SHEMA-DENGARLAH (UL 6:4-5)

Renungan Harian Seri 1 – Shema: Dengarlah (Ulangan 6:4–5)
“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” (Ulangan 6:4–5)

 

  1. Arti Mendalam dari Kata Shema

Kata Shema (שמע) dalam bahasa Ibrani bukan sekadar “mendengar” secara fisik. Shema mencakup makna “memperhatikan, memahami, dan menaati.” Mendengar dalam Alkitab Ibrani adalah tindakan yang melibatkan seluruh keberadaan manusia: hati, pikiran, dan tubuh. Bila seseorang benar-benar mendengar, maka ia juga akan melakukan. Oleh karena itu, Shema menuntut respons aktif—ketaatan dan transformasi hidup.

 

  1. Konteks Sejarah: Panggilan untuk Setia

Ayat Shema disampaikan Musa saat bangsa Israel bersiap memasuki Tanah Perjanjian, setelah 40 tahun di padang gurun. Mereka akan segera hidup di tengah bangsa-bangsa penyembah berhala. Karena itu, Shema menjadi deklarasi iman monotheistik yang kuat: TUHAN itu esa, dan hanya Dialah yang layak disembah. Bagi Israel, Shema bukan hanya ayat hafalan, tetapi juga doa harian—pengingat akan identitas mereka sebagai umat Allah yang dipanggil untuk hidup taat.

 

  1. Relevansi bagi Orang Kristen Masa Kini

Kita pun hidup dalam dunia yang penuh distraksi—“allah-allah” modern seperti teknologi, uang, karir, dan hiburan bersaing untuk merebut hati kita. Dalam kondisi ini, Shema mengajarkan kita untuk sungguh-sungguh mendengar suara Tuhan. Tidak cukup hanya membaca Alkitab atau mendengarkan khotbah, kita perlu membuka hati dan membiarkan firman-Nya membentuk karakter, pilihan, dan tindakan kita sehari-hari.

 

  1. Mendengar sebagai Disiplin Rohani

Mendengar Tuhan membutuhkan ruang dan ketenangan. Melalui disiplin rohani seperti saat teduh, doa yang disertai keheningan, dan perenungan firman, kita belajar mengenali suara-Nya di tengah kebisingan hidup. Seperti dikatakan Yakobus 1:22, kita dipanggil menjadi pelaku firman, bukan hanya pendengar.

 

  1. Langkah Awal Menuju Kasih yang Total

Shema adalah langkah pertama menuju kehidupan yang berakar pada kasih kepada Allah. Ketika kita benar-benar mendengar, kita akan digerakkan untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan. Inilah dasar dari kehidupan iman yang sejati dan transformatif.