TEOLOGIA KRISIS
Teologi Karl Barth sering disebut sebagai “teologi krisis” karena karakteristiknya yang kritis dan revolusioner. Mari kita jelajahi lebih lanjut:
- Perubahan Paradigma:
- Barth mengubah arah teologi dari orientasi abad ke-19 menjadi pemahaman ortodoks yang lebih relevan dengan realitas suram abad ke-20.
- Dia menolak teologi liberal dan menekankan eskatologi serta hal-hal gaib dalam kekristenan1.
- Neo-Orthodoxy dan Dialektika:
- Barth memperkenalkan neo-orthodoxy, yang menentang pandangan liberal dan menekankan dialektika.
- Dialektika Barth mempertanyakan prasangka manusia tentang Tuhan, seringkali dengan penyangkalan tajam, tetapi selalu mencari apa yang diberikan Tuhan melampaui penolakan tersebut2.
- Krisis dan Kedaulatan Allah:
- Di tengah dua perang berat, ide-ide Barth membawa gereja kembali pada tema dosa dan kedaulatan Allah.
- Barth menolak perpaduan antara gereja dan budaya, menekankan perlawanan radikal antara Tuhan dan manusia3.
Jadi, teologi krisis Barth menghadirkan perubahan yang mendalam dan menantang, mengajak kita untuk memahami iman dengan lebih tajam dan kerendahan hati1.
Teologi Dialektika Karl Barth dapat disebut juga sebagai Teologi Krisis karenafokusnya pada kondisi krisis manusia dan urgensi kehadiran Allah dalam situasi tersebut