PROTO EUANGGELION ; SEBUAH JANJI INDUK
Kejadian 3:15
Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu a dan keturunannya; b keturunannya akan meremukkan kepalamu, c dan engkau akan meremukkan tumitnya 1 .”
1. Seorang Bapak Gereja yang hidup di abad kedua setelah Kristus bernama Irenaeus, menyebut ayat ini sebagai Protoeuanggelion. Proto artinya pertama (seperti pada kata prototype atau tipe yang pertama) dan euanggelion artinya kabar baik; berita sukacita. Jadi, protoeuanggelion artinya Injil yang Pertama.
Dalam konteks yang sempit, yang disebut Injil adalah keempat kitab pertama dalam Perjanjian Baru (Matius; Markus; Lukas; Yohanes). Keempat kitab ini pantas disebut Injil karena berisi tentang pribadi, kehidupan, dan karya Yesus Kristus yang menebus dan menyelamatkan umatNya. Tapi ternyata jauh sebelum Yesus turun ke dunia; dan jauh sebelum keempat kitab Injil ditulis, sudah ada kabar baik yaitu Kejadian 3:15.
2.Ada yang menyebut Kejadian 3:15 ini sebagai janji induk, karena dari janji induk ini, berkembang janji-janji berikutnya, misalnya kepada Nuh, Abraham, Musa, Daud, para nabi, dan puncaknya tergenapi dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus. Mendengar istilah “janji” tentu kita membayangkan ada sebuah yang baik. Sama seperti ketika Anda berjanji kepada pacarmu untuk menemaninya sepanjang malam ini di telepon atau janji untuk setia pada isterimu. Tapi dalam Kejadian 3:15 ini, kita justru membaca sebuah janji adanya permusuhan. Bukankah ini lebih tepat disebut sebagai sebuah ancaman?
3.Bagi iblis, ayat ini memang merupakan sebuah ancaman, tapi bagi kita yang telah jatuh dalam dosa, ini adalah kabar baik. Ada sebuah janji bahwa keturunan perempuan (dalam Alkitab berbahasa Inggris menggunakan kata ganti orang kedua tunggal, yaitu “he“) akan meremukkan kepala ular, meskipun ular akan meremukkan tumitnya.
Ayat ini digenapi dalam pribadi, kehidupan, dan karya Tuhan Yesus Kristus. Di atas kayu salib, Yesus mati menebus dosa-dosa kita. Ia menggantikan kita yang seharusnya menanggung murka Allah, dan sebaliknya, kebenaran Kristus dikenakan/diperhitungkan kepada kita. Jadi ada sebuah substitusi; ada korban pengganti yang menggantikan kita menanggung murka Allah.
4.Karena korban Kristus itu, kini kita diperdamaikan dengan Allah Bapa. Itu sebabnya ketika Yesus mati di kayu salib, tirai Bait Allah terbelah menjadi dua dari atas ke bawah. Allah telah mendamaikan diriNya dengan kita ciptaanNya yang telah jatuh, melalui perantaraan korban Kristus di atas kayu salib. Ada sebuah nyanyian rohani Kristen yang syairnya kurang tepat untuk kita nyanyikan, karena syairnya mengatakan, “bawaku untuk menyembahMu, di balik tirai yang suci.” Kalau orang Yahudi yang tidak percaya Yesus, menyanyikan lagu ini, mungkin masih tepat. Tapi bagi kita orang Kristen, tidak ada lagi tirai yang membatasi kita dengan Allah. Tirai itu telah robek menjadi dua.
Bangunan Bait Allah pun tidak kita perlukan lagi, itu sebabnya tahun 70 Masehi Tuhan menghancurkannya . Apabila tanah bekas bangunan Bait Allah dibangun menjadi bangunan apa pun, tidak masalah bagi kita. Karena Kristus dan TubuhNya, yaitu kita, adalah Bait Allah itu sendiri. Ingat ayat Firman Tuhan mengatakan, “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1 Korintus 3:16).