JANGAN MENYEPELEKAN YANG KECIL

Mikha 5:1-4b

1. Betlehem merupakan sebuah kota kecil di kawasan pertanian, terletak sekitar 8 km selatan dari Yerusalem. Efrata adalah nama sebuah suku yang tinggal di Betlehem atau daerah sekitarnya dan mungkin nama lain untuk kota itu. Betlehem adalah kampung halaman Daud, Raja Israel. Dalam PB kelahiran Yesus di Betlehem dilihat sebagai penggenapan nubuat Mikha. Kitab Mikha menjadi sebuah jawaban atas pertanyaan umat di masa itu yang seakan-akan meragukan kemahakuasaan Allah. Mikha hadir dengan menyatakan bahwa tidak ada yang lebih berkuasa daripada Allah. Ia akan menghukum pemimpin-pemimpin dunia dan bangsa-bangsa yang menentang-Nya, namun Ia juga akan menyelamatkan orang yang mengakui dosanya dan kembali kepada-Nya. Hal demikian yang telah dialami oleh Mikha, seorang yang berasal dari tempat yang sangat tidak terpandang maupun tidak cukup berpendidikan namun dipakai Allah untuk menyatakan kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya.[1]

2.Mikha diperhadapkan pada situasi yang di mana para pemimpin dan penguasa hidup dalam pesta pora, hidup dalam korupsi, dan juga para imam yang menjadi sangat fasik serta mencari keuntungan dari hal-hal yang tidak jujur.[2] Kehidupan umat kecil menjadi semakin ditekan dan dipersulit dengan segala hal yang hendak mereka lakukan, umat mulai merasa bahwa ini sudah menjadi garis kehidupan orang-orang kecil yang tidak akan pernah mendapatkan pembelaan. Mikha menunjukan bahwa Allah akan selalu berpihak bagi orang-orang kecil yang selalu setia hidup dalam kebenaran, dan lihatlah kota kecil ini akan melahirkan seorang pemimpin yang akan menyelamatkan dunia.

3.Selain mengangkat akan status kota yang kecil tetapi dipakai Allah, keberadaan seorang perempuan pun ditunjukan, yakni dari seorang perempuan yang akan melahirkan pemimpin besar. Perempuan yang akan melahirkan itu mengarah kepada keturunan dari Raja Daud (1 Raj. 1:11-31), dan jika berangkat dari keturunan dari Raja Daud dalam pasal 2 disebutkan tentang seorang perawan yang muda untuk mempersiapkan keturunan bagi Raja Daud.

4.Pesan dari nabi Mikha tentang ‘dia menjadi damai sejahtera’ menekankan akan posisi Mikha yang tidak hanya sekadar menjadi seorang pembaca berita namun juga diberikan kuasa dari Allah untuk menjadi orang yang dapat memberikan pengharapan baru bagi umat saat itu yang sedang putus asa dengan keadaan[3]. Namun ada terjemahan lain yang menekankan kedalaman pesan dalam ayat 4a ini lebih mengarah kepada orang-orang kecil (wong cilik) sebagai pembawa damai sejahtera karena Allah telah memampukan mereka menjadi pembawa pesan itu.

5.Dari kitab Mikha kita menemukan pesan yang disampaikan yaitu tentang kedatangan penyelamat, di mana kedatangan utusan itu dari tempat yang sangat sederhana, tidak terduga oleh manusia. Seringkali manusia memikirkan karya Allah melalui peristiwa-peristiwa yang dahsyat dan spektakuler. Anggapan itu membuat manusia lupa bagaimana Allah juga berkarya melalui hal-hal kecil. Karya-karya itu seperti yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti bernafas, berjalan, menggerakan jari-jari tangan, seluruh organ tubuh kita masih dapat berfungsi dengan baik dan sebagainya. Bukankah itu adalah anugerah Allah yang besar namun kadang tak diperhatikan dengan seksama?