YESUS MARI MASUK DALAM HIDUPKU

wahyu-144000
YESUS MARI MASUK DALAM HIDUPKU
WAHYU 3:14-22

1.Sidang jemaat di Laodikia berlokasi di kota makmur, kaya raya yang tekenal dengan industri garmen, obat mata, dan perbankan. Namun, kelimpahan materi tidak jarang membutakan mata rohani dan menumpulkan mata hati, sehingga dalam praktiknya, jemaat Laodikia dan warganya malah memuakkan Tuhan. Ngerinya, mereka merasa nyaman dengan kondisi itu. Perkenanan Tuhan diukur dengan kekayaan material sementara tingkah laku keseharian sebagai jemaat semakin jauh dari mempertuhankan Kristus! Mengggunakan gambaran yang dikenal masyarakat Laodikia , Tuhan mengungkapkan kemuakan-Nya terhadap mereka (ayat 15-16)

2.Kondisi rohani mereka disebutkan sebagai kondisi rohani ‘suam-suam kuku’, tidak dingin atau tidak panas (15-16). Suam-suam kuku terjadi apabila orang merasa puas dengan dirinya sendiri sehingga ia tidak menyadari kondisi rohani yang sesungguhnya. Jemaat di Laodikia merasa kaya dan telah memperkayakan diri serta tidak kekurangan apa-apa lagi, padahal sebenarnya secara rohani mereka malang, miskin, buta, dan telanjang (17). Mereka percaya kepada Yesus, tetapi tidak mengandalkan Dia. Mereka percaya kepada-Nya tetapi tidak menjadikan Dia Tuhan di dalam hidup mereka.

3.Tuhan memulai surat-Nya dengan memperkenalkan diri-Nya ‘Amin’, artinya ‘benar atau pasti atau setia’, untuk menegaskan bahwa Dia dapat dipercayai. Dia adalah ‘Saksi yang setia dan benar’ (14). Firman-Nya benar, berotoritas dan dapat dipercayai.
Tuhan menasihatkan supaya mereka membeli dari pada-Nya emas yang telah dimurnikan dalam api. Ini menunjuk kepada kehidupan kristiani yang sudah teruji kemurniannya. Pakaian putih, menjelaskan tentang kesempurnaan kebenaran Kristus dan bukan kebenaran atau kesalehan manusia yang diibaratkan seperti kain kotor di hadapan Allah. Minyak untuk melumas mata, menjelaskan tentang pencerahan atau iluminasi dari Roh Kudus, agar manusia dapat melihat serta menilai segala sesuatu dengan benar.

4.Yesus tidak menyukai orang yang suam-suam kuku, yaitu orang yang percaya kepada-Nya dengan tidak sepenuh hati (bdk. Mat. 22:37-39). Bagi Tuhan adalah lebih baik jika orang memilih ‘Ya’ dan mengasihi Dia dengan segenap hati atau memilih untuk menolak Dia dan berkata ‘Tidak’ sama sekali. Ungkapan ‘Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku’ (16) adalah gambaran yang sangat jelas bahwa Dia akan menolak orang yang setengah hati. Karenanya, Yesus menasihati jemaat Laodikia, dan setiap orang percaya agar mereka bertobat dan berpaling kepada Tuhan (19). Setiap orang percaya dapat mengalami secara cuma-cuma kekayaan rohani dan kepuasan sejati ketika dia menyadari kemiskinannya dan mempersilakan Yesus tinggal di dalam hati dan menguasai seluruh hidupnya sebagai Tuhan. Kepuasan sejati hanya dapat dialami di dalam persekutuan dengan Dia (20).
Apabila kita mempersilakan Yesus menduduki takhta di hati kita, Dia berjanji akan mendudukkan kita bersama-sama dengan Dia di takhta-Nya (21). Jikalau Yesus memerintah hidup kita, maka kita pun akan hidup dan memerintah bersama-sama dengan Dia.
Ayat mas Wahyu 3:20 -Lihat Aku berdiri di muka pintu dan mengetok, jikalau ada orang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku akan makan bersama sama dengan dia dan ia akan bersama sama dengan Aku.
Nyanyian : Mari Masuk

CATATAN TAMBAHAN:
TAFSIRAN HISTORIS TERHADAP JEMAAT LAODEKIA
Di antara para penafsir historicist dan sebagian futurist pada umumnya menyatakan secara kuat bahwa Laodikia melambangkan sektor suam-suam kuku dari gereja pada akhir jaman (mungkin dimulai sekitar akhir abad ke 19). Serangan para ahli ilmu pengetahuan terhadap Alkitab, diwakili dan dipertajam oleh publikasi dari buku Darwin yang berjudul ‘Origin of Species’ (1859), memberikan tekanan yang dahsyat terhadap gereja untuk menyesuaikan diri dengan pemikiran modern atau kehormatan akademis yang longgar. Banyak ahli theologia tunduk pada tekanan ini dan mulai menundukkan Alkitab kepada analisa ‘metode ilmiah’. Analisa ini, sekalipun tidak obyektif ataupun meyakinkan, menjadi populer dalam banyak seminari dan aliran, menghasilkan hilangnya rasa hormat terhadap Alkitab sebagai wahyu yang asli dari Allah. Dalam banyak kasus, psikologi dunia, sosiologi, anthropologi, filsafat, dan kecenderungan sosial apapun menjadi populer dalam pemikiran dunia (misalnya kerusakan contoh alkitab tentang pernikahan dan sex), telah menggantikan Alkitab dalam otoritasnya untuk mendikte norma-norma untuk gereja. Dikatakan bahwa gereja-gereja modern yang telah mengambil jalan ini, dilambangkan oleh gereja Laodikia ini. Mereka suam-suam kuku, dan Kristus berkata bahwa mereka memuakkan Dia. Mereka yang menerapkan ketujuh surat gereja kepada masa-masa dari sejarah gereja percaya bahwa type gereja Filadelfia dan type gereja Laodikia akan ada bersama-sama sampai kedatangan Kristus]