SERI 3 NOVEL RAHASIA HATI KARL BARTH

Kasih yang Melampaui
Seri 3 dari Novel Fiksi Kristiani

1.Bab 1: “Bayang-bayang Waktu”
Musim dingin di Basel terasa lebih menggigit tahun itu. Karl Barth, di usianya yang ke-82, lebih sering menghabiskan waktu di kursi goyangnya, memandang keluar jendela perpustakaannya. Charlotte dan Nelly bergantian membacakan surat-surat dari para teolog dan muridnya dari seluruh dunia. Sesekali, Karl tersenyum mendengar perdebatan lembut kedua wanita itu tentang interpretasi teologisnya.
***”Kalian berdua,” katanya suatu hari, “adalah bukti bahwa kasih Allah jauh melampaui pemahaman manusia.”

2.Bab 2: “Perpisahan yang Tak Terduga”
Pagi itu, 10 Desember 1968, Charlotte menemukan Karl tidak bangun untuk sarapannya. Seperti biasa, ia telah bangun dini hari untuk menulis, tapi kali ini kepalanya terkulai di atas meja kerja. Charlotte memanggil Nelly dengan suara bergetar. Mereka berdua berlutut di sisi Karl Barth, teolog besar yang telah membawa mereka dalam perjalanan cinta yang tak biasa.
***Berita kematiannya menyebar dengan cepat. Para teolog dari berbagai penjuru dunia berdatangan ke Basel. Mereka tercengang melihat bagaimana Nelly dan Charlotte berdiri berdampingan di pemakaman, dua wanita yang telah berbagi cinta seorang pria dengan cara yang melampaui pemahaman dunia. 

Bab 3: “Dua Hati yang Ditinggalkan”
Di minggu-minggu setelah pemakaman, Nelly dan Charlotte sering duduk bersama di perpustakaan Karl. Mereka berbagi kenangan – Nelly tentang masa-masa awal pernikahannya, Charlotte tentang perdebatan teologis mereka yang berapi-api. Tidak ada lagi persaingan, yang ada hanya dua jiwa yang sama-sama kehilangan.
***”Dia meninggalkan kita berdua dengan begitu banyak cinta,” kata Nelly suatu malam, “mungkin supaya kita bisa terus berbagi.”

4.Bab 4: “Warisan Cinta”
Charlotte tetap tinggal di rumah keluarga Barth. Bersama Nelly, mereka mengedit manuskrip-manuskrip yang belum selesai, menjawab surat-surat dari para teolog, dan menjaga warisan pemikiran Karl. Anak-anak Barth, yang kini telah dewasa, sering berkunjung dengan cucu-cucu mereka. Rumah itu tetap hidup dengan cinta, sekalipun sang teolog telah tiada.
***Di malam-malam sunyi, kedua wanita itu sering berbagi cerita tentang Karl – tentang bagaimana ia bisa begitu serius dalam teologi namun kekanak-kanakan dalam hal-hal sederhana, tentang caranya tertawa, tentang bagaimana ia mencintai mereka dengan cara yang berbeda namun sama dalamnya.

5.Bab 5: “Epilog Sebuah Cinta”
Tujuh tahun setelah kepergian Karl, Charlotte mulai menunjukkan tanda-tanda sakit serius. Nelly, yang dulu dirawat Charlotte saat sakit, kini berbalik merawatnya dengan penuh kasih. Setiap pagi, ia membacakan bagian-bagian dari “Church Dogmatics” untuk Charlotte, mengenang masa-masa mereka bertiga tenggelam dalam diskusi teologi.
Charlotte von Kirschbaum meninggal pada 1975. Nelly mengatur pemakamannya dengan cermat, memastikan Charlotte dimakamkan tidak jauh dari Karl. Di hari pemakaman, Nelly berdiri sendirian, wanita terakhir dari sebuah kisah cinta yang tak biasa.

EPILOG
Tahun-tahun berikutnya, Nelly sering mengunjungi dua makam itu. Ia menulis dalam diarinya: “Orang-orang mungkin tidak akan pernah memahami bagaimana kami bertiga bisa saling mencintai dengan cara yang begitu dalam dan tulus. Tapi kami tidak butuh pemahaman dunia. Kami hanya butuh kasih Allah yang telah membawa kami bertiga dalam sebuah perjalanan yang luar biasa.”
***Kisah Karl Barth, Nelly, dan Charlotte menjadi kesaksian bahwa kasih sejati bisa hadir dalam bentuk yang tak terduga, dan bahwa kasih Allah jauh lebih luas dari batasan-batasan manusia.
#CintaAbadi
#WarisanKasih
#KasihSejati
#CintaMelampaui
#KesetiaanCinta
#PerdamaianKasih
#PerjalananCinta
#KenanganAbadi
#CintaYangPergi
#WartaKasih