SABTU SUNYI:MENUNGGU DIAM DI HADAPAN SALIB

“Yesus yang disalibkan itu telah mati. Ia dikuburkan.”
(Markus 15:46)

1.Hari ini gereja tidak ramai. Tidak ada sorak Hosana seperti hari Minggu Palem. Tidak juga terdengar teriakan “SALIBKAN DIA !” seperti kemarin. Hari ini hening. Ini adalah Sabtu Sunyi—hari di antara kematian dan kebangkitan. Hari ketika langit seakan menahan nafas, dan bumi diam dalam duka.

2.Yesus telah mati. Sang Guru telah menyerahkan nyawa-Nya. Bukan karena kalah, tetapi karena kasih. Ia tidak diseret menuju salib oleh kekuasaan Roma atau kebencian para pemuka agama. Ia melangkah ke salib karena kasih-Nya kepada kita.
Dan kini, Ia diam dalam kubur.

3.Bagi para murid, hari ini adalah hari kehilangan. Hari antara harapan yang pupus dan janji yang belum tampak. Mereka tidak tahu bahwa Minggu akan membawa cahaya. Bagi mereka, dunia seolah runtuh. Yang mereka andalkan, kini dibungkus kain kafan.

4.Kita pun pernah berada di sana—di titik sunyi, antara kehilangan dan harapan. Ketika doa belum dijawab, ketika mujizat belum datang, ketika langit terasa tertutup. Dan di sinilah kita diajak mengikuti Yesus, bukan sebagai pahlawan populer, bukan sebagai ikon kemenangan instan, tetapi sebagai Tuhan yang mati, dan dikuburkan.

5.Sabtu Sunyi mengajarkan kita bahwa mengikut Yesus tidak selalu berarti jalan mudah dan penuh sorak. Kadang itu berarti diam di depan batu besar yang menutup pintu kubur. Kadang itu berarti setia menunggu, percaya dalam gelap, tetap mencintai dalam diam.

6.Kita mudah mengagumi pemimpin-pemimpin rohani zaman ini—tokoh-tokoh besar dengan kharisma dan kekuatan manusiawi. Tapi hari ini kita tidak memandang kepada manusia. Kita memandang pada Dia yang tidak berusaha menyelamatkan diri-Nya, tetapi justru mati agar kita hidup.
“Sebab jika kita telah menjadi satu dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan kebangkitan-Nya.”
(Roma 6:5)

7.Hari ini bukan akhir. Tapi juga bukan puncak kemenangan. Ini adalah hari berdiam bersama Tuhan yang telah wafat, dan dengan rendah hati berkata:
“Aku akan tetap setia pada-Mu, bahkan di tengah sunyi dan gelap. Sebab salib-Mu adalah jalan hidupku.”
________________________________________
Doa:
Tuhan Yesus, ajar aku untuk tidak hanya mengikuti-Mu saat Engkau dipuji dan dimuliakan. Tapi juga di hari sunyi ini, ketika Engkau diam di kubur, ajar aku setia. Biarlah aku belajar mati dari keakuanku, agar aku bangkit bersama-Mu dalam terang yang baru. Amin.