RENUNGAN
HUKUMAN MENANTI BAGI PARA KORUPTOR
Pemimpin bangsa seharusnya berpikir dan berkarya bagi kesejahteraan rakyat yang dipimpin. Pemimpin umat seharusnya mengarahkan umat di jalan yang benar. Namun tidak demikian dengan para pemimpin Yehuda. Mereka me-mutar balikkan kebenaran (ayat 9b) dengan mengabaikan keadilan dan melakukan kejahatan (ayat 1-3). Tindakan ini membingungkan rakyat, karena tidak jelas lagi mana yang benar dan mana yang salah. Mereka juga tidak melindungi rakyat, melainkan menyiksa rakyat (ayat 2-3, 10). Semua itu terjadi karena ketamakan mereka. Para pemimpin politik maupun pemimpin rohani bekerja atas motivasi cari duit (ayat 5, 11). Seolah telah berbuat benar, dengan pongah mereka berkata bahwa Tuhan pun tidak akan menghukum mereka (ayat 11). Ini benar-benar munafik! Di satu sisi, mereka menolak keadilan Allah, tetapi di sisi lain mereka mengharapkan perlindungan-Nya. Namun Tuhan selalu berdiri di atas kebenaran. Semua pemimpin bangsa yang korup akan dihukum Allah (ayat 4, 6-7, 12)!
Situasi masa kini pun tidak berbeda jauh. Disana sini di banyak negara dunia para pemimpin bangsa menyalah gunakan jabatan mereka. Bagai sel-sel kanker yang merambah seluruh bagian tubuh, korupsi dilakukan oleh aparat pemerintahan dari berbagai bidang. Bahkan pelaku keadilan pun terlibat di dalamnya! Lalu bagaimana sikap kita? Kita tidak boleh menyama ratakan semua pejabat, karena bukan tidak mungkin masih ada di antara pejabat yang berusaha melakukan yang terbaik bagi rakyat. Doakanlah mereka. Kita juga harus ingat bahwa hukuman yang dijatuhkan pada pemimpin yang menindas rakyat, akan jatuh juga pada kita bila kita melakukan dosa yang sama. Maka bertindaklah adil pada sesama, serta perhatikanlah orang-orang yang miskin dan tertindas.
Jika kita duduk sebagai pemimpin, baik pemimpin bangsa, pemimpin kantor, pemimpin rumah tangga atau pemimpin rohani, layanilah dengan baik setiap orang yang dipercayakan pada kita. Jangan cari keuntungan bagi diri sendiri. Teladanilah Mikha yang menyampaikan kebenaran secara konsisten, meskipun kebenaran itu berisi teguran yang tidak enak didengar.
MIKHA PASAL 3: 1-4 MENENTANG PEMIMPIN DAN NABI PALSU DI ISRAEL
Kataku : baiklah dengar, hai para kepala Yakub (ay 1) ungkapan Mikha ini adalah suatu ucapan sapaan kepada golongan pemimpin dari pemerintah dan masyarakat pada pemerintahan ahas pada saat itu. Golongan ini mereka dipercayakan untuk mengurus peradilan yang jujur dan pelaksanaan hukum Taurat Allah, mereka mempergunakan kekuasaan ini sebagai mengeksploitir rakyat tanpa berpri kemanusiaan. Kekuasaan yang mereka pegang ini menelan rakyatnya dan mereka tidak peduli dengan keadaan rakyatnya yang seharusnya rakyatnya ini dilindungi oleh pemerintahannya. Mereka ini seperti kanibal yang memandang saudaranya lebih sebagai barang dari pada sebagai manusia, mereka merampas segala yang ada pada saudara mereka tanpa belas kasihan, seperti binatang buas yang kelaparan kemudian saudara mereka dijerumuskan kedalam kemelaratan, kelaparan, bahkan kepada maut. Akibat dari perbuatan mereka maka Penghukuman itu datang menimpa bangsa Israel dan penyerbu-penyerbu mengancam dan memusnahkan harta kekayaan mereka, bahkan hidup mereka sendiri. Sekalipun mereka berseru kepada Tuhan, tetap Tuhan tidak menjawab seruan mereka bahkan Tuhan menyembunyikan wajah-Nya terhadap mereka karena mereka sudah membelakangi Hukum Taurat Allah (Ay 4)
AYAT 5-8, NEGARA YANG RUSAK BERHADAPAN DENGAN NABI YANG DIPENUHI DENGAN ROH KUDUS
Mikha tidak mengutuk semua ramalam, ia hanya mengutuk apa yang diucapkan orang-orang serakah yang banyak dilakukan orang-orang pada zamannya. Sekali lagi bahasanya kasar yang menyesatkan bangsa, yang apabila mereka mendapatkan sesuatu untuk dikunyah maka mereka akan menyerukan damai, tetapi kepada orang-orang yang tidak memberikan sesuatu kedalam mulut mereka, mereka akan menyerukan perang. Menutupi mukanya, pada saat itu tanda itu menunjukan kesedihan (Yer 24:17-22) dan menjadi najis (Im 13:45) (ay 7). Ayat 8 mengemukakan tujuan dari pelayanan Mikha dan dengan jelas menyebukan ciri-ciri pelayanan Mikha.)
Ayat 9-12, PEMBINASAAN MENGANCAM PARA PENGUASA, IMAM DAN NABI
Sebenarnya ayat 9 mengulang gagasan kunci dari ayat 1, ayat 10 mengarah kepada penumpahan darah dan ayat 11 mengacu kepada penghakiman kepada pemimpin yang serakah dan sekarang mereka mempunyai keberanian untuk menyatakan Allah ada di pihak mereka. Ayat 12 dikutip oleh pemimpin Negara dalam Yer 26:16-19, hal ini untuk melindungi Yeremia dari hukuman mati karena mengatakan bahwa Yerusalem dapat dihancurkan seperti silo. Sepertinya Silo adalah dulu tempat tabut disimpan dan menjadi pusat agama Musa pada zaman itu (1Sam 1:3) sekarang bangsa Filistin sudah merampas tabut itu (1 Sam 4). Mikha mengatakan hal ini pada zaman Raja Hiskia (Jer 26:18) Raja yang suka memperbaharui liturgy tetapi buta terhadap penghinaan dan pelecehan terhadap orang miskin. Karena kesalehan dan hati yang mengasihi Tuhan sebagai nabi yang percayakan Tuhan untuk memimpin bangsa Israel, para pemimpin itu berseru: bukankah Tuhan ada ditengah-tengah kita ! Ay 11. Sebenarnya penderitaan yang dialami manusia diakibatkan karena serakah dan nafsu dalam kepemimpinan, yang dimulai dengan mengusir rakyat dari rumah dan tanah mereka, kemudian membuat Yerusalem menjadi puing-puing.
SUMBER
http://stephenjois.blogspot.co.nz/2014/02/tafsiran-kitab-mikha-pasal-1-7-oleh.html
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=33&chapter=3&verse=1