1.Dalam perumpamaan tentang Lazarus dan orang kaya (Lukas 16:19-31), setelah kematian mereka, orang kaya berada di Hades dalam penderitaan, sementara Lazarus dihibur di pangkuan Abraham. Orang kaya ini memang dapat melihat Lazarus dan berbicara dengan Abraham. Ia meminta Abraham untuk mengirim Lazarus agar memberi setetes air, dan kemudian meminta Abraham agar Lazarus diutus untuk memperingatkan saudara-saudaranya yang masih hidup, supaya mereka tidak mengalami nasib yang sama.
2.Namun, dalam perumpamaan ini, tidak ada indikasi bahwa orang kaya dapat secara langsung melihat dunia di mana saudara-saudaranya masih hidup. Ia mengetahui keberadaan mereka dan menyadari bahwa mereka masih hidup, tetapi pengetahuannya tentang kondisi mereka tampaknya didasarkan pada ingatan, bukan dari pengamatan langsung. Ia hanya memiliki kesadaran akan keadaan mereka dan khawatir bahwa mereka mungkin akan berakhir seperti dirinya jika tidak bertobat.
3.Abraham menjawab bahwa saudara-saudaranya memiliki Musa dan para nabi, yang merujuk pada Kitab Suci, sebagai peringatan. Hal ini menekankan bahwa firman Tuhan yang sudah ada cukup untuk memandu orang menuju keselamatan tanpa perlu adanya penampakan dari dunia orang mati.