PENDERITAAN -MEMURNIKAN IMAN

TEODISI

V.ALKITAB DAN PENDERITAAN

 

04.ALAT UNTUK MEMURNIKAN IMAN

1.Penderitaan dan kesulitan menjadi alat Allah utk memurnikan, menguji dan menyempurnakan iman kita.

Seorang pernah mengatakan bhw nelayan yang baik tidak pernah dihasilkan dari pelayaran tanpa ombak dan badai. Demikian juga, orang Kristen yang dewasa tidak pernah dihasilkan dari kehidupan tanpa tantangan, kesulitan dan masalah.

2.Dalam kenyataannya, kita menyaksikan bahwa Tuhan Yesus menderita, bahkan mengakhiri hidupNya mati di kayu salib. Tentu kita semua yakin bahwa hal itu dideritaNya sama sekali bukanlah karena ada sesuatu yang tidak beres atau kesalahan di dalam diriNya. 3.Justru sebaliknya, karena Dia hidup benar, dan dengan tegas menegur manusia termasuk pemimpin-pemimpin agama di zamanNya maka Dia menerima perlawanan yang keras serta dimusuhi oleh mereka yang iri hati kepadaNya.

4.Demikian juga, rasul-rasul mengalami hal yang sama. Justru dari pengalaman seperti itulah rasul-rasul memberikan nase hatnya yang sangat indah dan menantang. Rasul Petrus yang banyak menderita kesulitan dan penderitaan itu menulis: “Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu–yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api–sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya (1Pet.1:6-7; 1Pet.4:12).

5.Demikian juga rasul Yakobus menulis: “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan i tu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun” (Yak.1:2-4).

6.Hal yang sama dituliskan oleh penulis kitab Ibrani ketika dia menegaskan bahwa sekalipun pada mulanya ganjaran itu tidak mendatangkan sukacita, namun hasilnya kelak akan mendatangkan buah kebenaran: “Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. ” (Ibr.12:11)

7.Sebenarnya, pengajaran seperti itu tidak hanya kita temukan di dalam Alkitab Perjanjian Baru, tetapi hal itu telah kita temukan juga di dalam Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Lama kita melihat kehidupan Ayub yang sedemikian menderita, namun kemudian dibenarkan dan dipuji di hadapan Allah(1:6-12; 21-22; 42:7-17).

SUMBER:

http://artikel.sabda.org/mengapa_ada_penderitaan

Note:

Theodicy  (bhs Inggris) ada yang menerjemahkan dengan Teodisi, Teodise atau Teodisae, dalam bahasan  istilah Teodisi lebih banyak yang memakainya .

Teodisi Kristen adalah  ilmu yang mencoba menjelaskan relasi antara Allah yang mahakuasa, berdaulat, adil dan maha baik dengan kenyataan adanya penderitaan dan kejahatan didunia ini.