“Kekayaan Sejati dalam Pengorbanan”
“Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.” (2 Korintus 8:9)
Pada Jumat Agung, kita merenungkan pengorbanan terbesar dalam sejarah—Yesus Kristus yang mati di kayu salib. Raja segala raja yang meninggalkan takhta surgawi-Nya dan menjadi miskin demi kita. Paradoks salib mengajarkan kita bahwa kekayaan sejati ditemukan dalam pengorbanan.
Di tengah dunia yang mendefinisikan kesuksesan melalui akumulasi kekayaan, salib menantang kita dengan definisi yang sama sekali berbeda. Yesus, yang memiliki segala kuasa dan kekayaan, merelakan semuanya demi kasih. Pengorbanan-Nya memberi kita perspektif baru tentang apa artinya menjadi “kaya” dalam pengertian yang sejati—kaya dalam hubungan dengan Allah, kaya dalam kasih, dan kaya dalam pengharapan yang melampaui gejolak ekonomi dunia.
Renungan:
1. Apakah saya telah menyadari kekayaan spiritual yang saya terima melalui pengorbanan Kristus?
2. Bagaimana salib mengubah perspektif saya tentang kesuksesan, kekayaan, dan keamanan?
3. Pengorbanan apa yang Tuhan mungkin minta dari saya untuk memberkati orang lain di tengah gejolak ekonomi?
Doa: Tuhan Yesus, terima kasih atas pengorbanan-Mu di kayu salib. Engkau yang kaya telah menjadi miskin supaya kami boleh menjadi kaya dalam pengertian yang sejati. Bantulah kami untuk menemukan kekayaan sejati dalam hubungan dengan-Mu, bukan dalam harta duniawi. Berilah kami keberanian untuk berkorban bagi orang lain sebagaimana Engkau telah berkorban bagi kami. Dalam nama-Mu yang kudus, amin.