KESOMBONGAN-PSIKOLOGI AGAMA

PSIKOLOGI AGAMA: KESOMBONGAN ORANG FARISI

Mengatasi kesombongan, baik yang digambarkan dalam Alkitab mengenai orang Farisi maupun yang ada dalam diri kita, dapat ditinjau dari perspektif psikologi agama.

1.### Kesombongan Orang Farisi di Alkitab

Orang Farisi dalam Alkitab sering digambarkan sebagai kelompok yang sangat berpegang teguh pada hukum dan tradisi, tetapi juga sering disoroti karena sikap kesombongan dan merasa diri lebih benar dibandingkan orang lain. Beberapa contoh termasuk:

– **Lukas 18:9-14**: Yesus menceritakan perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai yang berdoa di Bait Allah. Orang Farisi memuji dirinya sendiri karena tidak seperti pemungut cukai, sedangkan pemungut cukai merendahkan diri dan memohon belas kasihan Tuhan.

– **Matius 23**: Yesus mengecam orang Farisi karena kemunafikan mereka, menyebut mereka sebagai “kuburan yang dilabur putih” yang tampak indah di luar tetapi penuh dengan kebusukan di dalam.

2.### Kesombongan dalam Diri Kita Semua

Kesombongan dapat muncul dalam berbagai bentuk dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti merasa lebih baik, lebih benar, atau lebih superior daripada orang lain. Ini bisa menghambat hubungan interpersonal dan pertumbuhan spiritual kita.

3.### Mengatasi Kesombongan dari Perspektif Psikologi Agama

3.1. **Refleksi Diri dan Kesadaran**:

– **Refleksi**: Melakukan introspeksi untuk mengenali area dalam hidup kita di mana kesombongan mungkin muncul. Ini bisa dilakukan melalui doa, meditasi, atau penulisan jurnal.

– **Kesadaran**: Menjadi sadar akan pikiran dan sikap sombong ketika mereka muncul dan berkomitmen untuk mengubahnya.

3.2. **Praktik Kerendahan Hati**:

– **Pelayanan dan Kepedulian**: Terlibat dalam kegiatan yang melayani orang lain dapat membantu mengembangkan sikap rendah hati dan empati. Melalui pelayanan, kita belajar untuk mengutamakan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan kita sendiri.

– **Pengakuan Kelemahan**: Mengakui bahwa kita memiliki kelemahan dan memerlukan bantuan dari Tuhan dan orang lain dapat menumbuhkan rasa kerendahan hati.

3.3.**Penanaman Nilai-nilai Religius**:

– **Ajaran Kasih Yesus**: Mengingat ajaran Yesus tentang kasih dan kerendahan hati dapat menjadi panduan dalam mengatasi kesombongan. Fokus pada perintah untuk mengasihi Tuhan dan sesama sebagai diri sendiri.

– **Doa dan Ibadah**: Melalui doa dan ibadah, kita dapat mendekatkan diri kepada Tuhan dan memohon pertolongan-Nya untuk membantu kita mengatasi kesombongan.

  1. **Pengembangan Kesadaran Kolektif**:

– **Komunitas Religius**: Terlibat dalam komunitas religi yang mendukung pertumbuhan spiritual dan memberikan dukungan moral dapat membantu dalam mengatasi kesombongan. Diskusi dan studi Alkitab bersama bisa menjadi cara untuk memahami lebih dalam ajaran tentang kerendahan hati.

***Dengan menelaah kisah orang Farisi dan menerapkan prinsip-prinsip psikologi agama dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat berupaya untuk mengatasi kesombongan dan mengembangkan sikap rendah hati yang lebih mendalam.