# Dongeng: Perdebatan Keledai dan Harimau
1.Suatu hari, di sebuah padang rumput yang luas, seekor keledai dan seekor harimau bertemu. Mereka mulai berbincang tentang pemandangan di sekitar mereka.
2.Keledai berkata, “Lihatlah betapa indahnya rumput biru ini!”
Harimau terkejut dan menjawab, “Apa maksudmu? Rumput ini jelas berwarna hijau!”
Keledai bersikeras, “Tidak, tidak. Aku yakin rumput ini biru. Mataku tidak mungkin salah!”
Harimau, merasa frustasi, membalas, “Kau pasti bercanda. Semua orang tahu rumput itu hijau!”
3.Perdebatan mereka semakin sengit. Masing-masing yakin bahwa persepsi mereka yang benar. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mencari Raja Hutan, Singa, untuk menyelesaikan perselisihan mereka.
Singa, yang bijaksana, mendengarkan kedua belah pihak dengan seksama. Setelah berpikir sejenak, ia berkata, “Kalian berdua benar, dan kalian berdua salah.”
4.Keledai dan Harimau kebingungan. Singa melanjutkan, “Keledai, kau melihat rumput berwarna biru karena matamu memiliki karakteristik khusus yang membuat warna hijau terlihat biru. Dan Harimau, kau melihat rumput berwarna hijau karena itulah yang mata kebanyakan hewan lihat.”
5.”Pelajaran pentingnya,” lanjut Singa, “adalah bahwa persepsi kita tentang realitas bisa berbeda-beda. Yang penting bukan siapa yang benar atau salah, tapi bagaimana kita bisa memahami dan menghargai perbedaan sudut pandang.”
6.Keledai dan Harimau akhirnya mengerti. Mereka belajar bahwa kebenaran bisa memiliki banyak sisi, dan penting untuk mendengarkan dan menghormati perspektif yang berbeda.
MENGAPA DONGENG BISA MENJADI ALAT BERHARGA
Dongeng ini bisa menjadi alat yang sangat berharga untuk membekali calon peserta debat. Berikut beberapa alasan mengapa:
- Mengajarkan tentang perspektif: Dongeng ini menunjukkan bahwa dua pihak bisa melihat situasi yang sama secara berbeda, namun keduanya bisa “benar” dari sudut pandang mereka masing-masing.
- Pentingnya mendengarkan: Cerita ini menekankan nilai mendengarkan pendapat orang lain, bukan hanya bersikeras dengan pendapat sendiri.
- Menghindari polarisasi: Dongeng ini mengilustrasikan bahwa kebenaran seringkali tidak hitam-putih, melainkan ada nuansa dan kompleksitas di dalamnya.
- Peran mediator: Singa dalam cerita ini menunjukkan pentingnya pihak ketiga yang netral dan bijaksana dalam menyelesaikan perbedaan pendapat.
- Tujuan debat: Membantu peserta memahami bahwa tujuan utama debat seharusnya bukan untuk menang, tapi untuk memahami dan memperluas wawasan.
- Kesadaran diri: Mendorong peserta untuk menyadari bahwa persepsi mereka mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak mereka sadari.
- Empati: Mengajarkan pentingnya mencoba memahami sudut pandang orang lain, bahkan ketika kita tidak setuju.
***Dengan membekali peserta debat dengan dongeng ini, mereka bisa didorong untuk mendekati perdebatan dengan pikiran yang lebih terbuka, kesediaan untuk mendengarkan, dan pemahaman bahwa tujuan utama bukanlah untuk membuktikan diri benar, melainkan untuk belajar dan tumbuh bersama.