LUKA BATIN 4


LUKA BATIN 4
Masyarakat, bahkan orang Kristen, dipengaruhi oleh apa yang dikatakan dan dilakukan terhadap mereka. Setelah bertahun-tahun, bila kata-kata dan perbuatan-perbuatan yang menyakitkan tidak dibawa ke dalam terang Kristus, kata dan perbuatan itu membusuk seperti kanker emosi. Akhirnya, kata-kata dan perbuatan-perbuatan yang menyakitkan itu muncul dalam masalah-masalah seperti kecemasan, depresi, kecanduan, dorongan, kurangnya keintiman, kemarahan besar, gangguan makan, dorongan seksual, dll..
Penyembuhan merasuk ke akar yang menimbulkan gejala-gejala. Roh Kudus dapat menunjuk dengan tepat sumber penderitan emosi dan mengucapkan kebenaran ke bagian jiwa yang terluka atau terikat. Ketika penyembuhan dilakukan terus-menerus, orang-orang mulai menyadari bahwa mereka sedang dibebaskan dari apa yang menawan mereka. Meskipun penyembuhan tidak mengubah hal-hal yang menyakitkan yang telah terjadi, penyembuhan tersebut mengizinkan Allah menyembuhkan jiwa yang terluka.
Seruan terbesar Allah sekarang ini adalah membebaskan anak-anak-Nya. Ia menghendaki kita bebas sehingga kita dapat menyembah Dia. Ia begitu mengasihi kita sehingga luka-luka kita melukai-Nya juga. Inilah kasih-Nya yang terbesar kepada kita.
Kita datang kepada Allah dari kehidupan dosa. Hidup kita dipenuhi dengan kehancuran, bekas-bekas luka emosi, sakit hati, dan penolakan. Kita dibelenggu dan diikat oleh banyaknya pola pemikiran dan kebiasaan. Ketika kita dilahirkan kembali, kita menerima pengampunan Allah dan hidup baru dengan hati yang baru, dan dibawa ke dalam kerajaan-Nya. Akan tetapi, ada banyak bidang dalam hidup kita yang telah dihancurkan oleh dosa. Bidang-bidang ini perlu pemulihan dan transformasi oleh Roh Kudus. Ketika kita dibelenggu dalam dosa yang telah menjadi kebiasaan atau diterima sebagai dampak luka-luka kita, sulit bagi kita untuk melihat ketertawanan kita. Saat kita berseru kepada Yesus untuk menyembuhkan kita, Ia tahu dengan tepat di mana dan bagaimana menyelamatkan kita. Ia melihat semuanya, dan sedikit demi sedikit mulai memotong kawat berduri yang terus membelenggu kita dalam reaksi kita yang salah.

Manusia yang terluka dalam perjalanan_Part 4/6 (Rm Yohanes Indrakusuma, CSE))