DULU DIPUJA, KINI DIKIRITIK?
PENDAHULUAN:
Mao Zedong adalah tokoh revolusioner yang memimpin Revolusi Komunis China, dan menggulingkan pemerintahan Kuomintang pada 1949. Dia yang mendirikan Republik Rakyat China dan menjadi pemimpin tertingginya. Pada zamannya dia membangun kultus individu yang kuat dan menjadi tokoh pujaan. Namun ternyata dalam perjalanan Sejarah perubahan drastic terjadi sehingga dari tokoh pujaan kemudian menjadi pusat kritikan. Apa yang terjadi tersebut dapat dijelaskan melalui uraian dibawah ini.
- Karisma dan Kultus Individu:
Pada masa kepemimpinannya, Mao berhasil membangun kultus individu yang kuat. Propagandanya mempromosikan dirinya sebagai “Pemimpin Agung” dan “Matahari Merah”. Fenomena ini menciptakan pemujaan massal terhadap Mao.
- Kontrol Informasi:
Selama era Mao, pemerintah mengendalikan arus informasi dengan ketat. Kritik terhadap Mao dilarang, sementara prestasinya dilebih-lebihkan. Hal ini menciptakan citra sempurna Mao di mata rakyat.
- Transformasi Ekonomi:
Setelah kematian Mao, Deng Xiaoping memperkenalkan reformasi ekonomi yang mengubah Cina dari negara komunis tertutup menjadi ekonomi pasar sosialis. Perubahan ini membuka mata masyarakat terhadap kegagalan kebijakan Mao.
- Keterbukaan Informasi:
Era Deng membawa keterbukaan yang lebih besar. Informasi tentang kegagalan kebijakan Mao seperti Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan mulai tersebar, mengubah persepsi publik.
- Pergeseran Nilai Sosial:
Masyarakat Cina beralih dari idealisme revolusioner ke pragmatisme ekonomi. Nilai-nilai baru ini bertentangan dengan banyak kebijakan Mao.
- Evaluasi Historis:
Pemerintahan Deng memperkenalkan evaluasi resmi terhadap Mao, mengakui kontribusinya namun juga kesalahannya. Ini membuka ruang untuk kritik yang lebih terbuka.
- Generasi Baru:
Generasi yang lahir setelah era Mao tidak mengalami kultus individunya secara langsung, memungkinkan mereka untuk melihat sejarah secara lebih objektif.
- Kontras Kebijakan:
Keberhasilan ekonomi kebijakan Deng membuat banyak orang membandingkan dan mengkritisi kebijakan Mao yang dianggap kurang berhasil.
KESIMPULAN:
Perubahan pandangan ini menunjukkan bagaimana persepsi sosial dapat berubah seiring dengan perubahan politik, ekonomi, dan akses informasi dalam masyarakat. Ini juga menggambarkan bagaimana sejarah dapat diinterpretasi ulang ketika masyarakat mengalami perubahan nilai dan perspektif.