INJIL INJIL GNOSTIK

PENDAHULUAN

Ketika mendengar kata Injil, biasanya kita langsung berpikir tentang empat Injil dalam Perjanjian Baru: Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Keempatnya adalah kabar baik tentang Yesus Kristus yang diilhami Roh Kudus dan diakui gereja sejak abad-abad pertama. Namun, di luar itu ada juga tulisan-tulisan kuno lain yang disebut Injil-injil Gnostik. Apa sebenarnya Injil-injil ini? Bagaimana kita sebagai jemaat harus menyikapinya?

 

I.Apa itu Gnostik?

Istilah Gnostik berasal dari bahasa Yunani gnosis yang berarti “pengetahuan.” Dalam teologi, Gnostisisme adalah suatu paham yang muncul di sekitar abad ke-2 Masehi. Paham ini mengajarkan bahwa keselamatan diperoleh bukan terutama lewat iman kepada Kristus, tetapi lewat “pengetahuan rahasia” (secret knowledge).

Bagi orang Gnostik, dunia jasmani dianggap jahat, sedangkan dunia roh dianggap baik. Karena itu, mereka cenderung menolak bahwa Yesus sungguh-sungguh menjadi manusia. Sebagian menganggap tubuh Yesus hanya semu, atau bahwa Kristus ilahi tidak benar-benar menderita di kayu salib.

Ajaran ini jelas berbeda dengan iman Kristen sejati yang mengakui bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia (Yohanes 1:14), sungguh mati dan bangkit demi keselamatan kita.

II.Apa itu Injil-injil Gnostik?

Injil-injil Gnostik adalah tulisan-tulisan kuno yang muncul beberapa ratus tahun setelah kehidupan Yesus, ditulis oleh kelompok Gnostik. Isinya sering kali menyerupai Injil, tetapi dengan ajaran yang menyimpang.

Beberapa contoh Injil Gnostik yang terkenal adalah:

  • Injil Tomas (Gospel of Thomas): berisi 114 perkataan yang dikaitkan dengan Yesus, banyak di antaranya bersifat mistis dan penuh teka-teki.
  • Injil Yudas (Gospel of Judas): menggambarkan Yudas Iskariot bukan sebagai pengkhianat, melainkan sebagai murid yang paling mengerti rahasia Yesus.
  • Injil Maria Magdalena (Gospel of Mary): menonjolkan peran Maria Magdalena dan memuat ajaran-ajaran yang bercampur dengan filsafat Gnostik.
  • Injil Filipus (Gospel of Philip): berisi tafsiran mistis tentang sakramen dan hubungan Yesus dengan Maria Magdalena.

Tulisan-tulisan ini ditemukan kembali pada abad ke-20, salah satunya dalam penemuan Naskah Nag Hammadi di Mesir tahun 1945.

 

III.Perbedaan dengan Injil Kanonik

Untuk membantu jemaat awam memahami perbedaan, berikut tabel perbandingan sederhana:

Aspek Injil Kanonik (Matius, Markus, Lukas, Yohanes) Injil Gnostik (Tomas, Yudas, Maria, Filipus)
Waktu Penulisan Abad 1 M, dekat dengan masa hidup Yesus dan para saksi mata Abad 2–3 M, jauh setelah masa para rasul
Isi Ajaran Menekankan kasih Allah, salib Kristus, dan kebangkitan sebagai pusat keselamatan Menekankan pengetahuan rahasia, menolak penderitaan Kristus sebagai jalan keselamatan
Pandangan tentang Dunia Dunia diciptakan baik oleh Allah, meski jatuh dalam dosa Dunia jasmani dianggap jahat, hanya roh yang murni
Pandangan tentang Yesus Allah yang menjadi manusia sungguh-sungguh, mati, dan bangkit Yesus sering digambarkan hanya sebagai guru rahasia, bukan Penebus yang menanggung dosa
Penerimaan Gereja Diterima sejak awal sebagai firman Allah Ditolak oleh gereja, dianggap sesat oleh bapa-bapa gereja

 

IV.Mengapa Disebut Injil?

Walaupun memakai kata “Injil,” sebenarnya Injil-injil Gnostik bukanlah kabar baik tentang Yesus. Istilah “injil” pada waktu itu kadang digunakan secara longgar untuk menyebut tulisan yang berisi ajaran atau perkataan yang dikaitkan dengan Yesus. Namun isinya berbeda jauh dengan Injil sejati.

 

V.Bagaimana Jemaat Menyikapinya?

Di era sekarang, Injil-injil Gnostik sering menjadi bahan film, novel, atau teori konspirasi. Contohnya, novel populer The Da Vinci Code banyak mengutip Injil Filipus dan Injil Maria. Akibatnya, banyak orang awam bingung dan bertanya-tanya: “Apakah ada Injil lain yang disembunyikan gereja?”

Untuk menolong jemaat, ada beberapa sikap yang perlu kita miliki:

  1. Jangan Takut Membaca, tetapi Selalu Kritislah
    Sebagai bahan sejarah, Injil-injil Gnostik bisa dibaca untuk memahami konteks pemikiran abad ke-2. Tetapi bacalah dengan sikap kritis, sadar bahwa ini bukan firman Allah.
  2. Pegang Teguh Alkitab Kanonik
    Empat Injil dalam Perjanjian Baru adalah kesaksian sejati tentang Yesus. Semua jemaat sebaiknya berpegang teguh pada Alkitab sebagai dasar iman, bukan tulisan lain.
  3. Pahami Bahwa Gereja Tidak Menyembunyikan
    Kadang ada tuduhan bahwa gereja “menyembunyikan Injil-injil lain.” Sebenarnya tidak. Gereja sejak awal sudah tahu tulisan-tulisan itu, tetapi menolaknya karena tidak sesuai dengan Injil Kristus.
  4. Ambil Hikmah Sejarah, Bukan Isi Ajarannya
    Injil-injil Gnostik bisa memberi gambaran tentang ajaran sesat yang melanda jemaat mula-mula. Dari sini kita belajar bahwa gereja sepanjang sejarah selalu berjuang mempertahankan kebenaran Injil.

VI.Nilai Bagi Jemaat

Walau tidak boleh dijadikan dasar iman, mengenal Injil-injil Gnostik bisa menolong jemaat dalam beberapa hal:

  • Menguatkan keyakinan bahwa Alkitab yang kita miliki sudah melalui proses seleksi Roh Kudus dan sejarah gereja yang panjang.
  • Mendorong apologetika, yaitu kemampuan menjawab orang yang mempertanyakan mengapa hanya ada empat Injil yang diterima.
  • Menyadarkan jemaat bahwa tidak semua yang memakai nama “Yesus” atau “Injil” benar-benar berasal dari Allah.

 

Penutup

Injil-injil Gnostik adalah tulisan kuno yang lahir dari kelompok-kelompok dengan ajaran menyimpang. Meski menarik secara sejarah, isinya tidak sejalan dengan iman Kristen yang sejati. Sebagai jemaat, kita dipanggil untuk mengenal, tetapi tidak terjebak. Kita boleh belajar tentang tulisan itu, namun pegangan utama kita tetap Injil Kristus yang disampaikan para rasul.

Yesus berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6). Inilah inti Injil yang sejati—bukan rahasia tersembunyi, melainkan kabar baik yang terbuka bagi semua orang.