AKU HAUS

AKU HAUS

Yoh.19:28

 

1.Kalau manusia biasa dalam hidup sehari hari mengalami kehausan, itu hal yang biasa. Olahragawan bisa  mengalami kehausan dalam medan laganya, demikian pula pendeta yang berkotba bisa menalami kehausan, orang dipadang gurun bisa mengalami kehausan, dstnya kita dapat mendaftarkan kemungkinan orang yang dapat mengalami kehausan. Masalahnya ada orang yang mendapatkan pemenuhan kebutuhannya karena tersedianya air minum, yang lainnya ada tersedia air minum, tetapi tidak boleh minum karena alasan proses pemulihan kesehatan, dan orang yang dipadang gurun mereka tidak menjumpai sumber air untuk diminum.

 

2.Sekarang Tuhan Yesus diatas salib mengatakan:”Aku Haus”. Dapat dimengerti kalau Ia haus, setelah sekian waktu Dia menghabiskan waktunya ketika diadili, dibawa dari satu tempat ketempat lain, diperlakukan sebagai terdakwa, jadi tidak ada istilah istirahat lalu dapat makan dan minum.  Tetapi pada pihak lain ada juga ketidak mengertian kalau dihubungkan dengan pemahaman bukankah Dia semacam manusia super karena Dia adalah Allah yang menjadi manusia?? Nah pemahaman semacam ini harus dipertanyakan. Apakah Yesus itu manusia super atau bisa tidak lapar, tidak haus, tidak mengantuk, tidak pernah Lelah, dstnya. Kalau diteliti seluruh kehidupan Yesus ternyata Yesus itu manusia biasa seperti kita yang bisa lapar dan haus. Ingat ketika Tuhan Yesus telah dicobai di padang gurun 40 hari 40 malam, dikatakan, laparlah Ia.  Jadi kalau Yesus disalib merasa haus itu normal normal saja karena Yesus adalah manusia seperti kita kecuali tidak ada dosa dalam diriNya.

 

3.Orang kehausan itu sangat menderita. Tentunya bagi orang yang telah mengalami ini akan meng amini pernyataan tadi, khusunya mereka mereka yang pernah menalami kehausan dipadang gurun atau baru operasi dan tidak boleh minum. Orang bisa kuat menahan tidak makan, tetapi lebih berat lagi adalah menahan tanpa minuman, tingkatannya lebih gawat lagi kalau tidak ada udara untuk dihirup, alias tidak bisa nafas maka dalam hitungan detik akan segera meninggal dunia.

 

4.Yesus mengalami haus. Ia menderita oleh karenanya. Rasa haus nya menjadi pelengkap dari penderitaan penderitaanNya yang lain sehingga menjadi pemenuhan nubuat Mazmur 22:16 -yang berbunyi: “lidahku melekat pada langit-langit mulutku. Istilah ‘lidah yang melekat pada langit-langit mulut’, jelas menunjukkan kehausan yang luar biasa, dimana seluruh mulut betul-betul kering sehingga lidah melekat pada langit-langit.

Mengapa Yesus harus mengalami kehausan? Untuk ini kita perlu ingat bahwa kalau orang masuk neraka (lautan api) maka sudah pasti ia akan kehausan luar biasa (bandingkan dengan kata-kata / seruan orang kaya di dalam neraka kepada Abraham dalam Luk 16:24 yang berbunyi: “Bapa Abraham, ka-sihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, karena aku sangat kesakitan dalam nyala api ini”).

 

5.Jadi hausnya Yesus disalib  adalah dalam rangka mengalami penderitaan  yang seharusnya kita alami nanti dineraka, tetapi Yesus telah menggantikan tempat  diatas kayu salib. Membaca dan merenungkan ini semua biarlah kita makin mensyukuri dengan tidak ada habis habisnya akan kasih dan pengorbanan Yesus diatas kayu salib. Lebih jauh dari itu biarlah kita menjalani hidup kudus, menjauhi serta membenci dosa dan makin mengasihi Tuhan Yesus yang sudah berkorban bagi kita.