RANGKUMAN SRT YAKOBUS


RANGKUMAN SURAT YAKOBUS
RANGKUMAN
Surat Yakobus menegaskan iman seharusnya berjalan beriringan dengan agama sejati (1:1-27), iman sejati (2:1-3:12) dan hikmat sejati (3:13-5:20). Isi surat ini merupakan materi yang sama dengan Khotbah Yesus di atas bukit yang dikisahkan di Matius 5-7.

Yakobus memulai suratnya dengan menjelaskan tanda-tanda para pelaku iman. Di pasal kedua dan awal pasal ketiga, ia membahas soal keadilan sosial dan iman yang dibuktikan melalui perbuatan. Ia kemudian membandingkan dan membenturkan perbedaan antara hikmat dunia dan Allah, dan karenanya meminta kita menjauhi yang jahat dan mendekat kepada Allah.

Yakobus menyatakan beberapa teguran kepada orang kaya yang menyombongkan diri dan mereka yang mengandalkan dirinya sendiri. Dia mengakhiri suratnya dengan menguatkan orang Kristen untuk bersabar dalam penderitaan, mendoakan dan mengasihi satu sama lain, dan memperkuat iman melalui persekutuan.

HUBUNGAN
Surat Yakobus menyatakan hubungan antara iman dan perbuatan dengan jelas. Orang Kristen Yahudi yang masih begitu terikat kepada hukum Taurat kesulitan memahami bahwa tidak ada manusia yang dibenarkan karena perbuatannya (Galatia 2:16).

Yakobus menyatakan kalau tidak ada orang yang sanggup memenuhi tuntutan Taurat, karena kesalahan terkecil sekalipun sudah membuat mereka gagal (Yak 2:10). Karena barangsiapa yang berusaha menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, sama saja dengan bersalah terhadap seluruhnya.

PRAKTEK
Surat Yakobus ini menantang setiap orang Kristen untuk tidak hanya cakap dalam berkata-kata, tetapi juga cakap sebagai pelaku Firman. Sambil menjadi pelaku iman, tentu saja, diikuti pertumbuhan terkait pengetahuan atas Firman Tuhan,

Yakobus menyerukan kepada kita untuk tidak berhenti sampai di tahap itu. Banyak orang Kristen yang melihat surat penggembalaan ini memuat 60 instruksi melalui 108 ayatnya. Ia menekankan pengajaran Yesus saat berkhotbah di bukit dan menyerukan kita untuk melakukan apa yang Yesus ajarkan.

Surat ini juga mengecam pemikiran bahwa seseorang bisa menganggap dirinya sebagai orang Kristen namun tetap hidup di dalam dosa, dan tidak menghasilkan buah-buah kebenaran. Iman mati seperti itu, merupakan iman yang dipegang para Iblis yang “percaya dan gemetar” di hadapan Allah (Yak 2:19). Iman seperti ini tidak bisa menyelamatkan karena tidak bisa dibuktikan melalui perbuatan baik yang dihasilkan oleh iman sejati yang menyelamatkan (Ef 2:10).

Perbuatan baik bukan menjadi syarat keselamatan, tapi merupakan buah dari keselamatan.

SUMBER:
https://www.gotquestions.org/Indonesia/kitab-yakobus.html