YESUS KRISTUS IMAM BESAR
IBRANI 7:1-17
1.Dalam artikel terdahulu telah dijelaskan bahwa Musa sebagai Pemimpin Bangsa Israel memiliki posisi sentral dan penting karena Musa telah memimpin keluar bangsa Israel dari Mesir dan memimpin perjalanan di padang gurun. Dikatakan kepada jemaat asal Yahudi bahwa kedudukan Yesus adalah jauh lebih tinggi dari Musa.
Sekarang dalam bagian ini hendak dijelaskan ada sosok lain yang memegang peranan penting dalam kehidupan umat Israel. Tokoh yang dimaksud adalah tokoh Imam Besar.Begitu mulianya imam besar sehingga kalau ada yang berani melecehkan Imam besar, sama saja dengan melakukan pemberontakan terhadap Allah. Sebab tugas Imam Besar begitu sentral dalam jalinan relasi Allah dan manusia. Imam besar adalah perantara manusia, sekaligus pelayan Allah untuk mempersembahakn korban penghapus dosa, baik bagi dirinya sendiri dan umat secara keseluruhan. Imam Besar pertama adalah Harun dari suku Lewi dan imam besar berikutnya adalah dari keturunan Harun. Begitu sentralnya peran ini, sehingga tidak ada satupun suku yang bisa dan boleh mengemban tugas mereka. Tapi kitab suci sejak lama mencatat, bahwa dari keturunan Daud, suku Yehuda ini akan muncul sosok imam sekaligus raja (mesianik) dari suku ini (Mazmur 110:4).
Dalam Mazmur 110:4, seorang Raja yang juga adalah Mesias yang dijanjikan, yang lahir dari keturunan Daud ditetapkan dengan sumpah Allah menjadi “imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek”. Imam diluar suku Lewi adalah imam menurut peraturan Melkisedek, hal ini ditulis oleh Daud dalam hikmat Allah yaitu nubuat untuk Sang Mesias yang menjadi Imam Besar, dimana Sang Mesias tersebut bukan dari suku Lewi.
2.Mazmur ini disitir kembali oleh penulis Ibrani (7:17) sebagai argumentasi kepada para penerima suratnya, bahwa Tuhan Yesus , yang jika dirunut secara silsilah berasal dari suku Yehuda itu keimamannya jauh lebih besar daripada imamat Lewi. Benar, tentang suku Yehuda ini, Musa memang tidak sekalipun pernah berbicara tentang hal-ikhwal imam kepada mereka (7:14). Tentang hal ini Penulis Ibrani menulis, hal ini justeru menunjukkan keunggulan dari “pola” keimaman yang dinubuatkan itu dari “pola” keimaman Lewi. Digantikannya “pola” imamat menurut keturunan Lewi dengan imamat berdasar Melkisedek sesungguhnya juga membuktikan bahwa imamat Lewi tidaklah sempurna (11-12).
3.Siapa Melkisedek, Dia adalah Imam yang jabatan keimamannya tidak didapatkan karena “legitimasi” suku tertentu. Namun demikian, Melkisedek yang tidak dijelaskan dari mana asal usulnya itu (7:3) nyatanya dihormati oleh bapak moyang Lewi, yakni Abraham sendiri yang memberi persepuluhan kepada Melisedek. Dengan demikian .Keimaman Melkisedek lebih tinggi daripada Lewi, karena Melkisedek menjadi imam yang memberkati Abraham, jauh sebelum Hukum Taurat diberikan pada zaman Musa dan sebelum Lewi ada. Keimaman Yesus tidak didasarkan pada keturunan secara biologis (suku Lewi), tapi berdasarkan keimaman Melkisedek. Keimaman yang jauh lebih tinggi dan besar dari keimaman lewi. Keimaman Yesus tidak didasarkan pada peraturan-peraturan yang ditujukan bagi manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa, berdasarkan keilahian Kristus sendiri yang tak bercela dan bernoda
4.Benar, tidak mudah menerima Kristus sebagai Imam Besar, mengingat keterikatan Yahudi dengan tradisinya yang begitu kuat terhadap imam besar Harun dan imam besar lainnya keturunan Harun dari suku Lewi. Tetapi penulis surat Ibrani memperkuat iman mereka dengan meyakinkan mereka bahwa Yesus Kristus adalah Imam Besar yang lebih mulia dari imam besar Harun dan keturunannya.
Iman dan Pengharapan kepada Yesus haruslah makin dibulatkan dan diperkuat agar supaya mereka jangan kembali kepada agama lama mereka atau kepada pengajaran dunia lainnya. Iman ini tidak boleh pudar, apalagi hilang. Sebab pengharapan itu adalah sauh bagi jiwa orang beriman. Jangkar yang kuat dan aman bagi jiwa.
Pengharapan itu bukanlah pengharapan biasa, tapi pengharapan besar kepada sosok agung, Kristus Yesus yang adalah Imam Besar , Mesias yang dijanjikan. Untuik pengampunan dosa kita Yesus sebagai imam besar agung telah mempersembahkan diriNya sendiri dikayu salib sekali untuk selama lamanya. Yesus telah beritndak sebagai imam besar agung dan sekaligus mempersembahkan dirinya sebagai anak domba Allah yang dikorbankan untuk pengampunan dosa kita sekalian. Setelah selesai tugasnya, ia kembali kesorga duduk disebelah kanan Allah untuk terus menjadi Imam Besar yang berdoa syafaat bagi kita umat terbusannya . (Ibrani 8:1)