SERI 2: Aku adalah Orang yang Ditebus – Harga yang Mahal Telah Dibayar
📖 “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya.” (Efesus 1:7)
🔎 Mencari Identitas yang Sejati
Banyak orang hari ini mencari identitas diri dari lingkungan, status sosial, pencapaian, atau dari cara dunia menilai mereka. Tapi pencarian seperti itu sering meninggalkan luka: perbandingan yang tak sehat, rasa tidak cukup, dan kelelahan psikologis.
Sudah saatnya kita meninggalkan sumber identitas yang rapuh itu, dan beranjak menuju pemahaman yang kokoh dan sejati: identitas kita di dalam Kristus. Surat Efesus menolong kita menyelami siapa kita sebenarnya di mata Allah. Dalam seri ini, kita akan menggali satu per satu identitas itu agar kita hidup lebih sadar, utuh, dan merdeka sebagai anak-anak Allah.
🔓 Aku adalah Orang yang Ditebus
Di dunia yang suka menilai manusia dari kegagalan dan catatan masa lalu, Injil datang membawa kabar mengejutkan: kita sudah ditebus! Penebusan bukan sekadar pengampunan abstrak, melainkan tindakan konkret—darah Kristus sendiri telah dibayarkan sebagai harga yang mahal untuk membebaskan kita dari belenggu dosa.
Efesus 1:7 menegaskan bahwa di dalam Kristus, “kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa.” Artinya, siapa pun kita hari ini—apapun kisah kelam kita dulu—itu tidak lagi mendikte siapa kita di masa depan. Penebusan menghapus catatan kesalahan dan membuka halaman baru.
💔 Masa Lalu Bukan Lagi Identitas
Begitu banyak orang hidup dengan bayang-bayang masa lalu. Rasa bersalah, penyesalan, dan kegagalan membuat seseorang ragu melangkah dan terus menyalahkan diri sendiri. Bahkan setelah menjadi orang percaya, kita sering berpikir: “Apakah aku layak diampuni? Apakah Tuhan benar-benar sudah melupakan dosaku?”
Tapi Paulus tidak ragu. Ia berkata, “kita beroleh penebusan.” Itu bentuk lampau. Sudah terjadi. Sudah final. Pengampunan bukanlah proses yang bergantung pada suasana hati Tuhan atau perasaan kita. Itu adalah keputusan kasih yang telah ditetapkan di salib.
💡 Refleksi Pribadi: Apakah Aku Masih Hidup dalam Rasa Bersalah?
Ini pertanyaan penting bagi kita semua:
Apakah aku masih hidup dalam rasa bersalah, padahal darah Kristus sudah mengampuni?
Jika jawabannya ya, maka kita perlu memandang kembali kepada salib. Di sana, Yesus tidak hanya menanggung dosa kita—Dia juga menanggung rasa malu kita. Identitas sebagai orang yang ditebus artinya kita tidak lagi hidup terikat oleh luka masa lalu, tapi dibebaskan untuk berjalan dalam kebaruan hidup.
🔄 Hidup Sebagai Orang yang Ditebus
Identitas sebagai orang yang ditebus memberi kita arah baru dalam menjalani hidup. Kita tidak lagi melayani Tuhan karena ingin membayar utang dosa, tapi karena bersyukur. Kita melayani karena kita sudah diterima, bukan supaya diterima.
Ini juga mengubah cara kita memandang orang lain. Kalau kita telah ditebus dengan darah yang mahal, maka orang di sebelah kita juga. Tidak ada manusia yang terlalu rusak untuk ditebus. Tidak ada yang terlalu jauh untuk dijangkau kasih Kristus.
✨ Penutup: Nilai Kita Tidak Ditentukan Oleh Masa Lalu
Saudaraku, hidup dalam identitas sebagai orang yang ditebus berarti kita menolak untuk terus menyebut diri kita dengan label lama: gagal, najis, berdosa. Kita sekarang dipanggil dengan nama baru: ditebus, dikasihi, dan diampuni.
Jangan biarkan masa lalu membisikkan kebohongan tentang siapa dirimu. Lihatlah kepada salib dan dengarlah suara Tuhan yang berkata:
“Engkau telah Kubayar lunas. Engkau adalah milik-Ku.”