SIAPAKAH SOSOK YANG DIMAKSUDKAN ?
Yesaya 8:23-9:6
1.Artikel ini menyoroti mengenai siapakah sosok Sang Penasihat Ajaib, Allah Yang Perkasa, Bapa Yang Kekal dan Raja Damai bagi bangsa Israel sebagaimana yang ditegaskan oleh Nabi Yesaya dalam situasi kegentingan raja dan rakyat Israel Selatan/Yehuda dalam konflik dengan kerajaan Israel Utara yang berkoalisi dengan Kerajaan Aram disatu sisi dan diluar sana ada juga kekuasaan Imperium kerajaan Asyur.
2.Teks Yesaya 8:23-9:6 menjadi berita sukacita bagi setiap orang Kristen, karena sering dihubungkan dengan pribadi Tuhan Yesus Kristus dan karya pembebasan dan keselamatan yang dilakukan Tuhan Yesus Kristus bagi umat manusia. Akan tetapi apabila makna teks tersebut hanya ditinjau dari Perjanjian Baru, khususnya dalam Injil Matius 4:15- 16; Lukas 1:32-33, 79, lalu apa maknanya bagi pembaca mula-mula Kitab Yesaya, secara khusus bagi bangsa Israel yang pada saat itu telah terpecah dalam dua kerajaan; Israel Utara dan Israel Selatan/Yehuda.
3.Siapakah sosok yang dimaksudkan dengan Sang Penasihat Ajaib, Allah Yang Perkasa, Bapa Yang Kekal dan Raja Damai bagi bangsa Israel pada saat itu? Lalu apakah tepat atau kurang tepat apabila langsung ditarik kepada Tuhan Yesus Kristus yang kehadiran-Nya baru sekitar 700 tahun kemudian?
Siapakah sebenarnya sosok yang diberitakan oleh Yesaya sebagai Sang Penasihat Ajaib, Allah Yang Perkasa, Bapa Yang Kekal, Raja Damai tersebut? Dia mendapatkan kuasa dan kerajaan Daud yang kekal, ia mendasari dan mengokohkan kerajaan itu dengan keadilan (mishpat) dan kebenaran (tsedaqah). Dia mengubah kekelaman bangsa Israel betapapun gelap akan menjadi terang kembali. Dia adalah pembebas dan penyelamat mereka.
4.Beberapa penafsir mencoba menghubungkannya denganraja Hizkia anak raja Ahas. Dengan berbagai argmentasi tafisran ini lemah untu dipertahankan, demikian juga penafsir lain yang mencoba mencari sosok historis waktu itu. Kesimpulannya Menurut penulis, sosok anak yang dilahirkan, seorang putra yang diberikan tetap Tuhan juga, tetapi dibicarakan seolah-olah merupakan sosok yang berbeda dari TUHAN (Yahweh) sebagai “Yang Mahakudus, Allah Israel.” Dengan demikian, saya menafsirkan bahwa Yesaya sedang membandingkan sosok raja-raja Israel Selatan/Yehuda, Israel Utara maupun raja-raja dari kerajaan-kerajaan lain sebagai manusia yang kuat, hebat, dan perkasa tetapi tidak kekal seperti keperkasaan Allah Israel yang mengidentifikasikan diri seperti manusia, bahkan seperti seorang anak yang dilahirkan atau seorang putra yang diberikan. Dalam hal ini Yesaya menggunakan gaya bahasa “antropomorfisme” yaitu Allah yang menyandang atribut manusia dan bukan menggunakan gaya bahasa “teoforis” yaitu manusia yang menyandang atribut Allah.
5.Masih menurut penulis , maka saya menegaskan bahwa bagi pembaca mula-mula, Tuhan jugalah Sang Imanuel dan Mesias dalam konteks kekinian bangsa Israel sebagai pembaca Kitab Yesaya maupun masa depan eskatologis Israel yang tidak terlepas juga dari konteks kekinian tersebut.
Seperti yang telah diungkapkan di atas, Tuhan jugalah sang Penasihat Ajaib yang melebihi para penasihat raja dan orang-orang bijaksana, keputusan-Nya juga dipenuhi dengan kebijaksanaan. Tuhan juga adalah Allah Yang Perkasa, Sang Pahlawan Perang yang akan menghalau kerajaan-kerajaan penentang Israel seperti Asyur, Mesir, Babel, Etiopia dan lain-lain. Kerajaan-kerajaan ini muncul, termasyur namun kemudian tenggelam namun Israel sekalipun terhimpit dan mengecil tetap hadir sebagai perjanjian Allah terhadap Daud. Tuhan juga adalah Bapa yang Kekal yang mengasihi Israel sebagai anak-anak-Nya yang sekalipun menghukum ketidaktaatan mereka namun berjanji untuk memulihkan mereka. Tuhan juga adalah Raja Damai yang memberikan mereka damai sejahtera tanpa harus bergantung kepada kekuatan rajaraja dan kerajaan-kerajaan manusia yang timbul dan tenggelam. Hanya Tuhan juga yang sanggup memberikan dan mendatangkan keadilan (mishpat) dan kebenaran (tsedaqah) bagi Israel.
6.Bagaimana dengan pengharapan Mesianis masa depan penggenapannya dalam Perjanjian Baru di dalam Yesus Kristus Tuhan? Kembali lagi kita bisa menelusuri bahwa akar-akar inkarnasi begitu kaya dalam Perjanjian Lama, terutama sangat kaya dalam Kitab Yesaya ini. Tuhan dilukiskan sebagai Imanuel, Anak Daud, Penebus, Hamba Tuhan, Mesias dan banyak lagi. Karena itu akar-akar dari Inkarnasi Yesus Kristus sebelum masa Perjanjian Baru masih dapat diusut dalam Perjanjian Lama, khususnya Kitab Yesaya dari pada dicari di luarnya seperti Apokrifa. Hal ini juga berkaitan dengan kesinambungan (kontinuitas) serta kesatuan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Akan tetapi sebelum memahami Perjanjian Lama dalam terang Perjanjian Baru, sebaiknya kita memahami makna yang tepat sesuai dengan maksud dan berita para penulisnya.
Disarikan dari tulisan
SIAPAKAH DIA: SANG PENASIHAT AJAIB, ALLAH YANG PERKASA, BAPA YANG KEKAL DAN RAJA DAMAI? STUDI TERHADAP MAKNA TEKS YESAYA 8:23-9:6
Marde Christian Stenly Mawikere1)* : Mahasiswa Program Doktor Prodi Teologi Sekolah Tinggi Theologia Jaffray