EMPAT PENUNGGANG KUDA ( WAHYU 6 )
https://www.facebook.com/dibangunkanoleh.firmannya
( Tafsiran dari Gereja Advent Hari Ketujuh )
CATATAN DARI ROTI HIDUP: TAFSIRAN yang dipaparkan dibawah ini disebut
TAFSIRAN HISTORIS . Artinya berita mengenai keempat penunggang kuda ini sudah terjadi dalam sejarah gereja masa lalu.
Ketujuh jemaat dalam Wahyu fasal 2 dan 3 menggambarkan kebutuhan rohaniah dari gereja sepanjang setiap abad, dan kasih karunia Yesus menolong mengatasi masalah-masalah mereka. Ketujuh meterai menggambarkan gereja dalam kemurtadan politik dan agama selama era Kristen. Ketujuh trompet menggambarkan penghakiman atas gereja yang terjadi sebagai akibat dari kemurtadan.
Gereja Allah, dilambangkan oleh Kuda Putih, yang berjalan selama dua abad pertama, yang memberitakan Injil yang murni ke seluruh dunia Romawi oleh firman Allah dan kesyahidan. Kekristenan menaklukkan penyembahan berhala; Konstantin, Kaisar Romawi, menerima agama Kristen dan memperkenalkan penyembahan berhala ke dalam gereja, dan menyatukan gereja dan negara bersama-sama. Setan secara diam-diam memperoleh apa yang dia tidak dapat lakukan melalui penganiayaan. Oleh sebab gereja dipersatukan dengan negara, yang dilambangkan oleh kuda merah, maka gereja mulai menganiaya orang-orang percaya yang menolak pengaturan baru ini. Suatu perpecahan yang ditimbulkan oleh firman Allah masuk ke dalam gereja.
Kemurtadan menjadi semakin sempurna selama Abad Kegelapan, yang disimbolkan oleh kuda hitam ketika Yesus mulai menghakimi gereja-gereja yang murtad sesuai dengan ukuran kebenaran. Firman Allah, Roh Kudus, dan Injil yang sejati menjadi langka. Kemunduran gereja yang mendekati sempurna terjadi selama Abad Kegelapan, dilambangkan oleh kuda yang berwarna pucat. Maut dan Neraka menunggang kuda dan jutaan orang Kristen yang setia mati karena iman mereka. Namun gereja masih berada di bawah kendali Dia yang adalah pemegang kunci alam maut dan kubur. Meterai kelima melambangkan jiwa orang-orang yang binasa yang berada di bawah mezbah emas oleh mempertahankan Firman Allah. Darah mereka berseru pada saat penghakiman. Mereka disebutkan beristirahat sedikit waktu, karena penghakiman akan tiba waktunya.
Meterai keenam terbuka dan tanda-tanda kedatangan kembali Yesus mulai terjadi. Gempa bumi Lisabon tanggal 1 Nopember 1755, Hari menjadi gelap terjadi pada tanggal 19 Mei 1780, dan Hujan Meteor terjadi pada tanggal 13 Nopember 1833, semuanya merupakan tanda-tanda kedatangan Kristus yang segera. Kita sekarang hidup pada masa meterai yang keenam. Surga belum mengambil bagian, batu-batu gunung belum runtuh. Meterai keenam berakhir dengan pertanyaan: ” Siapakah yang sanggup bertahan ?” Hanyalah dengan pertolongan Yesus !
EMPAT PENUNGGANG KUDA https://nubuatandankebenaran.wordpress.com/nubuatan-alkitab-dapatkah-dipahami/4-keempat-penunggang-kuda/
TAFSIRAN LAIN DARI GEREJA ADVENT – DISANA SINI ADA SEDIKIT PERBEDAAN DENGAN TAFSIRAN DIATAS WALAUPUN SAMA SAMA TERMASUK KATEGORI TAFSIRAN HSITORIS
WAHYU 6:1-17 & TAFSIRANNYA
http://funkplop.blogspot.co.nz/2012/12/wahyu-61-17-tafsirannya.html
CATATAN DARI ROTI HIDUP . TAFSIRAN DIBAWAH INI BERADA DIBAWAH KATEGORI : TAFSIRAN FUTURIS
Penggenapan berita mengenai empat penunanggan kuda baru akan terjadi dimasa yang akan datang yaitu pada masa yang disebut sebagai masa kesusahan besar
Keenam meterai pertama dibuka
[6:1] 1 Full Life : ANAK DOMBA ITU MEMBUKA.
Nas : Wahy 6:1
Yesus Kristus sendiri (yaitu, Anak Domba itu) membuka semua meterai yang menyingkapkan hukuman yang menghancurkan dunia (ayat Wahy 6:1,3,5,7,9,12 ). Hukuman-hukuman itu bersifat ilahi, karena telah diserahkan ke dalam tangan Kristus ( Wahy 5:1,7 ; bd. Yoh 5:22 ). Sepanjang kitab Wahyu, hukuman berupa malapetaka itu disebut murka Allah (ayat Wahy 6:16-17; 11:18; 14:10,19; 15:1,7; 16:1,19; 19:15 ).
[6:1] 2 Full Life : YANG PERTAMA DARI KETUJUH METERAI ITU.
Nas : Wahy 6:1
Beberapa penafsir mengartikan pembukaan meterai yang pertama itu sebagai permulaan tujuh tahun kesengsaraan, masa depan yang penuh penderitaan dan hukuman yang belum pernah terjadi sebelumnya yang akan mengarah kepada kedatangan Kristus yang kedua kali (lih. Dan 9:27 ; bd. Yer 30:7 ; Dan 12:1 ; Wahy 6:17; 7:14 ; lihat art. KESENGSARAAN BESAR ).
Orang lain percaya bahwa meterai-meterai ini menggambarkan masa tiga setengah tahun terakhir dari tujuh tahun kesengsaraan, yang sering disebut kesengsaraan besar. Ada lagi orang lain yang melihatnya sebagai awal dari hukuman Allah menjelang akhir masa itu. Hukuman Allah dinyatakan dalam rentetan-rentetan peristiwa yang berurutan. Rentetan yang pertama adalah tujuh meterai itu (pasal Wahy 6:1-17 ); yang kedua, tujuh sangkakala hukuman (pasal Wahy 8:1-9:21; 11:15-19 ); dan ketiga, “ketujuh cawan murka Allah” (pasal Wahy 16:1-21 ; lihat cat. –> Wahy 8:1 ). [atau ref. Wahy 8:1 ]
[6:2] 3 Full Life : SEEKOR KUDA PUTIH.
Nas : Wahy 6:2
Empat orang yang menunggang kuda keluar sementara keempat meterai yang pertama dibuka (bd. Za 1:8-17; 6:1-8 ), melambangkan hukuman Allah atas sistem dunia yang telah rusak dan jahat serta orang-orang yang tidak mengenal Allah. Penunggang kuda putih itu dianggap oleh banyak penafsir Alkitab sebagai antikristus ( 1Yoh 2:18 ), penguasa dunia yang akan datang yang akan memulai kegiatannya pada permulaan masa tujuh tahun terakhir itu
(lihat art. ZAMAN ANTIKRISTUS ).
Ia diizinkan Allah untuk menipu semua orang yang menentang Kristus. Kemenangannya yang mula-mula akan dicapainya tanpa peperangan yang terbuka, sebab damai sejahtera diambil dari bumi mulai dengan penunggang kuda yang kedua (ayat Wahy 6:4 ; bd. Dan 9:26-27 ; 1Tes 5:3 ). Di lain pihak, semua penunggang kuda yang lain merupakan personifikasi, sehingga penunggang kuda putih itu barangkali hanya melambangkan kemenangan atau suatu roh yang kuat dari antikristus yang dilepaskan pada akhir zaman.
[6:4] 4 Full Life : KUDA … MERAH PADAM.
Nas : Wahy 6:4
Kuda merah padam itu dan penunggangnya melambangkan perang dan kematian dahsyat, yang diizinkan Allah ketika mendatangkan murka-Nya ke atas bumi (bd. Za 1:8; 6:2 ). Masa kesengsaraan itu akan merupakan masa kekerasan, pembunuhan, dan peperangan.
[6:5] 5 Full Life : SEEKOR KUDA HITAM.
Nas : Wahy 6:5
Kuda hitam dan penunggangnya itu melambangkan kelaparan yang besar (bd. Yer 4:26-28 ; Rat 4:8-9; 5:10 ). Kebutuhan-kebutuhan pokok bagi kehidupan akan langka dan harga-harga barang akan sangat tinggi; bala kelaparan akan menyebar ke seluruh dunia. Minyak dan anggur itu menunjuk kepada pohon zaitun dan pokok anggur, yang tidak mengalami kerusakan oleh musim kering sebanyak tumbuh-tumbuhan berbiji. Walaupun kelaparan telah terjadi sepanjang zaman gereja ( Mat 24:7 ), bagian ini berkaitan dengan suatu kelaparan khusus selama masa kesengsaraan.
[6:8] 6 Full Life : SEEKOR KUDA HIJAU KUNING.
Nas : Wahy 6:8
Kuda hijau kuning dan penunggangnya yang bernama Maut itu melambangkan peningkatan kedahsyatan perang, kelaparan, kematian, malapetaka, penyakit, dan binatang-binatang jahat. Hukuman ini akan begitu dahsyat sehingga seperempat penduduk dunia akan terbunuh.
PENAFSIRAN
Kitab Wahyu ini merupakan kitab PB yang paling sulit untuk ditafsirkan. Sekalipun para pembaca yang mula-mula barangkali memahami makna beritanya tanpa terlalu banyak mengalami kebingungan, namun pada abad-abad berikutnya pandangan yang beranekaragam mengenai makna kitab ini telah mengakibatkan lahirnya empat aliran penafsiran yang besar.
(1) Penafsiran _preterist_ ( pandangan masa lampau) memandang kitab ini dan nubuat-nubuatnya sebagai hal yang telah digenapi pada masa gelaran sejarah asli dari kekaisaran Romawi, kecuali untuk pasal 19-22 (Wahy 19:1–22:21), yang masih menunggu penggenapannya pada masa yang akan datang.
(2) Penafsiran _Historis _ (pendekatan sejarah) memandang kitab Wahyu sebagai suatu prakiraan nubuat dari seluruh perjalanan sejarah gereja sejak zaman Yohanes sampai pada zaman akhir. Peristiwa peristiwa dari Wahyu itu sudah terjadi, masih terjadi dan masih akan terjadi.
(3) Penafsiran _idealist_ (yang menekankan pemikiran ideal) menganggap lambang-lambang dalam kitab ini sebagai hal yang mengungkapkan prinsip-prinsip rohani tertentu tentang kebaikan dan kejahatan dalam sejarah pada umumnya, tanpa menghubungkannya dengan peristiwa-peristiwa nyata dalam sejarah. Pandangan ini menekankan makna spiritual di balik pewartaan Kitab Wahyu. Penglihatan-penglihatan yang dipaparkan dalam kitab ini dipahami sebagai ungkapan kebenaran rohani yang kekal, yang selalu dinyatakan di sepanjang sejarah. Penafsiran ini disebut juga sebagai penafsiran spiritual.
(4) Penafsiran _futurist_ (pandangan masa yang akan datang) mendekati pasal 4-22 (Wahy 4:1–22:21) sebagai nubuat tentang peristiwa-peristiwa dalam sejarah yang hanya akan terjadi pada akhir zaman.
BACA SELENGKAPNYA DI METODE PENAFSIRAN KITAB WAHYU
http://mengerti-alkitab.blogspot.co.nz/2011/11/metode-penafsiran-kitab-wahyu.html
BANDINGKAN ARTIKEL ROTI HIDUP TERBITAN 7 DESEMBER 2016