BACAAN LEKSIONARI : MINGGU PRA PASKAH 4
Keluaran 32:7-14 ; Mazmur 106:6-7,19-23 ; Yohanes 5:31-47
Injil Yohanes 5:31-47
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang Yahudi, “Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar. Ada yang lain yang bersaksi tentang Aku, dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes, dan ia telah bersaksi tentang kebenaran. Tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Yohanes adalah pelita yang menyala dan bercahaya, dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting daripada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku supaya Aku melaksanakannya. Pekerjan itu jualah yang sekarang Kukerjakan, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Dialah yang bersaksi tentang Aku! Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Kamu menyelidiki Kitab-Kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup kekal. Tetapi walupun Kitab-Kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku, dan kamu tidak menerima Aku. Jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. Bagaimanakah kamu dapat percaya, karena kamu menerima hormat seorang dari orang lain tetapi tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa? Jangan kamu menyangka bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa yang kepadanya kamu menaruh pengharapan. Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab Musa telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulis oleh Musa, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Aku katakan?”
SH ; YOH 5:30-47-KESAKSIAN KESAKSIAN TENTANG YESUS
Pernyataan Yesus tentang hubugan unik-Nya dengan Allah tidak dapat diterima oleh para pemimpin Yahudi. Mereka hanya tahu siapa Dia secara manusiawi, maka pernyataan Yesus merupakan penghujatan terhadap Allah! Dan hukuman terhadap penghujat adalah mati! Meski demikian, hukum Taurat mensyaratkan adanya 2-3 orang saksi untuk menyatakan kelayakan seseorang menerima vonis hukuman mati (Ul. 17:6). Yesus pun tahu bahwa ada syarat untuk menghadirkan 2-3 saksi untuk menyatakan bersalah atau tidaknya seseorang (Ul. 19:15). Lalu Yesus mengajukan saksi-saksi untuk mendukung klaim-Nya bahwa Dia adalah Anak Allah.
Saksi pertama ialah Yohanes Pembaptis (33-35). Sebenarnya kesaksian manusia bukan hal yang utama, tetapi Yesus mengajukan saksi ini karena Ia ingin agar orang-orang Yahudi diselamatkan (34). Banyak dari antara mereka yang sudah mendengar dia dan menikmati terangnya (35). Namun mereka tetap tidak mau menerima kesaksiannya. Saksi berikut lebih penting, yaitu karya-Nya yang ajaib. Setiap aspek dari karya-Nya membuktikan keilahian-Nya. Lalu saksi yang terbesar adalah Bapa sendiri. Namun kesaksian itu mereka tolak juga, baik yang tertulis di dalam Kitab Suci maupun melalui Musa (37-40, 45-47). Padahal mereka selalu membanggakan status mereka sebagai umat Allah, yang pernah mengalami pimpinan Musa. Mereka juga rajin membaca dan menyelidiki Kitab Suci (39). Tetapi menolak isinya yang utama, yang menunjuk kepada Yesus, sang Mesias.
Klaim Yesus bahwa diri-Nya adalah Anak Allah jelas beroleh dukungan kuat melalui tiga kesaksian ini. Untuk zaman ini ada kesaksian Roh Kudus yang membimbing orang untuk paham dan percaya penyataan Allah di dalam Yesus. Penolakan terhadap klaim ini terjadi bukan karena kurang-nya bukti, melainkan karena kekerasan hati manusia. Sebalik-nya orang yang percaya akan menerima pengampunan dosa dan karunia hidup kekal. Bagaimana respons Anda? Menerima atau menolak?
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=43&chapter=5&verse=30