KESOMBONGAN-TEOLOGI KOGNITIF

KESOMBONGAN ORANG FARISI, DIRI KITA DAN BAGAIMANA MENGATASINYA

Menelaah masalah kesombongan orang Farisi dan kesombongan dalam diri kita dari perspektif teologi kognitif dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang bagaimana keyakinan dan pemikiran teologis memengaruhi sikap dan perilaku kita.

1.### Kesombongan Orang Farisi dari Perspektif Teologi Kognitif

Lukas 18:9-14

**Keyakinan dan Pemikiran**:

– **Self-Righteousness**: Orang Farisi memiliki keyakinan bahwa ketaatan mereka pada hukum dan tradisi membuat mereka lebih benar dan superior dibandingkan orang lain. Ini adalah contoh dari keyakinan kognitif yang membentuk sikap kesombongan.

– **Pemahaman tentang Hukum dan Keadilan**: Mereka meyakini bahwa kesalehan mereka diukur berdasarkan kepatuhan eksternal terhadap hukum, bukan kondisi hati. Teologi kognitif menunjukkan bagaimana interpretasi hukum Tuhan yang kaku dapat mempengaruhi perilaku sombong.

2.### Kesombongan dalam Diri Kita dari Perspektif Teologi Kognitif

**Pengaruh Keyakinan Religius**:

– **Internalisasi Nilai-Nilai Agama**: Kesombongan bisa muncul ketika seseorang merasa bahwa pemahaman mereka tentang ajaran agama lebih benar daripada pemahaman orang lain. Ini bisa disebabkan oleh internalisasi nilai-nilai agama yang diterima tanpa refleksi kritis.

– **Dissonansi Kognitif**: Ketika perilaku seseorang tidak selaras dengan keyakinan mereka, dissonansi kognitif bisa terjadi. Misalnya, seseorang yang percaya pada ajaran kasih tetapi berperilaku sombong mungkin mengalami konflik internal yang mempengaruhi tindakan mereka selanjutnya.

3.### Mengatasi Kesombongan dari Perspektif Teologi Kognitif

**Transformasi Pemikiran**:

– **Refleksi Teologis**: Mendorong refleksi teologis yang mendalam tentang ajaran kasih dan kerendahan hati dalam agama. Menggunakan metode kognitif untuk merefleksikan bagaimana keyakinan ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

– **Pembelajaran Kognitif**: Melibatkan proses belajar yang berkelanjutan tentang ajaran agama yang benar-benar menekankan kasih, kerendahan hati, dan pengampunan. Ini bisa membantu mengubah pola pikir yang sombong menjadi lebih rendah hati.

**Intervensi Kognitif**:

– **Reframing**: Menggunakan teknik psikologis untuk mengubah cara pandang seseorang terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Misalnya, melihat kepatuhan religius sebagai kesempatan untuk melayani daripada sebagai prestasi pribadi.

– **Meditasi dan Doa**: Menggunakan meditasi dan doa sebagai cara untuk merenungkan ajaran agama dan memohon bimbingan Tuhan dalam mengatasi kesombongan. Ini bisa membantu memperkuat pemahaman tentang pentingnya kerendahan hati.

4.###Kesimpulan : Dengan menggabungkan prinsip-prinsip teologi kognitif, kita dapat lebih memahami bagaimana keyakinan religius dan pemikiran kognitif saling memengaruhi. Ini membantu dalam membentuk sikap yang lebih rendah hati dan sesuai dengan ajaran agama.