Implikasi bagi Pemberitaan Kabar Baik
1.Dari penelusuran ini dapat disimpulkan bah-wa, kesamaan-kesamaan metafora atau per-umpamaan tentang perjalanan nyata dapat di-gunakan oleh kalangan Kristiani sebagai jalan masuk dalam proses membagikan injil pada penganut kepercayaan lokal. Karena kalangan Kejawen meyakini bahwa Sang Pencipta atau Kahanan Jati sebagai suatu hal yang kompleks dan melebihi kapasitas manusia memahami-Nya, maka penyampaian Injil sepatutnya tidak dilakukan dengan pendekatan mendeklarasi-kan atau menjelaskan keyakinan Kristiani ter-lalu dini.
2.Secara praktis, penyampaian Injil ini dilaku-kan melalui beberapa tahap.
2.1.Pertama, siapa yang membagikan Injil perlu terlebih dulu ber-ada dan hidup di dekat mereka. Hal ini mirip seperti apa yang dilakukan oleh Filipus yang duduk di samping sida-sida Etiopia, menjadi rekan perjalanannya (Kis. 8:31).
2.2. Kedua, setelah mereka merasa nyaman dan terbiasa dengan kehadiran sang pengikut Kris-tus, maka proses komunikasi lisan dapat dimu-lai. Dalam tahap ini perlu disampaikan kesa-maan paham bahwa ada perjalanan spiritual di dalam hidup manusia. Hal ini patut diungkap-kan dengan menggunakan baik bahasa sehari-hari yang sederhana, maupun dengan meta-fora atau narasi yang mereka biasa gunakan.Sepintas lalu dapat disampaikan juga pada me-re ka mengenai hal yang sama-sama diyakini, misalnya bahwa sama seperti kalangan Keja-wen, pengajaran Kristen juga memiliki banyak metafora dan perumpamaan yang sebenarnya menunjukkan keterbatasan kata dan bahasa manusia untuk mengungkapkan tentang diri Allah apalagi perjalanan spiritual manusia se-penuhnya.
2.3.Ketiga, setelah mereka merasa keyakinannya dihargai serta hadirnya relasi yang baik karena kesamaan-kesamaan yang dikenali, beberapa pertanyaan dapat diajukan kepada mereka, khususnya tentang hal-hal yang diakui oleh ka-langan Kejawen sebagai hal yang tidak dipa-hami mengenai Allah. Kepada mereka dibu-kakan pemahaman mengenai Allah di dalam Kristus sebagai Pribadi yang berbelas kasihan kepada umat manusia yang berdosa dan yang telah menebus mereka.Mereka diajak mengenali konsep dosa dan konse kuensinya. Seraya mengajak mereka me-mikirkan dalam perenungan mengenai kedua hal tersebut, seorang Kristen yang menyam-paikan Injil kepada mereka dapat membagi-kan perjalanan spiritual pribadinya serta ba-gaimana anugerah Allah di dalam Kristus te-lah dialaminya.
2.4. Pada tahap keempat sebagai klimaks, di momen yang Tuhan sediakan, me-reka dapat diperkenalkan kepada Tuhan Ye-sus dan karya penebusan-Nya di kayu salib.
KESIMPULAN
Kajian komparatif terhadap Serat Jatimurtidan perumpamaan tentang anak yang hilang dengan menggunakan analisis linguistik kog-nitif telah memperlihatkan ranah konkret se-ca ra eksplisit maupun ranah abstrak secara im-plisit. Dari ranah konkret maupun ranah ab-strak yang diperlihatkan oleh tiap karya sastra tersebut, tampak kesamaan metafora perjalan-an spiritual yang terdiri dari titik berangkat, proses perjalanan dan destinasi akhir menuju kepada Allah. Namun demikian, terdapat per-bedaan-perbedaan signifikan di antara kedua-nya.Serat Jatimurti memperlihatkan figur Allah yang penuh misteri dan abstrak, semen-tara perumpamaan tentang anak yang hilangmenyingkapkan sosok Allah sebagai pribadi yang secara nyata menunjukkan belas kasih-Nya kepada manusia berdosa dengan datang ke dunia di dalam diri Yesus Kristus untuk menghampiri, mencari dan menyelamatkan mereka yang terhilang dan bertobat kembali kepada-Nya.Serat Jatimurti tidak mengenal konsep dosa dan anugerah, sebaliknya perum-pamaan anak yang hilang menekankan pen-tingnya pengakuan dosa di dalam pemulihan relasi dengan Allah yang mau menyatakan anugerah-Nya kepada mereka yang bertobat. Kesamaan-kesamaan yang ada antara dua karya sastra tersebut dapat menjadi common ground untuk membangun komunikasi yang efektif bagi kesaksian Kristen, sementaraperbedaan-perbedaan yang ada dapat menjadi daya tarik untuk memperlihatkan keunikan Injil di dalam Kristus Yesus.
SUMBER:
Perjalanan Spiritual Homo Viator: Studi Komparatif Serat Jatimurti dengan Perumpamaan tentang Anak yang Hilang (Luk. 15:11–32)
https://ojs.seabs.ac.id/index.php/Veritas/article/view/465/400
Robby Igusti Chandra Sekolah Tinggi Teologi Cipanas,
Korespondensi: Robbycha@yahoo.com