Dari perspektif teologi Calvinis, yang berakar pada ajaran John Calvin, Kitab Imamat dapat ditinjau melalui beberapa tema utama yang relevan dengan pandangan teologis Calvinis, terutama mengenai kekudusan Tuhan, pemilihan ilahi, kedaulatan Tuhan, dan pengorbanan Kristus. Berikut adalah beberapa poin penting dalam Kitab Imamat yang akan dilihat melalui lensa teologi Calvinis:
1. Kesucian dan Kedaulatan Tuhan
Salah satu tema besar dalam Kitab Imamat adalah kesucian Tuhan dan panggilan umat untuk hidup kudus. Dalam teologi Calvinis, ini sangat konsisten dengan pandangan bahwa Tuhan adalah kudus, dan umat manusia, sebagai ciptaan-Nya, dipanggil untuk hidup sesuai dengan standar-Nya yang tinggi.
Calvin menekankan bahwa Tuhan adalah terpisah dan tidak dapat dicapai oleh manusia yang jatuh dalam dosa, tetapi melalui anugerah-Nya, manusia dapat dipulihkan untuk hidup dalam kesucian. Kitab Imamat dengan tegas menekankan bahwa umat Israel harus hidup terpisah dan berbeda dari bangsa-bangsa lain, yang sejalan dengan pandangan Calvinis tentang pemilihan umat Tuhan sebagai umat yang kudus dan terpisah untuk tujuan-Nya yang lebih besar.
Imamat 11:44-45 menyatakan:
“Aku adalah TUHAN, Allahmu, yang kudus. Maka kamu harus menguduskan dirimu dan menjadi kudus, sebab Aku adalah kudus.”
Dalam pandangan Calvinis, ini adalah peringatan akan pentingnya hidup yang dipisahkan untuk Tuhan, yang hanya dapat dicapai melalui kasih karunia-Nya.
2. Korban Sebagai Simbol Penebusan Dosa
Teologi Calvinis mengajarkan bahwa penebusan dosa terjadi melalui pengorbanan Kristus yang sempurna, dan ini dapat dilihat sebagai gambaran dalam hukum-hukum korban dalam Kitab Imamat. Menurut Calvin, korban-korban yang diberikan di dalam Imamat menunjukkan bahwa penebusan hanya dapat terjadi melalui pengorbanan darah, yang adalah bayangan dari pengorbanan Kristus yang sempurna di salib.
Dalam pandangan Calvinis, korban bakaran, korban penghapus dosa, dan korban keselamatan menggambarkan penebusan dosa dan pembenaran yang dicapai oleh orang percaya hanya melalui iman dalam Kristus yang disalibkan.
• Korban bakaran (Imamat 1) menekankan pengorbanan total, yang mengarah pada pengorbanan Kristus yang memberikan diri-Nya sepenuhnya.
• Korban penghapus dosa (Imamat 4) menekankan pentingnya pendamaian antara umat manusia yang berdosa dengan Tuhan yang kudus, yang dilakukan oleh Kristus melalui kematian-Nya.
Dalam teologi Calvinis, Kristus sebagai korban sempurna menggantikan korban-korban ini dan menggenapi semua yang disarankan oleh hukum-hukum dalam Kitab Imamat. Dalam hal ini, korban-korban tersebut bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan pratayang dari korban Kristus yang sempurna.
3. Anugerah dan Pemilihan Ilahi
Dalam pandangan Calvinis, pemilihan ilahi (doktrin predestinasi) menjadi penting dalam memahami bagaimana hubungan Tuhan dengan umat-Nya dijalin. Dalam Kitab Imamat, Tuhan memanggil umat Israel untuk hidup kudus dan memberi hukum-hukum yang mengatur kehidupan mereka. Pemilihan ini tidak berdasarkan tindakan atau kebaikan umat, tetapi semata-mata karena anugerah Tuhan yang tidak dapat dijelaskan.
• Imamat 20:26: “Kamu harus menjadi milik-Ku, sebab Aku ini TUHAN, yang memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku.”
Dalam teologi Calvinis, pemilihan ini mencerminkan bahwa umat Tuhan dipanggil untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya sebagai respons terhadap anugerah yang diberikan, bukan karena usaha atau tindakan manusia. Pemilihan Tuhan adalah tanpa syarat dan tidak tergantung pada apa yang dilakukan oleh umat tersebut.
4. Hukum dan Kewajiban Moral
Hukum-hukum dalam Kitab Imamat, meskipun ditujukan untuk bangsa Israel, sering dilihat dalam teologi Calvinis sebagai prinsip-prinsip moral yang mengarah pada kehidupan yang kudus. Hukum moral dalam Kitab Imamat mengatur aspek kehidupan sosial, seksual, dan agama. Dalam pandangan Calvinis, meskipun hukum-hukum tersebut secara langsung ditujukan untuk Israel, mereka mencerminkan prinsip moral universal yang dapat diterapkan oleh orang percaya dalam kehidupan mereka, meskipun tidak secara langsung terikat pada peraturan-peraturan ritual.
Imamat 19:2 mengatakan, “Kuduslah kamu, sebab Aku ini TUHAN, Allahmu, yang kudus.” Hal ini menunjukkan bahwa umat Tuhan dipanggil untuk hidup sesuai dengan standar moral yang tinggi, sejalan dengan prinsip pendidikan moral yang ditemukan dalam banyak pengajaran Calvinis tentang kehidupan yang berkenan kepada Tuhan.
5. Kristus sebagai Imam Besar
Dalam teologi Calvinis, Kristus dipandang sebagai Imam Besar yang lebih besar dari imam-imam yang tercatat dalam Kitab Imamat. Imam besar dalam Kitab Imamat bertugas untuk mempersembahkan korban bagi dosa umat, tetapi Kristus sebagai Imam Besar mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban yang sempurna. Ini adalah konsep yang sangat penting dalam teologi Calvinis, yang mengajarkan bahwa pengorbanan Kristus adalah satu-satunya pengorbanan yang diperlukan untuk penebusan dosa umat manusia.
Dalam Imamat 16, yang mencatat Hari Pendamaian (Yom Kippur), peran imam besar yang mempersembahkan korban untuk dosa bangsa Israel dipandang sebagai gambaran dari peran Kristus sebagai satu-satunya mediator antara Tuhan dan manusia, yang melakukan pendamaian melalui kematian-Nya di salib.
Kesimpulan
Dari sudut pandang teologi Calvinis, Kitab Imamat mengandung ajaran-ajaran yang sangat relevan, terutama dalam hal kesucian Tuhan, korban sebagai pendamaian, dan anugerah Tuhan yang tidak dapat dijelaskan. Hukum-hukum dan peraturan dalam Kitab Imamat menunjukkan kebutuhan untuk hidup kudus, yang hanya dapat tercapai melalui anugerah Tuhan dan penebusan dalam Kristus. Imamat, dengan korban-korbannya, menyiratkan bahwa Kristus adalah penggenapan sempurna dari segala yang diminta oleh hukum, dan umat Tuhan dipanggil untuk hidup sesuai dengan standar kesucian yang tinggi sebagai respons terhadap anugerah ilahi.