http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=5&intro=pintisari
Suatu tantangan bagi umat Allah
NAMA
Nama Ibrani untuk Kitab Ulangan dirangkum dalam baris pembukaan yang berbunyi “inilah perkataan-perkataan itu”. Nama Ulangan diambil dari kata Yunani yang berarti “hukum kedua” yang merupakan terjemahan yang sedikit kurang tepat dari “salinan dari hukum ini” (Ula 17:18).
STRUKTUR KITAB ULANGAN
Dalam Ulangan kita membaca pengulangan dan penekanan kembali dari perjanjian yang dibuat antara Allah dan bangsa Israel di Sinai. Bentuk perjanjian dibuat sesuai dengan pola umum naskah perjanjian di daerah Asia Timur Dekat kuno yang terdiri dari latar belakang historis, daftar kewajiban, uraian mengenai berkat dan kutuk, serta pengaturan untuk menyimpan dan membaca dokumen perjanjian. Dalam Ulangan pola ini ditampilkan dalam bentuk tiga pidato Musa di depan bangsa Israel sebelum ia wafat untuk mengingatkan mereka apa artinya menjadi umat Allah.
PENULIS DAN WAKTU PENULISAN
Tidak ada alasan untuk meragukan bahwa sebagian besar bahan didapat langsung dari Musa sendiri. Pendapat bahwa seluruh kitab ini dibuat selama masa reformasi Hizkia atau Yosia, atau bahkan setelah masa pengasingan tidak dapat didukung, karena tidak ada isi kitab yang berhubungan dengan tradisi Raja Daud atau Bait Allah; kedua fakta ini amat penting di kemudian hari. Pada kenyataannya pola hidup yang digambarkan cocok dengan latar belakang kehidupan bangsa Israel sebelum adanya kerajaan. Namun demikian, rupanya telah terjadi beberapa penyuntingan dan penyusunan kembali sehingga sangat sukar untuk menentukan kapan akhirnya kitab itu diterbitkan. Contoh-contoh perjanjian dan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Keluaran seringkali dikemukakan secara berbeda di dalam Ulangan. Mungkin hal ini dilakukan untuk memenuhi situasi yang berbeda, tetapi andaikata uraian itu disesuaikan untuk kebutuhan zaman yang kemudian, itu tidak berarti bahwa tidak seluruh isi kitab didasarkan pada bahan-bahan dari Musa.
MENGAPA ULANGAN DITULIS?
Tujuan utama dari pidato-pidato Musa ialah untuk meyakinkan bangsa Israel sebagai umat Allah sebelum ia menyerahkan tampuk pimpinan kepada Yosua dan bangsa itu berjuang melawan orang Kanaan. Secara keseluruhan Ulangan mengajarkan isi dan arti agama Israel, menantang mereka untuk melaksanakan peraturan-peraturannya dan mendorong bangsa itu untuk menyerahkan diri sekali lagi pada pelayanan kepada Allah. Kitab itu menggambarkan “kehidupan berbahagia” dalam persekutuan dengan Allah sambil menikmati segala berkat-Nya, dan membandingkannya dengan akibat yang akan terjadi jika mereka melalaikan perjanjian. Kitab itu hampir dapat digambarkan sebagai suatu kitab “undang-undang” bagi bangsa Israel dan bukan hanya sebagai buku pegangan bagi para pemimpin mereka.
Garis Besar
[1] PIDATO MUSA YANG PERTAMA Ula 1:1-4:43
[2] PIDATO MUSA YANG KEDUA Ula 4:44-11:32 : Perjanjian dengan Allah
[3] PIDATO MUSA YANG KEDUA Ula 12:1-26:19: Peraturan-peraturan terperinci
[4] PESAN DARI PARA PEMIMPIN Ula 27:1-28:68
[5] PIDATO MUSA YANG KETIGA Ula 29:1-30:20
[6] HARI-HARI TERAKHIR MUSA Ula 31:1-34:12
Pesan
1. Allah perjanjian
2. Kewajiban-kewajiban dalam perjanjian
3. Berkat bagi yang taat kepada perjanjian
4. Akibat-akibat dari ketidaktaatan pada perjanjian
Penerapan
Ulangan mengajar kita tentang:
1. Hubungan kita dengan Allah
2. Ibadah kita kepada Allah.
Tema-tema Kunci
1. Kekuasaan Allah
2. Kesetiaan Allah
3. Kasih.
4. Penyerahan
Empat ciri khas menandai Ulangan.
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=5&chapter=1&verse=1
(1) Ulangan menyediakan bagi angkatan Israel yang baru (yang sebentar lagi akan masuk Kanaan) landasan dan motivasi yang diperlukan untuk mewarisi tanah yang dijanjikan dengan memusatkan perhatian kepada tabiat Allah dan perjanjian-Nya dengan Israel.
(2) Ulangan merupakan “Kitab Hukum Kedua” karena di dalamnya Musa, pemimpin Israel yang berusia 120 tahun, menyatakan kembali dan merangkum (dalam bentuk khotbah) sabda Tuhan yang terdapat di dalam keempat kitab sebelumnya.
(3) Ulangan merupakan “Kitab Kenangan.” Nasihat yang khas dari Ulangan ialah, “Ingatlah … dan jangan melupakan.” Daripada mengemukakan usaha untuk mencari “kebenaran baru,” Ulangan menasihati Israel untuk mempertahankan dan menaati kebenaran yang sudah dinyatakan Allah sebelumnya dalam Firman-Nya yang mutlak dan tidak berubah.
(4) Dasar pikiran yang penting dalam kitab ini adalah rumusan “iman-tambah-ketaatan.” Israel dipanggil untuk mempercayai Allah dengan segenap jiwa raga dan menaati perintah-perintah-Nya dengan tekun. Iman-tambah-ketaatan akan memungkinkan mereka mewarisi janji-janji berkat Allah yang penuh; ketiadaan iman dan ketaatan, pada pihak lain, akan mengakibatkan kegagalan dan hukuman.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ketika Yesus dicobai oleh Iblis, Ia menanggapinya dengan mengutip ayat-ayat dari Ulangan (Mat 4:4,7,10 mengutip Ul 8:3; Ul 6:16; Ul 6:13). Ketika Yesus ditanya tentang hukum mana yang paling besar, Ia menjawab dari Ulangan (Mat 22:37; bd. Ul 6:5). Kitab-kitab PB mengutip atau mengacu kepada Ulangan hampir sebanyak 100 kali. Sebuah nubuat Mesianis yang jelas (Ul 18:15-19) disebutkan dua kali dalam Kisah Para Rasul (Ul 3:22-23; Ul 7:37). Sifat rohani Ulangan merupakan landasan dari penyataan PB.