T A B E R N A K E L

TABERNAKEL 2
T A B E R N A K E L
Bacaan Keluaran 25:1-9 dan Keluaran 26

Aneka Petunjuk Untuk Tempat Ibadah .
Setelah perjanjian itu ditetapkan masih perlu “diberikan suatu bentuk lahiriah yang nyata bagi perjanjian yang baru saja diadakan dengan umat-Nya tersebut dan dibangun sebuah ikatan persekutuan yang jelas yang di dalamnya Dia dapat menyatakan diri kepada umat-Nya dan mereka dapat menghampiri Dia” . Untuk itu Musa dipanggil naik ke atas gunung untuk waktu yang lama. “Berbagai petunjuk ilahi itu meliputi semua rincian, sebab semuanya penting di dalam hubungannya dengan rancangan Allah” . Pada saat yang sama, ketidakhadiran Musa merupakan sebuah ujian terhadap kesungguhan dari dedikasi dan sumpah yang baru saja diucapkan bangsa itu.

Petunjuk Tentang Pendirian Tempat Ibadah (25:8-27:21).
1.Nama-nama yang diberikan untuk bangunan yang biasanya disebut Kemah Suci itu banyak : “kemah pertemuan” yaitu kemah di mana Allah berjumpa dengan umat-Nya (27:21); “kemah saksi” atau “kemah kesaksian” sebab di dalamnya terdapat tabut dan Dasa Titah (25:16); “tempat tinggal” dan “Kemah Suci Tuhan” (Bil. 16:9); atau “Kemah Suci tempat Hukum Allah” (38:21); dan “tempat kudus” (25:8).

2.Nama-nama seperti “rumah” dan “bait” (I Sam. 1:9; 3:3) juga dipakai tetapi yang dimaksudkan adalah keadaan Kemah Suci yang sudah lebih mapan. Nama yang umum dipakai ialah “kemah,” sebuah istilah yang oleh para penerjemah Inggris, diangkat menjadi istilah yang lebih luhur kesannya itu “tabernacle,” mengikuti peristilahan Vulgata Latin tabernaculum.

3.Jelas diajarkan melalui Kemah Suci bahwa Allah hadir di tengah-tengah umat-Nya. Pada saat yang sama Kemah Suci menunjukkan bahwa Dia adalah Allah yang kudus di tengah-tengah bangsa yang penuh dosa, sebab seluruh tatanan Kemah Suci itu menjelaskan bahwa “jalan ke tempat yang kudus itu belum terbuka” (Ibr. 9:8). Dengan tabut yang berisi Kesaksian, Kemah Suci merupakan “saksi yang senantiasa hadir bagi berbagai klaim Allah dan kewajiban manusia” (Cambridge Bible).

KELUARAN 25:1-2- Berikanlah hartamu bagi-Ku!
1.Sebelum meninggalkan Mesir, Allah menggerakkan hati bangsa Mesir untuk membekali Israel dengan benda-benda berharga (Kel. 12:35-36). Apa fungsi perbekalan barang berharga itu di tengah-tengah padang gurun? Sebenarnya, makanan dan minumanlah yang lebih mereka butuhkan untuk perjalanan melintasi padang gurun. Lalu, mengapa Allah mengatur supaya Israel memiliki semua barang itu?

2.Pada nas ini, barulah terlihat rencana Allah yang mengizinkan Israel memperoleh emas, perak, serta kain-kain berharga itu, yakni semua harta itu akan digunakan sebagai persembahan khusus bagi pembangunan kemah suci (Kel. 25:3-6).
Jika Ia meminta Israel memberikan harta mereka maka Ia bermaksud melihat kerelaan hati umat-Nya memberi bagi pekerjaan-Nya di bumi ini. Ia menghendaki hati yang rela untuk memberi bagi pekerjaan-Nya (ayat 1-2). Namun, pembangunan kemah suci tidak hanya membutuhkan beragam batu-batu mulia melainkan juga memerlukan tenaga dan keahlian untuk membuat perabotannya dan baju efod sebagai baju para imam (ayat 7, 9). Semua itu diperlukan bagi kepenuhan kemuliaan Allah di tengah-tengah manusia (ayat 8).

Renungkan:
Masa kini kita berbakti di gedung gereja atau di aula sekolah, atau ditempat lainnya. Disana kita diperkenan bertemu dengan Tuhan Allah dan sesame anggota. Dari anda anda sekalian dimintakan partisipasinya dalam rangka kesinambungan pekerjaan gereja
Sudah selayaknya kita memberi harta, tenaga, dan waktu kita bagi pekerjaan Tuhan. Dia sudah memberikan yang terbaik bagi kita, yakni diri-Nya sendiri.

THANK YOU