TEOLOGI KITAB ULANGAN

Teologi Kitab Ulangan: Iman yang Mengingat dan Menuruti


1. Kitab yang Mengulang, tetapi Menghidupkan Kembali

Kitab Ulangan bukan sekadar pengulangan hukum, melainkan pengingat rohani yang mendalam. Dalam bahasa Yunani, “Deuteronomion” berarti “hukum yang kedua.” Namun, Musa tidak sedang menulis hukum baru, melainkan meneguhkan kembali kasih setia Allah kepada generasi baru Israel yang akan memasuki Tanah Perjanjian. Di sini, hukum Allah dihidupkan kembali dalam konteks kasih dan kesetiaan perjanjian.


2. Mengasihi dan Menaati: Inti Iman Israel

Ayat kunci kitab ini berbunyi: “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu” (Ulangan 6:5). Kasih di sini bukan sekadar perasaan, tetapi komitmen yang diwujudkan dalam ketaatan. Allah menghendaki agar umat-Nya tidak hanya mengenal hukum, tetapi juga mencintai Pemberi hukum. Ketaatan bukan beban, melainkan wujud syukur atas kasih dan pembebasan Allah dari Mesir.


3. Allah yang Kudus dan Dekat

Teologi Ulangan menampilkan Allah yang kudus, berdaulat, namun juga dekat dengan umat-Nya. Ia bukan Allah yang jauh, tetapi yang hadir di tengah kehidupan sehari-hari—dalam keluarga, pekerjaan, dan hubungan sosial. Hukum-hukum dalam kitab ini mengatur bukan hanya ibadah, tetapi juga keadilan sosial, ekonomi, dan perlakuan terhadap orang miskin dan pendatang. Kasih kepada Allah selalu diwujudkan dalam kasih kepada sesama.


4. Peringatan Kasih: Berkat dan Kutuk

Bagian akhir Ulangan menampilkan dua jalan: berkat dan kutuk. Ini bukan ancaman, melainkan ajakan penuh kasih. Allah menginginkan umat memilih hidup—hidup dalam ketaatan dan kesetiaan. Allah setia pada janji-Nya, namun Ia juga menuntut agar manusia setia pada perjanjian itu.


5. Bekal Praktis untuk Hidup Modern

Iman sejati bukan hanya percaya, tetapi juga mengingat dan menaati. Dalam dunia digital yang penuh distraksi, panggilan Ulangan tetap sama: “Tuliskanlah firman itu di hatimu” (Ulangan 6:9). Mengingat Tuhan berarti membawa-Nya dalam setiap keputusan, pekerjaan, dan relasi. Saat kita hidup dalam kesadaran bahwa segala sesuatu berasal dari-Nya, kita menegakkan kembali perjanjian kasih itu di zaman kita.

“Ingatlah akan TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan.” (Ulangan 8:18)