Teologi baru menurut Dr Francis Schaeffer adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gerakan teologis yang muncul pada abad ke-20, terutama di kalangan teolog Katolik dan Protestan. Teologi baru mencoba menyesuaikan ajaran agama Kristen dengan perkembangan ilmu pengetahuan, filsafat, sejarah, dan budaya modern. Teologi baru juga mencoba menekankan aspek-aspek sosial, politik, dan ekumenis dari iman Kristen, serta dialog dengan agama-agama lain.
Beberapa ciri dari teologi baru adalah:
- Menggunakan metode kritik sastra dan sejarah untuk mempelajari Alkitab dan tradisi gereja.
- Mengakui adanya keragaman dan perkembangan dalam pemikiran teologis sepanjang sejarah.
- Menghargai pengalaman manusia sebagai sumber teologi, selain dari wahyu dan otoritas gereja.
- Menyadari tantangan-tantangan yang dihadapi oleh agama Kristen di dunia modern, seperti sekularisme, pluralisme, kemiskinan, ketidakadilan, dan krisis lingkungan.
- Mencari cara-cara baru untuk menyampaikan pesan Injil yang relevan dan menarik bagi orang-orang zaman sekarang.
Beberapa tokoh dari teologi baru adalah:
- Karl Barth, seorang teolog Protestan yang menolak liberalisme teologis dan menekankan kedaulatan Allah dan keunikan Kristus.
- Rudolf Bultmann, seorang teolog Protestan yang mencoba menyingkirkan unsur-unsur mitos dari Alkitab dan menafsirkan pesan Injil secara eksistensial.
- Paul Tillich, seorang teolog Protestan yang mencoba menghubungkan iman Kristen dengan filsafat eksistensialisme dan simbolisme.
- Karl Rahner, seorang teolog Katolik yang mengembangkan konsep rahmat sebagai dasar dari hubungan Allah dengan manusia.
- Hans Küng, seorang teolog Katolik yang mengkritik doktrin-doktrin gereja seperti infalibilitas paus dan menyuarakan reformasi gereja.
- Jürgen Moltmann, seorang teolog Protestan yang menekankan tema harapan dan pembebasan dalam teologi Kristen.