Maria dalam Kekristenan: Katolik dan Protestan
Berbagai Gelar Maria Di Katolik
Peran Maria dalam Gereja Katolik Roma adalah unik, dihormati sebagai Bunda Allah (Theotokos) dan model iman. Namun, istilah seperti Rekan Penebus (Co-Redemptrix) dan Rekan Pengantara (Mediatrix) telah menjadi sumber polemik teologis yang signifikan.
Gelar Rekan Penebus menekankan partisipasi istimewa Maria dalam penderitaan Kristus di kaki salib, menjadikannya “rekan kerja” yang luar biasa dalam karya keselamatan. Sementara Rekan Pengantara menunjukkan perannya sebagai perantara doa yang menghantar umat beriman kepada Kristus, sang satu-satunya Pengantara (1 Tim 2:5).
Pandangan Katolik dan Keputusan Vatikan
Meskipun gelar-gelar kontroversial tersebut memiliki pendukung, Gereja Katolik melalui Konsili Vatikan II dalam dokumen Lumen Gentium, memilih untuk menggunakan istilah yang lebih hati-hati. Vatikan II mengakui peran mediasi Maria, tetapi selalu dalam konteks bahwa hal itu tidak mengurangi atau menambah keunikan perantaraan Kristus.
Dalam perkembangan terbaru, Vatikan telah menegaskan kembali bahwa gelar “Co-Redemptrix” tidak tepat dan tidak boleh digunakan, seperti dalam dokumen Mater Populi Fidelis (November 2025). Penegasan ini bertujuan untuk menghilangkan kebingungan dan kekhawatiran ekumenis yang mungkin mengaburkan Kristus sebagai satu-satunya Penebus. Gereja Katolik terus menghormati Maria sebagai model kesetiaan dan pendoa syafaat, tetapi menghindari gelar yang berisiko menempatkannya setara dengan karya penebusan Kristus.
Pandangan Gereja Protestan
Berbeda dengan Katolik, mayoritas Gereja Protestan memiliki pandangan yang lebih minimalis terhadap peran Maria. Maria dihormati sebagai wanita yang diberkati (Lukas 1:42) yang dipilih Allah untuk melahirkan Juru Selamat.
Namun, teologi Protestan secara ketat berpegang pada prinsip Sola Scriptura (Hanya Alkitab) dan Solus Christus (Hanya Kristus). Oleh karena itu, Protestan menolak semua gelar yang menyiratkan peran mediasi atau penebusan bagi Maria, seperti Rekan Pengantara atau Rekan Penebus. Mereka berpendapat bahwa penghormatan yang berlebihan dapat mengalihkan fokus dari Yesus Kristus sebagai satu-satunya Pengantara (1 Tim 2:5) dan Penebus. Maria adalah teladan ketaatan, tetapi bukan objek doa atau penyembahan.
Singkatnya, baik Katolik maupun Protestan menghormati Maria, tetapi perbedaannya terletak pada seberapa jauh peran tersebut meluas. Meskipun Katolik telah membatasi gelar yang kontroversial, penolakan total terhadap peran mediasi Maria tetap menjadi titik perbedaan teologis utama dengan Protestan.