POLITIK 36,37


PELENGKAP KATEKISMUS HEIDELBERG: Bidang Politik

36. Pertanyaan: Mengapa Alkitab mengajarkan bahwa kekuasaan negara diterima sebagai bentuk anugerah Allah?

Jawab: Kekuasaan yang melekat pada manusia, sekecil apa pun, itu adalah anugerah Tuhan. Tuhan mempunyai maksud terhadap kekuasaan yang diberikan kepada manusia. Kekuasaan adalah “tangan Tuhan” untuk mengatur dan mewujudkan hidup manusia yang semakin beradab. Dengan kata lain, melalui manusia Tuhan berkuasa dan memerintah dunia agar terwujud kehidupan yang damai sejahtera. Oleh karena itu, setiap pemerintah, layak disebut sebagai hamba Allah karena tugas setiap pemerintah adalah melayani kehendak Allah di dunia ini.
Dalam menjalankan tugasnya itu, pemerintah diberikan kuasa untuk menggunakan “pedang kekuasaan” untuk membalaskan murka Allah kepada mereka yang berbuat jahat.a Artinya, pemerintah diberi wewenang dan kuasa untuk bertindak tegas, membela dan menegakkan keadilan dan memberantas kejahatan. Memang, kecenderungan hidup manusia setelah jatuh dalam dosa adalah membenci Tuhan dan sesamanya,b yang kemudian mengakibatkan tindakan-tindakan yang merusak. Melalui pemerintah yang baik, Tuhan berkarya membangun kebaikan dan melawan kejahatan. Tugas pemerintah adalah mewujudkan misi Allah di dunia. Pemerintah yang meninggalkan misi Allah akan gagal dan manusia akan diperintah oleh kejahatan.
______________________________________________________________________
a. Roma 13:4: Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. (band. Katekismus Heidelberg, pert. 105 dan pert. 110)
b. Roma 3:23-24: Karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh anugerah-Nya telah dibenarkan dengan cumacuma melalui penebusan dalam Kristus Yesus. Mazmur 36:2: Dosa bertutur di lubuk hati orang fasik; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu, … Mazmur 14:1-3: Orang bebal berkata dalam hatinya: “Tidak ada Allah.” Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik. TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. (band. Katekismus Heidelberg, pert. 8)

37. Pertanyaan: Alkitab memahami bahwa kekuasaan negara merupakan anugerah Allah. Lalu, bagaimana sikap umat Kristen terhadap negara dan pemerintah?

Jawab: Umat Kristen berkewajiban untuk menghormati dan menaati pemerintah dan negara,a dengan berperan sebagai warga negara yang baik, yaitu yang patuh pada pemerintah dan mampu menjalin relasi yang harmonis dengan sesama warga negara. Sikap patuh/ taat kepada negara dan pemerintah harus diwujudkan terhadap kekuasaan yang paling tinggi sampai yang paling rendah.b Akan tetapi, kepatuhan orang Kristen terhadap negara dan pemerintah bukan kepatuhan buta, yang asal menaati apa saja yang diperintahkan oleh pemerintah. Kepatuhan orang Kristen terhadap negara harus mempunyai persyaratan kebenaran.
_______________________________________________________________________
a. Matius 22:19-21: Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu.” Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
b. 1 Petrus 2:13-14: Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik Roma 13:1-2,5: Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu siapa yang melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. … Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena murka Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita

SUMBER:
http://www.heidelberger-katechismus.net/daten/File/Upload/PKH1-04Indonesia.pdf