### **Konsekuensi Teologis Membawa Persembahan Kristus**
Setiap kali orang Kristen menghadap Allah, mereka datang dengan membawa iman kepada pengorbanan Kristus. Karena Yesus telah menjadi satu-satunya kurban yang sempurna, umat Kristen memiliki akses langsung kepada Allah yang Maha Kudus (Ibrani 10:19-22). Namun, pengorbanan Kristus tidak hanya memberikan pengampunan dosa, tetapi juga memanggil umat-Nya untuk merespons dengan kehidupan yang dipersembahkan kepada Allah.
### **1. Roma 12:1 – Persembahan Diri sebagai Kurban yang Hidup**
Dalam Roma 12:1, Rasul Paulus menulis:
*”Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah, aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati.”*
Konteks ini berbicara tentang konsekuensi langsung dari kasih karunia Allah. Persembahan diri ini adalah:
– **Persembahan yang Hidup**: Bukan berupa korban mati, seperti hewan dalam Imamat, tetapi hidup dan aktif. Artinya, setiap aspek kehidupan orang Kristen—pikiran, perkataan, tindakan—dipersembahkan untuk kemuliaan Allah.
– **Kudus**: Hidup dalam kesucian, terpisah dari dunia dosa, sebagai respons terhadap kekudusan Allah.
– **Berkenan kepada Allah**: Hidup yang sesuai dengan kehendak Allah dan menyenangkan hati-Nya melalui iman, kasih, dan ketaatan.
**2. Setiap Hari adalah “Ibadah”**
Dalam Perjanjian Lama, ibadah sering kali dibatasi oleh tempat (Bait Allah) dan waktu tertentu (hari raya atau korban harian). Namun, dalam terang pengorbanan Kristus:
– Ibadah tidak lagi terbatas pada tempat tertentu, melainkan mencakup seluruh aspek kehidupan.
– Kehidupan sehari-hari orang Kristen, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun pelayanan, adalah bagian dari ibadah yang sejati.
**3. Hidup Sebagai Respons kepada Kasih Karunia**
Karena pengorbanan Kristus adalah bentuk kasih karunia Allah yang tidak layak diterima manusia, orang Kristen diundang untuk merespons dengan syukur melalui:
– **Kesetiaan**: Menjadi saksi dalam setiap aspek hidup.
– **Kerendahan Hati**: Mengakui bahwa segala sesuatu yang dimiliki berasal dari Tuhan.
– **Kasih kepada Sesama**: Sebagai perpanjangan kasih Allah dalam dunia.
### **4. Transformasi dan Pembaharuan dalam Kristus**
Roma 12:2 melanjutkan, *”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”*
Persembahan diri kepada Allah berarti hidup dalam transformasi:
– **Pembaruan Pikiran**: Fokus pada apa yang benar, suci, dan mulia.
– **Hidup Berbeda dengan Dunia**: Tidak larut dalam nilai-nilai duniawi, tetapi mencerminkan kasih dan kebenaran Kristus.
– **Menjalankan Kehendak Allah**: Hidup sesuai dengan Firman dan pimpinan Roh Kudus.
### **Kesimpulan**
Bagi orang Kristen, membawa persembahan Kristus kepada Allah setiap kali menghadap-Nya bukan hanya tindakan pasif, melainkan panggilan untuk mempersembahkan diri secara aktif setiap hari. Dengan kata lain, kehidupan mereka menjadi kurban yang hidup, sebuah refleksi nyata dari pengorbanan Kristus yang telah mereka terima. Ini mencakup komitmen harian untuk hidup dengan iman, kasih, ketaatan, dan kesetiaan kepada Allah.