FILSAFAT BARAT MELIHAT KELEKATAN
Filsafat Barat juga memiliki pandangan mengenai kelekatan sebagai sumber penderitaan, meskipun mungkin tidak sekomprehensif ajaran-ajaran dalam filsafat Timur. Beberapa filsuf dan aliran dalam tradisi Barat yang mengulas hal ini antara lain:
1.### Stoa (Stoicism)
1.1.Filsafat Stoa, yang berkembang di Yunani dan Roma kuno, memiliki pandangan yang sangat mirip dengan ajaran-ajaran Timur mengenai kelekatan. Menurut Stoicisme, penderitaan manusia berasal dari kelekatan pada hal-hal yang berada di luar kendali kita, seperti kekayaan, kekuasaan, dan bahkan hubungan pribadi. Para Stoik, seperti Epictetus, Seneca, dan Marcus Aurelius, mengajarkan pentingnya mengembangkan ketenangan batin dan kebebasan melalui penerimaan (acceptance) dan melepaskan keinginan-keinginan yang tidak realistis.
1.2.Marcus Aurelius, dalam bukunya *Meditations*, menulis banyak tentang pentingnya memahami sifat sementara dari kehidupan dan tidak menjadi terlalu terikat pada hal-hal duniawi. Ini sejalan dengan ajaran-ajaran Buddhisme tentang ketidakpermanenan (anicca) dan kelekatan.
2.### Epicureanisme
Epicurus, seorang filsuf Yunani lainnya, juga berbicara tentang pentingnya melepaskan kelekatan. Epicurus mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati datang dari ketenangan batin dan kebebasan dari rasa sakit, yang dapat dicapai dengan menghindari keinginan yang berlebihan dan hidup secara sederhana. Kelekatan pada kenikmatan materi dan ambisi duniawi dianggap sebagai sumber penderitaan karena mereka membawa ketidakpuasan dan keresahan.
3.### Eksistensialisme
Beberapa filsuf eksistensialis, seperti Jean-Paul Sartre dan Albert Camus, juga menyinggung tentang penderitaan yang berasal dari kelekatan. Sartre berbicara tentang “keberadaan di dalam-diri” dan “keberadaan untuk-diri”, di mana kelekatan pada identitas dan peran sosial bisa menghalangi kebebasan individu. Camus, dalam esainya *The Myth of Sisyphus*, menggambarkan kehidupan sebagai absurd, dan bahwa mencari makna atau kelekatan pada tujuan tertentu dalam kehidupan yang tidak pasti ini bisa menyebabkan penderitaan eksistensial.
4.### Filsafat Kristen
Dalam tradisi Kristen, kelekatan pada hal-hal duniawi sering kali dianggap menghalangi hubungan dengan Tuhan. Para tokoh seperti St. Augustine dan Thomas Aquinas menekankan pentingnya melepaskan kelekatan pada materi dan fokus pada hal-hal spiritual. St. Augustine dalam *Confessions* berbicara tentang perjuangannya melawan kelekatan duniawi dan pencariannya akan kebahagiaan sejati melalui Tuhan.
5.### Arthur Schopenhauer
Schopenhauer, seorang filsuf Jerman, melihat keinginan dan kelekatan sebagai akar penderitaan. Dalam karyanya *The World as Will and Representation*, ia menyatakan bahwa keinginan (will) adalah sumber utama penderitaan, dan melepaskan keinginan tersebut adalah cara untuk mencapai kebahagiaan. Ini mirip dengan ajaran-ajaran Buddhisme mengenai keinginan dan penderitaan.
******Secara keseluruhan, meskipun dengan pendekatan dan terminologi yang berbeda, banyak aliran dalam filsafat Barat juga mengakui bahwa kelekatan bisa menjadi sumber penderitaan, dan melepaskannya bisa menjadi jalan menuju kebahagiaan dan kedamaian batin.