MENYEMBELIH MEREKA DISANA???

Menyembelih Mereka di Sana?

Tafsir 1 Raja-raja 18:40 untuk Masa Kini

PENDAHULUAN

“Kata Elia kepada mereka: ‘Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorangpun jangan lolos!’ Lalu mereka menangkap orang-orang itu, dan Elia menyuruh membawa mereka ke sungai Kison, lalu menyembelih mereka di sana.” (1 Raja-raja 18:40)

Teks ini menggambarkan eksekusi massal 450 nabi Baal setelah Elia memenangkan duel dramatis di Gunung Karmel. Elia mengkomandoi seluruh proses—dari penangkapan hingga penyembelihan. Mengingat jumlahnya yang besar, kemungkinan besar Elia tidak sendirian, tetapi turut aktif berpartisipasi bersama rakyat Israel dalam eksekusi ini.

I.Konteks Historis yang Krusial

1.Tindakan Elia harus dipahami dalam kerangka teokrasi Israel kuno. Ini bukan pembunuhan sewenang-wenang, melainkan pelaksanaan hukum negara yang melarang nabi palsu (Ulangan 13:1-5; 18:20). Israel adalah negara yang langsung diperintah Allah, dan penyembahan Baal dianggap pengkhianatan nasional. Elia bertindak sebagai pelaksana hukum, bukan vigilante pribadi.

2.Namun konteks teokratis ini tidak dapat ditransfer ke masa kini. Tidak ada lagi teokrasi seperti Israel kuno, dan gereja bukanlah negara yang berwenang mengeksekusi hukuman mati atas nama agama.

II.Perkembangan Pewahyuan dalam Alkitab

1.Yang menarik, Alkitab sendiri menunjukkan progresivitas etika. Perjanjian Lama mencatat hukum “mata ganti mata” dan perintah pemusnahan dalam konteks tertentu. Namun Yesus mengajarkan hal berbeda: “Kasihilah musuhmu” (Matius 5:44). Ketika murid-murid ingin menurunkan api dari langit seperti Elia, Yesus justru menegur mereka (Lukas 9:54-55).

2.Ini bukan kontradiksi, tetapi perkembangan pemahaman tentang kehendak Allah. Kristus adalah puncak pewahyuan—interpretasi final tentang karakter Allah. Dan Kristus menolak kekerasan religius.

III.Bagaimana Umat Kristen Masa Kini Harus Membacanya?

1.Pertama, pahami bahwa Alkitab mencatat apa yang terjadi (deskriptif), bukan selalu memerintahkan kita melakukan hal sama (preskriptif). Tindakan Elia adalah bagian dari narasi penghakiman Allah dalam momen historis spesifik, bukan model universal.

2.Kedua, baca seluruh Alkitab melalui “lensa Kristus.” Yesus berkata, “Barangsiapa melihat Aku, ia melihat Bapa” (Yohanes 14:9). Kristus memberikan pemahaman paling akurat tentang karakter Allah—dan karakter itu adalah kasih yang menolak pembunuhan atas nama agama.

3.Gereja Kristen kontemporer yang sehat menolak keras kekerasan religius. Kita mengakui bahwa inkuisisi, perang salib, dan pembakaran “penyihir”—yang mengklaim dasar Alkitab—adalah kesalahan tragis.

Kesimpulan

Teks 1 Raja-raja 18:40 menantang kita untuk bergumul dengan Kitab Suci secara jujur. Ia mengingatkan bahwa pewahyuan Allah bersifat progresif, mencapai puncaknya dalam Kristus yang mengajar jalan damai dan kasih. Bukan relativisme moral yang membuat kita menolak kekerasan hari ini, melainkan kesetiaan pada Kristus—Firman yang menjadi manusia, dimana kita diperintahkan untuk melaksanakan Hukum Kasih.