiannya pun dianggap sebagai kematian yang pantas bagi orang jahat.
Kelima: 53:10-12. Bagian penutup ini mengungkapkan keberhasilan hamba Allah tersebut dalam misinya. Kematiannya tidak sia-sia karena merupakan kurban penebus salah di hadapan Allah. Kematiannya berkhasiat memerdekakan para tawanan dosa. Ia bangkit kembali bagaikan pahlawan yang menang perang sehingga ia berhak menerima jarahan, yaitu para musuh.
Siapakah hamba Allah ini, yang telah menderita bahkan mati demi menyelamatkan umat yang dikasihi Allah dan bangkit mengalahkan kuasa dosa secara tuntas? Dalam Perjanjian Baru dan sampai sekarang hanya Yesus satu-satunya yang menggenapi Nyanyian Hamba ini. Oleh karena itu, Dia saja yang patut menerima pujian, hormat, dan sembah semua umat tebusan Allah.
LAGU PADA KAKI SALIBMU