PENTAHBISAN BAIT ALLAH


PENTAHBISAN BAIT ALLAH

1Raj 8:1-21 -MENGHADAP ALLAH
Ada baiknya Anda membaca seluruh pasal 8 agar mendapatkan gambaran lengkap. Ayat 1-13 yang melukiskan seluruh umat Israel, Salomo (sang raja), para pemimpin rohani, rakyat, bersatu datang ke hadirat Allah. Lalu Salomo mensarikan sikap Allah terhadap rencana Daud membangun Bait Allah (ayat 14-21).

Ayat 22-53 adalah doa Salomo memohon berkat Allah untuk Israel. Di akhir pasal ini, Salomo sebagai pemimpin Israel menyampaikan pesan sesuai firman Allah untuk umat Israel. Baik kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan rohani, tidak mungkin bertumbuh dengan baik apabila tidak ada dua faktor penting ini: kesatuan antara semua unsur dan tekad untuk tumbuh bersama sesuai kehendak dan rencana Allah. Itulah yang kini sedang dilakukan seluruh umat Israel di bawah kepemimpinan Salomo di hadapan Allah. Ada gerak timbal balik antara prakarsa Salomo menghimpun para tua-tua dan seluruh umat Israel dengan sambutan mereka terhadap prakarsa tersebut (ayat 1-4). Namun itu saja belum cukup.

Ketika itu juga pengalaman yang pernah terjadi di zaman Musa, terulang kembali. Awan gelap hadirat Allah menyelimuti mereka, menyadarkan Salomo dan seluruh umat bahwa Bait Allah tidak membuat Ia hadir dengan berkat-Nya sebab Ia bebas adanya. Bukan Allah yang harus menyesuaikan diri dengan kehendak manusia, tetapi manusia yang harus takluk kepada kehendak-Nya. Salomo menghubungkan awan gelap itu dengan ucapan Allah kepada Daud. Hanya dengan kesadaran ini, umat Israel termotivasi untuk hidup sepadan dengan kemuliaan Allah.

Budaya Indonesia cenderung menganggap Allah dapat diatur, entah dengan sesajen, persembahan atau trik-trik politik. Firman ini menyadarkan kita bahwa penghayatan budaya demikian menyesatkan dan mengundang kehancuran. Dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kerohanian, milikilah kesadaran bahwa kita harus tunduk kepada kebenaran Allah, bukan berusaha mengatur Allah.
Camkanlah: Ketika Allah berkenan, itu bukan berarti ijin untuk hidup sembarangan.

PENDALAMAN PEMAHAMAN
Full Life: 1Raj 8:1 – TABUT PERJANJIAN TUHAN.
Tabut perjanjian menjadi satu-satunya perabot di Tempat Yang Mahakudus. Tabut itu merupakan sebuah kotak sepanjang 1 m 14 cm, lebar 68.5 cm dan setinggi 68.5 cm, terbuat dari kayu penaga dan dilapisi dalam dan luar dengan emas murni. Tabut itu mula-mula berisi tiga benda pengingat bahwa Allah adalah raja atas Israel:
(1) loh-loh batu yang berukir Kesepuluh Hukum (bd. Kel 25:16,21; Kel 40:20;
Kel 25:10);
(2) sebuah buli-buli emas penuh dengan manna, yaitu makanan yang disediakan Allah setiap hari untuk Israel selama mereka mengembara di padang gurun; dan
(3) tongkat Harun yang bertunas secara adikodrati. Akan tetapi, pada zaman Salomo tabut perjanjian hanya berisi dua loh batu (2Taw 5:10). Tabut itu ditutup dengan “tutup pendamaian,” tempat darah dipercikkan setiap tahun sekali oleh imam besar pada Hari Raya Pendamaian. Dua kerub emas diukir seiras, ditempatkan dengan muka saling menghadap dengan sayap terbentang ke depan, sambil menudungi tutup tabut dalam bentuk lingkungan. Pada tengah tutup pendamaian, kehadiran Allah dilambangkan oleh terang adikodrati yang sangat cemerlang disebut shekinah

Ende: 1Raj 8:1
Peti Perdjandjian itu sedjak Gunung Sinai merupakan lambang perdjandjian Jahwe dengan umatNja dan ibarat kehadiratNja ditengah umat itu. Hal-ichwalnja ditjeritakan dalam kitab Sjemuel, hingga oleh Dawud dibawa ke Jerusjalem dan ditaruh atas bukit Sion.

Wycliffe: 1Raj 8:1 – Pada waktu itu Raja Salomo menyuruh para tua-tua Israel dan semua kepala suku berkumpul di hadapannya
1. Pada waktu itu Raja Salomo menyuruh para tua-tua Israel dan semua kepala suku berkumpul di hadapannya. Raja merencanakan untuk mengadakan sebuah kebaktian pentahbisan Bait Suci tersebut. Sebagai pendahuluan dari kebaktian tersebut, Tabut Perjanjian dibawa memasuki tempatnya yang baru. Kebaktian pentahbisan itu sendiri diadakan sekitar sebelas bulan sesudah pembangunan Bait Suci tersebut selesai. Pendapat seorang sarjana Perjanjian Lama Jerman, Ewald, bahwa bangunan tersebut ditahbiskan sebulan sebelum selesai dibangun, tidak dapat dipertahankan. Sebelumnya, Tabut Perjanjian diletakkan di kota Daud atau Bukit Sion (II Taw. 6:5-7). Tindakan aktual pemindahan Tabut Perjanjian tersebut dilaksanakan dalam sebuah arak-arakan yang khidmad namun penuh sukacita.

SUMBER :
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=11&chapter=8&verse=1