Paulus tidak merasa perlu meminta surat pujian dari siapa pun (1). Bagi dia, jemaat Korintus yang merupakan hasil pelayanannya itulah yang menjadi surat rekomendasinya. Keberadaan jemaat Korintus menjadi bukti bahwa Paulus sungguh seorang rasul (2). Lebih-lebih cintanya kepada jemaat Korintus, membuat jemaat itu terukir di hatinya menjadi surat pujian. Surat pujian itu bukan ditulis oleh tinta tetapi oleh Roh Allah (3). Paulus merujuk kepada Musa yang menerima dua loh batu yang berisi hukum Allah, yang ditulis oleh jari-jari Allah sendiri. Musa adalah pelayan dari perjanjian yang lama, sementara Paulus adalah pelayan dari perjanjian yang baru. Dengan pemberitaan Injil yang dia lakukan, Paulus menjadi gerak jari-jari Kristus menulis, bukan di batu tetapi di hati manusia. Sifat dari surat pujian Paulus ini sungguh mengandalkan dan meninggikan Allah semata (4-6).
Inilah perbedaan yang sangat menonjol antara Paulus yang sedang dianggap enteng dan para pelayan palsu yang sedang dikagumi oleh jemaat Korintus. Meski sadar bahwa pemberitaan Injil yang dia kerjakan menampakkan hasil, Paulus paham bahwa itu bukan karena kecakapan dirinya. Roh Allah saja yang membuat orang merespons Injil. Oleh sebab itu surat rekomendasinya bukan berisi tulisan tangan manusia tentang pekerjaannya, tetapi pemaparan karya Roh Kudus dalam pemberitaan Injil.
Kita harus sadar bahwa Allah yang memampukan kita untuk melayani. Maka kita tidak perlu meninggikan diri bila merasa mampu, dan tidak perlu mundur bila merasa tidak sanggup. Ingatlah bahwa Dia yang bekerja dalam pelayanan yang kita lakukan bagi Dia. Bila kita tidak terlibat pelayanan, marilah kita menghormati pelayan Tuhan. Jangan kita mengkultuskannya bila ia punya banyak kemampuan atau merendahkannya bila ia terlihat belum mampu. Yang lebih penting, jangan kita mudah menilai menurut ukuran-ukuran lahiriah. Belajarlah menilai segala sesuatu dari sudut rohani!
SURAT PUJIAN
2Kor 3:1-6
Dulu sampai sekarang, surat rekomendasi atau surat pujian itu penting dan berarti. Dengannya seseorang dapat dinilai keandalannya. Rasul Paulus menganggap bahwa surat seperti itu tidak ia perlukan, baik untuk mereka maupun dari mereka (ayat 2). Menurutnya, bukti pelayanannya yaitu keberadaan dan kehidupan jemaat Korintus sendiri sebagai bukti “tertulis” yang paling jelas (ayat 3). Surat pujian atau surat rekomendasi janganlah cenderung membuat orang meninggikan diri, lalu melupakan Allah yang menjadi sumber kekuatan dalam meraih keberhasilan tersebut (ayat 5).
Jemaat adalah surat Kristus. Jemaat adalah hasil pekerjaan tangan Allah sendiri. Kristus sendirilah yang menuliskan firman-Nya dalam hati para anggota jemaat melalui pekerjaan Roh Kudus (ayat 3b). Akibatnya, hidup dan kasih Kristus akan terbaca oleh orang lain jika mereka melihat jemaat. Jelaslah tak ada seorang pun mampu menghasilkan karya rohani ini. Siapakah hamba Tuhan yang sanggup mengubah hidup orang, menuliskan firman yang terpancar dalam kehidupan orang yang dilayaninya?
Renungkan: Semakin kita membesarkan Kristus semakin Kristus akan nyata dalam hasil pelayanan kita. Semakin kita membesarkan diri semakin samar Kristus dalam pelayanan kita dan dalam hidup orang yang kita layani.
Doa: Ya Tuhan Yesus, jadikanlah kami ini “surat Kristus” yang terbaca oleh semua orang.
SUMBER:
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=47&chapter=3&verse=1