Dalam proses penyembuhan luka hati, Yesus membuka memori-memori yang menyakitkan sedikit demi sedikit; seperti bawang merah yang memiliki lapisan-lapisan yang harus dikupas satu demi satu. “Manusia baru”, “dilahirkan kembali”, atau “dipenuhi Roh Kudus” tidak selalu secara otomatis menyembuhkan bagian-bagian ini. Doa, kedisiplinan, dan niat pun tidak akan membawa kita ke tempat damai. Diperlukan semacam penyembuhan yang khusus — cara-cara bertindak yang tidak dimengerti akibat trauma dan luka emosi serta mempelajari kembali cara berpikir dan bertindak yang baru. Setelah kita menyadari kebutuhan relasi yang lebih intim dengan Yesus dan mulai lebih lagi memercayai Yesus, kita mampu membuka hati kita untuk kesembuhan dan mengizinkan kasih-Nya masuk lebih dalam ke dalam hati kita.
Saat kita menghadapi kesulitan dalam relasi, kesulitan dengan respons dosa, ketidakmampuan untuk menemukan kedamaian atau memiliki relasi yang lebih dekat kepada Yesus Kristus, penyembuhan luka batin akan menjadi cara termudah untuk menyembuhkan bagian-bagian kehidupan kita yang menimbulkan kesengsaraan. Apabila Anda percaya akan anugerah penyelamatan oleh kematian Yesus di kayu salib dan percaya akan kuasa Roh Kudus yang Ia utus kepada kita setelah kematian-Nya, Anda dapat mengetahui bahwa Ia dapat menyembuhkan kita secara emosi, fisik, dan rohani.
Dari karunia Roh Kudus (1 Korintus 12:4) muncullah karunia kesembuhan luka batin. Ketika Yesus menyembuhkan, Ia tidak hanya menyembuhkan sakit fisik, tetapi juga sakit rohani dan emosi. Penyembuhan luka batin sangat terkait dengan pemulihan kesehatan emosi dan rohani kita. Ini bukanlah perawatan konseling atau psikiatris meskipun beberapa konselor juga melakukan penyembuhan luka batin. Sering kali, setelah penyembuhan luka batin orang-orang pun disembuhkan secara fisik.
Kesembuhan luka batin berarti kita semakin menyerupai Yesus Kristus. Jika kita membawa semua beban kita (luka lama dan rasa takut) ke mana-mana, kita tidak dapat menjadi seperti Yesus. Jiwa kita terluka dan Yesus ingin menyembuhkan jiwa kita. Ia ingin membawa kita pada realita bahwa kita dapat memiliki kehidupan yang dipenuhi kedamaian yang melampaui segala akal.
Menyembuhkan jiwa yang terluka adalah sebuah proses ketika memori yang menyakitkan atau menimbulkan trauma harus ditawan dan ditundukkan kepada Kristus. Di bawah pimpinan Roh Kudus yang membimbing orang percaya ke dalam seluruh kebenaran, kita dapat membuka luka-luka dan kebohongan yang telah menawan seseorang dalam rasa malu, rasa bersalah, atau takut. Dengan membuka kembali memori yang menyakitkan dalam hadirat Tuhan Yesus yang hidup, dan mengizinkan Dia menyampaikan Injil ke dalam hati, dengan mendatangkan kebenaran, kesembuhan, kedamaian, dan pengampunan.
Manusia yang terluka dalam perjalanan_Part 3/6 (Rm Yohanes Indrakusuma, CSE))