1.Ajaran “Ordo Amoris” dari St. Augustine adalah salah satu konsep penting dalam etika dan teologi Kristen yang dikembangkan olehnya. “Ordo Amoris” berarti “tatanan cinta” atau “ordo kasih”, yang mengacu pada urutan dan prioritas yang benar dalam mencintai berbagai hal. Berikut adalah uraian mengenai ajaran ini:
2.## Konteks dan Latar Belakang
St. Augustine hidup pada masa ketika Gereja Kristen masih berkembang dalam hal doktrin dan praktik. Melalui pengalamannya dan refleksi teologisnya, Augustine mengembangkan pandangan bahwa semua tindakan manusia seharusnya diarahkan oleh cinta, tetapi cinta itu harus diatur dengan benar untuk mencapai kebahagiaan sejati dan keselarasan dengan kehendak Tuhan.
3.### Dasar Ajaran Ordo Amoris
3.1. **Cinta kepada Tuhan sebagai yang Tertinggi**:
Augustine menekankan bahwa cinta kepada Tuhan harus menjadi yang tertinggi dan utama. Ini karena Tuhan adalah kebaikan tertinggi dan sumber dari semua kebaikan lainnya. Semua cinta yang benar harus berasal dari dan diarahkan kepada cinta Tuhan.
3.2. **Cinta kepada Sesama**:
Cinta kepada sesama manusia harus didasarkan pada cinta kepada Tuhan. Ini berarti mencintai orang lain dalam konteks kehendak Tuhan dan mengasihi mereka seperti Tuhan mengasihi kita. Augustine menyatakan bahwa kita harus mencintai sesama seperti kita mencintai diri kita sendiri, tetapi ini harus dilakukan dalam cara yang memuliakan Tuhan.
3.3. **Cinta kepada Diri Sendiri**:
Augustine tidak menolak cinta diri, tetapi ia menekankan bahwa cinta diri harus diatur dengan benar. Cinta diri yang benar adalah menjaga diri kita sesuai dengan kehendak Tuhan, menghindari dosa, dan mencari kebaikan spiritual dan keselamatan.
4.### Urutan dan Prioritas dalam Cinta
4.1. **Prioritas yang Benar**:
Augustine menekankan pentingnya memiliki prioritas yang benar dalam cinta. Ini berarti mengasihi Tuhan di atas segala sesuatu, termasuk diri sendiri dan hal-hal materi. Cinta kepada Tuhan harus mempengaruhi dan mengarahkan semua bentuk cinta lainnya.
4.2.**Menghindari Penyalahgunaan Cinta**:
Salah satu inti ajaran Ordo Amoris adalah bahwa cinta bisa menjadi tidak tertib jika seseorang mencintai hal-hal yang lebih rendah (seperti benda materi atau status sosial) lebih dari hal-hal yang lebih tinggi (seperti Tuhan dan nilai-nilai spiritual). Cinta yang tidak tertib ini dapat menyebabkan dosa dan penderitaan.
4.3. **Cinta sebagai Dasar Etika**:
Ordo Amoris juga berfungsi sebagai dasar untuk etika Augustine. Dengan mengatur cinta kita sesuai dengan urutan yang benar, kita dapat menjalani kehidupan yang etis dan moral, yang membawa kita lebih dekat kepada Tuhan dan kebahagiaan sejati.
5.### Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari
5.1. **Penggunaan Benda Materi**:
Augustine mengajarkan bahwa kita boleh menggunakan benda-benda materi, tetapi kita tidak boleh mencintai mereka melebihi cinta kita kepada Tuhan. Benda-benda materi harus digunakan dengan cara yang mendukung cinta kepada Tuhan dan sesama.
5.2. **Hubungan Antar Manusia**:
Dalam hubungan antar manusia, Ordo Amoris mengajarkan kita untuk mencintai orang lain dalam konteks cinta kepada Tuhan. Ini berarti mengasihi mereka dengan niat baik, mendukung kebaikan mereka, dan membantu mereka mencapai keselamatan.
5.3. **Pengendalian Diri dan Moderasi**:
Augustine menekankan pentingnya pengendalian diri dan moderasi dalam semua aspek kehidupan. Dengan mengatur cinta kita dengan benar, kita bisa menjaga keseimbangan dan menghindari kelebihan atau kekurangan dalam penggunaan dan apresiasi hal-hal duniawi.
6.### Kesimpulan
Ajaran Ordo Amoris dari St. Augustine menekankan pentingnya mengatur cinta dengan benar, menempatkan cinta kepada Tuhan di atas segala sesuatu, dan mencintai segala sesuatu yang lain dalam konteks cinta tersebut. Dengan mengikuti urutan dan prioritas cinta yang benar, manusia dapat mencapai kebahagiaan sejati, menjalani kehidupan yang bermakna, dan selaras dengan kehendak Tuhan. Ordo Amoris menjadi landasan bagi etika Kristen yang mengarahkan bagaimana seseorang harus mencintai Tuhan, diri sendiri, dan sesama manusia dengan cara yang benar dan sesuai dengan ajaran agama.