KOMUNITAS GLORIAVALE SELANDIA BARU

KOMUNITAS KRISTEN GLORIAVALE

SERI 3 KELOMPOK MASYARAKAT  KHUSUS

Komunitas Kristen Gloriavale, dapat ditemui  di Haupiri di Pantai Barat Pulau Selatan Selandia Baru. Berikut adalah gambaran berdasarkan informasi yang tersedia:

 

Siapa Mereka dan Dari Mana Berasal:

  • Gloriavale didirikan pada tahun 1969 oleh seorang penginjil Australia bernama Neville Cooper, yang kemudian mengubah namanya menjadi Hopeful Christian.
  • Awalnya dimulai sebagai Komunitas Kristen Springbank di dekat kota Cust di Canterbury, di Pantai Timur Pulau Selatan.
  • Pada awal tahun 1990-an, komunitas ini pindah ke lokasi mereka saat ini di Lembah Haupiri di Pantai Barat dan mendirikan permukiman yang dikenal sebagai Gloriavale.
  • Asal-usul komunitas ini terletak pada keinginan untuk mempraktikkan Kekristenan berdasarkan interpretasi mereka terhadap Alkitab, menekankan kehidupan komunal dan berbagi sumber daya, mengambil inspirasi dari gereja Kristen mula-mula di Yerusalem (Kisah Para Rasul 2:41-47).
  • Anggota terkadang menyebut diri mereka Kristen tetapi dikenal oleh orang luar sebagai “Cooperites” (pengikut Cooper) sesuai nama pendiri mereka, sebuah nama yang dilaporkan mereka tolak.
  • Seiring waktu, Gloriavale telah berkembang hingga mencakup sekitar 90 keluarga, dengan populasi sekitar 470-490 orang berdasarkan perkiraan terbaru. Anggota berasal dari berbagai belahan dunia.

 

Gaya Hidup Komunitas:

  • Gloriavale adalah komunitas yang tertutup dan terpencil dengan kontak terbatas dengan dunia luar. Mereka menghindari media arus utama seperti televisi dan surat kabar.
  • Gaya hidup mereka didasarkan pada interpretasi Kristen fundamentalis, dengan penekanan kuat pada nilai-nilai tradisional.
  • Aspek-aspek utama gaya hidup mereka meliputi:
    • Keluarga Besar: Kontrasepsi tidak diizinkan, dan keluarga besar adalah hal yang umum, dengan banyak pasangan memiliki sepuluh anak atau lebih.
    • Peran Gender: Peran gender yang ketat diberlakukan. Pria biasanya terlibat dalam berbagai bisnis dan konstruksi komunitas, sementara wanita terutama fokus pada pekerjaan rumah tangga, termasuk memasak, membersihkan, dan menjahit.
    • Pakaian Sederhana: Anggota mengenakan seragam khas yang sederhana. Pria biasanya mengenakan kemeja biru lengan panjang dan celana panjang gelap, serta topi jerami atau topi hitam. Wanita mengenakan gaun panjang polos berwarna biru, celemek, dan penutup kepala (kerudung).
    • Kehidupan Komunal: Keluarga tinggal di “asrama” komunal, berbagi ruang hidup dan sumber daya. Makanan secara tradisional disantap di ruang makan komunal, meskipun ini sedikit berubah karena COVID-19.
    • Pendidikan: Komunitas mengoperasikan sekolah Kristen swasta mereka sendiri, yang berfokus pada nilai-nilai Alkitab di samping keterampilan akademik dasar. Pendidikan formal sering berakhir sekitar usia 15 tahun, setelah itu kaum muda beralih bekerja di dalam bisnis komunitas.
    • Teknologi Terbatas: Meskipun tidak sepenuhnya menolak semua teknologi, Gloriavale secara selektif mengadopsi teknologi untuk bisnis mereka tetapi umumnya menghindari penggunaannya dalam kehidupan pribadi dan sosial untuk meminimalkan pengaruh luar. Mereka terutama menggunakan teknologi modern dalam peternakan sapi perah dan usaha komersial lainnya.
    • Kehidupan Spiritual: Agama merupakan pusat kehidupan sehari-hari, dengan pertemuan rutin untuk berdoa, bernyanyi, memberikan kesaksian, dan pengajaran agama.

Pekerjaan Sehari-hari:

  • Gloriavale berusaha untuk mencukupi kebutuhan sendiri dan mengoperasikan berbagai bisnis yang menyediakan pekerjaan bagi anggotanya.
  • Industri dan pekerjaan utama meliputi:
    • Peternakan Sapi Perah: Ini adalah bagian utama dari ekonomi mereka, dengan operasi peternakan sapi perah skala besar yang memasok perusahaan susu lokal.
    • Pabrik Pengolahan Limbah Hewan (Rendering Plant): Mereka mengoperasikan pabrik pengolahan limbah hewan yang signifikan yang mengolah produk sampingan hewan menjadi tepung dan lemak untuk diekspor.
    • Teknik dan Bengkel: Komunitas memiliki teknisi dan bengkel sendiri untuk memelihara mesin, kendaraan, dan bahkan pesawat terbang.
    • Bangunan dan Konstruksi: Mereka memiliki tenaga kerja terampil untuk membangun dan memelihara infrastruktur mereka sendiri.
    • Usaha Lain: Secara historis, mereka terlibat dalam usaha lain seperti perkebunan pasar, pembuatan keranjang, dan bahkan maskapai penerbangan yang berumur pendek.
  • Pekerjaan di dalam komunitas sangat terstruktur, dengan anggota ditugaskan peran berdasarkan kebutuhan komunitas. Ada tuduhan dari mantan anggota tentang jam kerja yang panjang dan istirahat yang terbatas.

Sorotan Pers dan Pemerintah:

  • Gloriavale telah menghadapi liputan media dan pengawasan yang signifikan di Selandia Baru karena berbagai tuduhan dan insiden.
  • Kekhawatiran utama yang diangkat meliputi:
    • Tuduhan Pelecehan: Ada banyak tuduhan pelecehan seksual, fisik, dan emosional di dalam komunitas, termasuk hukuman terhadap pendirinya, Neville Cooper, atas tuduhan pelecehan seksual pada tahun 1995.
    • Eksploitasi di Tempat Kerja: Mantan anggota telah mengajukan kasus ke Pengadilan Ketenagakerjaan yang menuduh bahwa mereka diperlakukan sebagai karyawan sejak usia muda tetapi ditolak hak-hak kerja dasar seperti upah minimum, cuti berbayar, dan jam kerja yang diatur. Pengadilan Ketenagakerjaan telah memutuskan mendukung beberapa mantan anggota ini, menyatakan bahwa mereka memang karyawan dan bukan sukarelawan.
    • Kekhawatiran Hak Asasi Manusia: Para kritikus dan mantan anggota telah menyuarakan kekhawatiran tentang kurangnya kebebasan individu, terutama bagi wanita, dan tekanan untuk mematuhi aturan ketat komunitas. Isu-isu seperti pernikahan yang diatur dan peluang terbatas di luar komunitas telah disorot.
    • Pekerja Anak: Tuduhan dan temuan pengadilan menunjukkan bahwa anak-anak di dalam komunitas terlibat dalam pekerjaan yang signifikan sejak usia muda dalam operasi komersial komunitas, yang menimbulkan pertanyaan tentang undang-undang pekerja anak.
  • Pemerintah dan berbagai badan telah terlibat dalam penyelidikan dan proses hukum terkait tuduhan ini, berusaha untuk memastikan bahwa hak-hak individu di dalam komunitas dilindungi oleh hukum Selandia Baru. Ini termasuk penyelidikan terhadap sekolah Gloriavale dan tanggapan gabungan antar lembaga terhadap kekhawatiran yang diajukan.

Singkatnya, Komunitas Kristen Gloriavale adalah komunitas agama yang terpencil dan tertutup di Selandia Baru yang mempraktikkan gaya hidup komunal dengan norma-norma agama dan sosial yang ketat. Meskipun mereka berusaha untuk mencukupi kebutuhan sendiri melalui berbagai bisnis mereka, mereka telah menghadapi pengawasan dan tantangan hukum yang signifikan terkait tuduhan pelecehan dan perlakuan terhadap anggota mereka, terutama dalam kaitannya dengan praktik kerja dan standar hak asasi manusia di bawah hukum Selandia Baru.