Meninggal Dunia: Joyce Lin, Seorang Pilot Misionaris yang Mengangkut Pasokan Coronavirus
https://www.christianitytoday.com/news/2020/may/joyce-lin-papua-maf-pilot-misionaris-virus-bahasa-indonesia.html
1.MAF pilot Joyce Lin Seorang pilot misionaris warga negara Amerika berusia 40 tahun yang mengirimkan pasokan COVID-19 ke desa-desa terpencil meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat di Indonesia pada hari Selasa 12 Mei 2020
Menurut polisi setempat, tim SAR menemukan pesawat Kodiak 100 miliknya terjatuh di Danau Sentani dan menemukan jenazahnya di kedalaman 13 meter.
2.Lin adalah seorang pilot berpengalaman dan seorang instruktur penerbangan tersertifikasi. Dia melakukan penerbangan solo pertamanya untuk MAF pada bulan Maret. Disetujui untuk terbang ke 20 desa (dari sekitar 150 yang dilayani oleh MAF), ia memimpin upaya pengadaan sabun untuk misionaris dan tenaga bantuan yang menangani virus corona dan juga mengangkut obat-obatan, peralatan tes COVID-19, serta alat pelindung diri ke daerah setempat.
3.Lin yang merupakan lulusan Institut Teknologi Massachusetts dan Seminari Teologi Gordon-Conwell telah bersiap dan berlatih untuk menjadi seorang pilot misionaris selama sepuluh tahun. Ia pertama kali magang di MAF pada tahun 2010, mendapatkan commercial pilot license-nya pada tahun 2015, dan pindah ke Papua pada tahun 2019.
4.Lin dibesarkan di Colorado dan Maryland, putri dari imigran Kristen Taiwan. Ia menjadi seorang Kristen sejak kanak-kanak melalui suatu program penjangkauan di sebuah gereja injili lokal. Setelah mendapatkan gelar dalam bidang ilmu komputer dari MIT dan bekerja di bidang TI selama sepuluh tahun, Lin merasa terpanggil untuk terjun dalam pelayanan. Di Gordon-Conwell, ia menemukan tentang penerbangan misionaris: pekerjaan yang menggabungkan minatnya dalam penerbangan, keterampilan komputernya, dan panggilannya untuk pelayanan Kekristenan.
5.Dia lalu semakin diyakinkan akan panggilan Tuhan dan mengarahkan hidupnya untuk menjadi seorang pilot misionaris. Selain menerbangkan pasokan untuk para misionaris dan tenaga bantuan kemanusiaan di Papua, ia juga membantu mengatur sistem komputer supaya mereka bisa mendapatkan akses internet.
Pada bulan Desember, Lin membela pekerjaan misionaris melalui sepucuk surat kepada teman-teman dan keluarganya di Amerika Serikat.
6.“Sebelum ada orang yang keberatan dengan orang Kristen atau orang Barat yang mengubah cara hidup orang lain,” ia menulis, “penting untuk mengetahui bahwa Papua bukanlah surga tropis sebelum kedatangan misionaris Kristen. Suku-suku Papua hidup saling bunuh satu dengan yang lain. … Orang-orang hidup dalam ketakutan yang terus menerus terhadap suku-suku lain dan terhadap dunia roh.”
7.“Ada sebuah ayat terkenal yang sering dikutip orang Kristen dari Roma 8:28,” tulisnya, “yang mengatakan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya. Melihat kembali hari-hari yang telah saya lalui, sungguh menyenangkan menyaksikan begitu banyak cara di mana ayat ini benar-benar nyata terjadi dalam panggilan saya untuk melayani di Indonesia.”
Pada hari Selasa, sebuah memorial kecil berupa mawar merah diletakkan di atas landasan tempat Lin dijadwalkan mendarat. “Pilot Joyce Lin,” tertulis di sebuah kartu, “sampai kita berjumpa lagi.”
8.Lin meninggalkan orang tua dan dua orang saudara perempuannya.
Disarikan dari:
Nama Situs : Christianity Today
Alamat Situs : https://www.christianitytoday.com/news/2020/may/joyce-lin-papua-maf-pilot-misionaris-virus-bahasa-indonesia.html