(HARI TUHAN 4)
Renungan: Memahami Keadilan dan Kasih Karunia Allah
Bacaan Alkitab: Roma 3:23-26
Pertanyaan Katekismus Heidelberg:
P9: Apakah Allah berbuat tidak adil kepada manusia dengan menuntut dalam hukum-Nya apa yang manusia tidak dapat lakukan? J: Tidak, Allah menciptakan manusia mampu melakukannya, tetapi manusia, karena bujukan iblis dan ketidaktaatan kehendaknya sendiri, merampas dirinya sendiri dan semua keturunannya dari karunia ilahi tersebut.
P10: Apakah Allah akan membiarkan ketidaktaatan dan pemberontakan seperti itu tidak dihukum? J: Tentu tidak. Dia sangat marah dengan dosa asal maupun dosa aktual kita, dan akan menghukum mereka dalam penghakiman-Nya yang adil di waktu dan kekekalan, seperti yang telah Dia nyatakan: “Terkutuklah setiap orang yang tidak terus melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam Kitab Hukum.”
P11: Tetapi bukankah Allah juga penuh kasih karunia? J: Allah memang penuh kasih karunia, tetapi Dia juga adil. Keadilan-Nya mengharuskan bahwa dosa, yang dilakukan terhadap kemuliaan tertinggi-Nya, dihukum dengan hukuman tertinggi—hukuman kekal tubuh dan jiwa.
Refleksi:
Bayangkan kamu meminjam buku favorit temanmu dan secara tidak sengaja menumpahkan kopi di atasnya. Kamu merasa sangat bersalah dan meminta maaf, tetapi temanmu wajar saja merasa kesal. Mereka mungkin memaafkanmu, tetapi buku itu tetap rusak, dan seseorang harus menggantinya.
Ini seperti hubungan kita dengan Allah. Kita diciptakan baik dan mampu mengikuti hukum-Nya, tetapi melalui pilihan kita sendiri dan pengaruh dosa, kita gagal. Keadilan Allah berarti Dia tidak bisa begitu saja mengabaikan dosa kita—dosa itu harus diatasi. Namun, kasih karunia Allah berarti Dia menyediakan jalan bagi kita untuk diampuni melalui Yesus Kristus.
Poin Utama:
- Keadilan Allah: Allah itu adil dan benar. Dia tidak bisa mengabaikan dosa karena itu bertentangan dengan sifat kudus-Nya.
- Tanggung Jawab Kita: Kita bertanggung jawab atas dosa-dosa kita dan tidak bisa memenuhi standar Allah dengan usaha kita sendiri.
- Kasih Karunia Allah: Meskipun kita gagal, kasih dan kasih karunia Allah bersinar. Dia mengirim Yesus untuk menanggung hukuman yang seharusnya kita terima, menawarkan kita pengampunan dan hubungan yang dipulihkan dengan-Nya.
Doa:
Ya Allah, terima kasih atas keadilan dan kasih karunia-Mu. Bantu kami memahami keseriusan dosa-dosa kami dan anugerah luar biasa dari pengampunan-Mu melalui Yesus. Bimbing kami untuk hidup dengan cara yang menghormati-Mu. Amin.
Bagikan renungan ini dengan teman-teman atau kelompok remajamu! Bagaimana pandangan ini tentang keadilan dan kasih karunia Allah beresonansi denganmu?