ORDO SALUTIS 7 B


Sinergi: Pengudusan Adalah Anugerah Allah Dan Keterlibatan Setiap Orang Percaya

1.Dalam perspektif teologi Reformed, keselamatan bersifat monergi yaitu karya Allah Tritunggal yang penuh anugerah bagi manusia. Allah Bapa yang memilih dalam kekekalan/predestinasi (Efesus 1:4), Tuhan Yesus Kristus yang menebus oleh darah-Nya (Efesus 1:7) dan Roh Kudus yang memeteraikan (Efesus 1:13). Dengan tinggalnya Roh Kudus dalam kehidupan setiap orang percaya, maka setiap orang percaya telah memiliki kodrat ilahi (2 Petrus 1:4).

2.Dalam pengudusan, setiap orang percaya mengalami suatu keberadaan yang baru. Statusnya menjadi baru melalui kelahiran kembali dan posisinya yang baru melalui pembenaran. Melalui pembenaran, maka Roh Kudus menuntun setiap orang percaya dalam kehidupan yang saleh dan taat sebagai ungkapan syukur atas anugerah Allah yang menyelamatkan. Namun diri setiap orang percayalah yang harus menjalankan ketaatan dan kehidupan yang saleh seumur hidupnya untuk menjadi anak-anak terang dan senjata-senjata kebenaran.

3.Teologi Reformed sangat ketat dengan pernyataan keterlibatan manusia dalam pengudusan. Apabila disebutkan bahwa manusia mengambil bagian (sinergi) dalam proses pengudusan, hal ini tidak berarti bahwa manusia adalah pelaku bebas dari pekerjaan pengudusan tersebut, sehingga dikatakan bahwa pengudusan adalah sebagian hasil pekerjaan Tuhan dan sebagian lagi adalah hasil pekerjaan manusia. Namun sesungguhnya, hanya Tuhan yang memungkinkan pekerjaan pengudusan tersebut melalui manusia sebagai alat. Tuhanlah yang menggerakkan manusia untuk berdoa dan bekerja bersama-sama dengan Roh Kudus dalam pengudusan. Setiap orang percaya memang harus bekerja bersama dengan Roh Kudus dalam proses pengudusan tersebut sebagaimana yang dinyatakan oleh Alkitab bahwa setiap orang percaya harus melawan dan mengalahkan pencobaan dan kejahatan. Hal ini menegaskan bahwa setiap orang percaya harus bertindak aktif dalam mengalahkan segala godaan dalam kehidupan (Roma 12:9, 16-17; 1 Korintus 6:9-10; Galatia 5:16-23). Setiap orang percaya juga dipanggil dan diperintahkan untuk terus-menerus hidup dalam kekudusan. Mereka harus giat memakai semua sarana yang Tuhan anugerahkan kepadanya untuk meningkatkan kehidupan yang rohani dan karakter yang sepadan dengan karakter Kristus.

Mortificatio: Pengudusan Adalah Kematian Manusia Lama
Alkitab menggambarkan hal ini sebagai tindakan Allah yang mana kecemaran dan kerusakan natur manusia (depravity of man) yang merupakan akibat dari dosa setahap demi setahap disingkirkan. Proses pengudusan ini dinyatakan oleh Alkitab sebagai penyaliban manusia lama yang dikaitkan dengan kematian Tuhan Yesus Kristus di salib. Manusia lama adalah natur manusia yang masih dikuasai dosa sebelum seseorang memercayai Tuhan Yesus Kristus. Dalam keberadaan sebagai “orang kudus” dengan statusnya yang baru di dalam Kristus, maka bagi setiap orang percaya keberadaan manusia lama telah turut disalibkan atau telah mati (Roma 6:6). Karena itu, setiap orang percaya harus memandang bahwa mereka telah mati bagi dosa, tetapi hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus (Roma 6:11). Karena itu dosa jangan lagi berkuasa atas kehidupan setiap orang percaya. Setiap orang percaya harus membuang segala hawa nafsu dan keinginannya sebagai sifat-sifat dari manusia lama. Sifat-sifat manusia lama yang disebut oleh Paulus sebagai perbuatan daging, yakni Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. (Galatia 5:19-21). Semua hal itu tidak boleh lagi menjadi perilaku setiap orang percaya yang telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Karena Roh Kudus saat ini telah mendiami dan menguasai setiap orang percaya.

Vivificatio: Pengudusan Adalah Kebangkitan Manusia Baru
Anugerah yang besar bagi kehidupan setiap orang percaya adalah setiap orang percaya telah mengenakan manusia baru (Efesus 4:24; Kolose 3:10). Status setiap orang percaya yang telah dilahirkan kembali oleh Roh Kudus memicu orang tersebut untuk memiliki keinginan untuk hidup sepadan dengan status tersebut. Setiap orang percaya telah mati bagi dosa, maka ia hidup bagi Allah. Setiap orang percaya sudah disalibkan dan dibangkitkan bersama dengan Kristus, maka ia bebas dari dosa. Roh Kudus terus menerus bersaksi dalam dirinya. Oleh sebab itu, maka setiap orang percaya tidak hidup lagi menurut daging, melainkan oleh Roh Kudus ia mematikan perbuatan-perbuatan tubuhnya (Roma 8:13). Inilah salah satu keagungan dari aspek pekerjaan Roh Kudus dalam diri setiap orang percaya pada masa kini yakni pengudusan (Santification). 44 Seseorang yang menjadi milik Yesus Kristus, maka ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Apabila ia hidup oleh Roh, maka baiknya hidupnya juga dipimpin oleh Roh (Galatia 6:24-25). Dengan demikian maka kehidupannya akan menghasilkan buah Roh, yakni kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22-23). Karena itu, pengudusan berarti juga terwujudnya kehidupan yang baru (dalam pengalaman hidup sehari- hari) dalam diri setiap orang percaya yang telah mengenakan manusia baru di dalam Kristus. Pengudusan adalah tindakan Allah yang mana sikap jiwa yang kudus diperkuat, tindakan-tindakan-tindakan yang kudus makin meningkat, jalan hidup yang baru diperlihatkan oleh setiap orang percaya. Struktur lama dari manusia yang cenderung berdosa dibuang dan struktur baru yang dari Allah yang telah mengaruniakan “kodrat atau benih ilahi” dalam diri setiap orang percaya menempati kehidupan dalam diri orang tersebut. Kedua hal ini dalam pengudusan tidak terjadi dalam urutan-urutan melainkan terjadi bersama-sama. Pada waktu seseorang menerima Tuhan Yesus Kristus, maka manusia lamanya telah mati tersalib dan ia mengenakan manusia baru. Adapun efek dosa yang merupakan pengaruh dari manusia lama perlahan-lahan musnah dan buah Roh sebagai hakikat dari manusia baru itu muncul. Pengudusan sering disebut dalam Alkitab “dibangkitkan bersama-sama dengan Kristus” (Roma 6:4-5; Kolose 2:12; 3:1-2). Hidup yang baru yang dihidupi oleh manusia baru adalah sebuah hidup bagi Tuhan (Roma 6:11; Galatia 2:19). Bersambung ………………………