MAJU TERUS DALAM IMAN 2


MAJU TERUS DALAM IMAN 2
2 Pet 1:5-11

1:5 Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
1:6 dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
1:7 dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
.
1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.

Petrus membuat maksudnya menjadi jelas pada setengah bagian kedua dari ayat tersebut. Meneguhkan panggilan berarti tidak “tersandung.” Istilah tersandung dapat diartikan dosa, seperti dalam Yakobus 2:10 dan 3:2. Tetapi jika hanya itu yang ada dalam pikiran Petrus, maka ayat di atas sudah sangat jelas sehingga tidak memerlukan penjelasan lagi: Jika kamu hidup dengan benar (jikalau kamu melakukannya), maka kamu tidak akan berbuat dosa (tersandung). Hal ini sama jelasnya dengan mengatakan: [ika kamu berlari, maka kamu tidak diam.

Para penulis Alkitab tidak menyia-nyiakan daun lontar yang berharga untuk membuat kalimat semacam itu. Karena itulah Petrus menggunakan istilah “tersan d ung” sebagaimana digunakan dalam Roma 11 :11, “tersandung” itu berarti “menanggung dukacita” atau “jatuh ke dalam bahaya.” Dalam Yudas 24, sebuah istilah yang berkaitan menyebutkan anugerah Allah menjaga agar manusia tidak tersandung, yang berarti “meninggalkan iman.”

Jadi lawan kata dari tersandung adalah “dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2Petrus 1:11). Dengan kata lain, penulis menggambarkan bahwa orang Kristen sedang melakukan perjalanan panjang yang dimulai dengan panggilan/pilihan Allah. Jika mereka tersandung dalam perjalanan, maka mereka tidak akan sampai di Kerajaan Allah (yaitu mendapatkan keselamatan). Tetapi sebaliknya, jika mereka tidak tersandung dan bertumbuh dalam sifat-sifat baik seperti yang diuraikan Paulus, maka akhirnya mereka akan sampai dan disambut dalam Kerajaan tersebut.

Pengajaran ini penting dalam konteks 2Petrus. Seperti telah dikatakan di atas, guru-guru palsu dalam jemaat tidak hidup sesuai dengan prinsip kekristenan. Meskipun demikian mereka mengatakan bahwa mereka adalah umat pilihan dan sedan.g berada dalam perjalanan menuju Kerajaan Kristus. Penulis menyangkal pernyataan mereka. Meskipun seluruh Perjanjian Baru memberikan kesaksian ten tang pengampunan dosa bagi semua orang yang bertobat dan mengatakan bahwa orang Kristen terus-menerus berbuat dosa, tidak satu pun penulis Perjanjian Baru-termasuk Paulus, Yakobus, Petrus maupun Yohanes-percaya bahwa manusia dapat hidup dengan mengabaikan prinsip kekristenan namun tetap “diselarnatkan” (atau tetap mewarisi Kerajaan). Yesus mengatakan, “Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik” (Matius 7:17). Anda tidak mungkin mendapatkan buah-buah yang “tidak diselamatkan” dari pohon yang “telah diselamatkan.”

Dengan demikian panggilan yang terdapat dalam Kitab 2Petrus adalah panggilan untuk terus maju. Petrus tidak menjawab pertanyaan mengenai apakah seseorang dapat “tersesat” setelah “diselamatkan.” Yang mendapa tkan perha han Petrus dalam hal ini adalah masalah yang jauh lebih praktis. “Pastikanlah bahwa kamu benar-benar diselamatkan!” Dengan kata lain, jika kamu telah dipanggil oleh Allah maka kamu harus meneguhkan panggilan itu melalui ketaatan kepada-Nya, yaitu dengan tunduk dalam hal moral. Jika kamu melakukannya, maka tidak ada keraguan tentang keselamatanmu maupun penyambutanmu dalam Kerajaan Allah. Bagaimana dengan orang-orang yang merasa khawatir bahwa mereka mungkin bukan umat pilihan? Ketaatan mereka kepada Kristus, yang timbul dari keyakinan mereka kepada-Nya, seharusnya merupakan bukti yang cukup meyakinkan akan anugerah yang mereka terima. Sebaliknya jika hidup mereka kurang menunjukkan ketaatan. maka sebaiknya mereka bertobat dan “membuat panggilan dan pilihan mereka makin teguh.”

Disalin dari:
Peter H Davids, Ucapan yang Sulit Dalam Perjanjian Baru, SAAT Malang, p. 226-230

SUMBER:
http://www.sarapanpagi.org/42-berusahalah-sungguh-spy-panggilan-dan-pilihanmu-teguh-vt1436.html