Matius 8:23-27 mengisahkan peristiwa ketika Yesus meredakan badai di Danau Galilea. Mari kita telaah perspektif “sense of space” (rasa ruang) dan “sense of place”(rasa tempat) bagi para murid dan Tuhan Yesus dalam konteks ini:
**Sense of Space**: Ini mengacu pada cara kita memahami, mengatur, dan mengalami ruang di sekitar kita. Sense of space melibatkan persepsi kita tentang jarak, ukuran, volume, dan keterkaitan antara objek dan area di lingkungan kita.
**Sense of Place**: Ini mengacu pada makna emosional dan budaya yang kita asosiasikan dengan tempat tertentu. Sense of place melibatkan identitas dan nilai-nilai yang kita berikan pada suatu lokasi berdasarkan pengalaman pribadi, sejarah, dan interaksi sosial.
+++Keduanya penting dalam memahami bagaimana kita berinteraksi dengan lingkungan fisik dan sosial kita.
### SENSE OF SPACE
**Bagi Para Murid:**
– **Perahu dan Danau**: Perahu adalah ruang fisik yang sangat terbatas di tengah danau yang luas. Ketika badai tiba, ruang ini menjadi tempat yang sangat menakutkan dan penuh ketidakpastian. Sensasi ruang ini sangat berbeda dari daratan, terutama karena lautan sering dianggap sebagai simbol kekacauan dalam budaya kuno.
– **Situasi dan Kedekatan**: Dalam ruang yang terbatas ini, para murid merasakan kedekatan fisik dengan Yesus, tetapi mereka tetap merasa terancam oleh badai besar yang menerjang perahu mereka.
**Bagi Tuhan Yesus:**
– **Ketenangan di Tengah Kekacauan**: Yesus tidur di buritan, menunjukkan ketenangan-Nya bahkan dalam ruang yang sama penuh kekacauan. Ini mencerminkan otoritas-Nya atas alam dan ketidakgentaran terhadap ancaman fisik.
### SENSE OF PLACE
**Bagi Para Murid:**
– **Danau sebagai Tempat Bahaya**: Dalam budaya kuno, air sering dikaitkan dengan kekacauan dan bahaya. Danau Galilea, meskipun sering dilayari oleh para murid yang adalah nelayan, dalam situasi badai, menjadi tempat yang menakutkan dan tidak terkendali.
– **Tempat Ujian Iman**: Kejadian ini menjadi momen penting di mana iman para murid diuji. Tempat ini berubah dari sekadar danau yang biasa mereka kenal menjadi arena di mana mereka harus menghadapi ketakutan terdalam dan bergantung pada kekuatan ilahi.
**Bagi Tuhan Yesus:**
– **Danau sebagai Arena Kekuatan Ilahi**: Bagi Yesus, danau ini adalah tempat di mana Dia menunjukkan kuasa-Nya yang ilahi. Tindakan-Nya yang meredakan badai mengubah tempat ini menjadi bukti nyata dari kekuasaan dan otoritas-Nya atas alam semesta.
– **Simbol Kedamaian Ilahi**: Tindakan Yesus mengubah tempat yang berbahaya menjadi tempat kedamaian dan keselamatan, memberikan pesan yang kuat bahwa di manapun Yesus berada, ada perlindungan dan ketenangan.
KESIMPULAN
Kisah ini menunjukkan kontras yang mendalam antara ketakutan manusia dalam menghadapi kekuatan alam dan ketenangan ilahi Yesus yang melampaui segala kekacauan.