1.KEMATIAN: PSIKOANALISIS DAN EKSISTENSIAL

PANDANGAN PSIKOANALISIS DAN EKSISTENSIAL

PENDAHULUAN
1.BAHASAN BUKU THE DENIAL OF DEATH **”The Denial of Death”** (Penyangkalan Terhadap KEmatian) adalah buku tahun 1973 oleh antropolog budaya Amerika, Ernest Becker, yang membahas implikasi psikologis dan filosofis tentang bagaimana manusia dan budaya bereaksi terhadap konsep kematian.
2.Pada bagian ini kita membahas:
**Pandangan Psikoanalisis dan Eksistensial terhadap Kematian**: Becker membahas bagaimana para ahli psikologi dan filsafat melihat kematian. Mereka percaya bahwa ketakutan terhadap kematian membentuk perilaku dan pemikiran kita.

PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. **Apa pandangan psikoanalisis tentang ketakutan terhadap kematian?**
– **Jawaban**: Pandangan psikoanalisis, terutama yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, mengatakan bahwa ketakutan terhadap kematian sebagian besar berasal dari ketidaksadaran kita. Ini berarti bahwa kita sering tidak menyadari betapa besar ketakutan ini mempengaruhi pikiran dan tindakan kita. Ketakutan ini bisa muncul dalam bentuk kecemasan yang tidak jelas atau mimpi buruk.

2. **Bagaimana pandangan Filsafat Eksistensial tentang ketakutan terhadap kematian?**
– **Jawaban**: Pandangan eksistensial, seperti yang dijelaskan oleh filsuf Jean-Paul Sartre, menyatakan bahwa ketakutan terhadap kematian adalah bagian alami dari keberadaan manusia. Ini adalah sesuatu yang semua orang hadapi, dan bagaimana kita merespons ketakutan ini menentukan makna dan tujuan hidup kita. Menurut pandangan ini, manusia harus menerima kenyataan kematian untuk menemukan makna sejati dalam hidup.

3. **Mengapa pemahaman tentang ketakutan terhadap kematian penting menurut psikoanalisis dan eksistensial?**
– **Jawaban**: Menurut kedua pandangan ini, memahami ketakutan kita terhadap kematian penting karena ini mempengaruhi banyak aspek kehidupan kita, seperti hubungan, karier, dan keputusan sehari-hari. Dengan memahami ketakutan ini, kita dapat menemukan cara untuk hidup lebih bermakna dan autentik.

RESEP PRAKTIS
1. **Mengakui Ketakutan Anda**: Akui dan terima bahwa ketakutan akan kematian adalah bagian alami dari menjadi manusia. Alih-alih menghindari pemikiran ini, gunakanlah sebagai motivasi untuk hidup lebih penuh dan bermakna.

2. **Temukan Makna dalam Tindakan Sehari-hari**: Lakukan kegiatan yang terasa bermakna bagi Anda. Ini bisa berupa menghabiskan waktu berkualitas dengan orang-orang terkasih, mengejar hobi, atau berkontribusi kepada komunitas Anda. Tindakan ini bisa membantu Anda merasa memiliki tujuan.

3. **Rangkul Kreativitas**: Gunakan saluran kreatif seperti menulis, melukis, atau bentuk seni lainnya untuk mengekspresikan pikiran dan emosi Anda. Kreativitas bisa menjadi cara yang kuat untuk memproses perasaan kompleks dan menemukan kebahagiaan.

4. **Bangun Hubungan yang Kuat**: Kembangkan hubungan yang dalam dan bermakna dengan orang lain. Mengelilingi diri Anda dengan orang-orang yang mendukung dan mencintai dapat memberikan kenyamanan dan rasa kebersamaan.

5. **Proyek Kepahlawanan**: Pikirkan tentang warisan apa yang ingin Anda tinggalkan. Baik itu melalui pencapaian karier, membantu orang lain, atau pertumbuhan pribadi, berusahalah untuk tindakan yang membuat Anda bangga dan meninggalkan dampak positif.

6. **Mindfulness dan Refleksi**: Latihlah mindfulness dan luangkan waktu untuk merenungkan kehidupan Anda. Meditasi atau menulis jurnal bisa membantu Anda tetap membumi dan fokus pada apa yang benar-benar penting bagi Anda.

Dengan mengintegrasikan ide-ide ini ke dalam kehidupan sehari-hari, Anda bisa hidup lebih autentik dan bermakna.